Petani kembang kol di wisata air terjun Pelangi Malang manfaatkan lahan perhutani

Jumat, 20 September 2019 | 16:01 WIB   Reporter: Dityasa H Forddanta, Jane Aprilyani
Petani kembang kol di wisata air terjun Pelangi Malang manfaatkan lahan perhutani


JEP GUNUNG BROMO - MALANG. Bertani masih merupakan mata pencaharian warga Desa Gubugklakah, Kabupaten Malang. Kembang kol menjadi salah satu komoditas utama pertanian desa wisata yang juga bagian dari Kecamatan Poncokusumo tersebut.

Wagir merupakan salah satu warga setempat yang sudah puluhan tahun bertani. Lokasi kebun yang digarapnya tepat berada di lokasi wisata Air Terjun Pelangi.

Wagir tidak seperti kebanyakan warga keturunan asli Suku Tengger di desa itu. Jika kebanyakan warga bertani memanfaatkan lahan milik keluarga secara turun temurun, maka Wagir memanfaatkan lahan milik Perhutani.

Dia mengatakan, warga setempat diizinkan untuk menggarap lahan untuk ditanam. "Syaratnya, saya juga harus menanam pohon suren," ujarnya.

Asal tahu saja, pohon suren merupakan tumbuhan berkambium yang bisa tumbuh menjulang hingga 60 meter. Pohon ini tergolong besar, ukuran diameter batang pohonnya bisa mencapai dua hingga tiga meter.

Lahan yang digarap Wagir kurang dari satu hektare (ha). Wagir bilang hanya sekitar 500 meter persegi.

Sekali panen, kebun tersebut bisa menghasilkan kol hingga 3 ton. "Panennya selama tiga bulan sekali," imbuhnya.

Namun, Wagir masih menjual hasil panennya ke tengkulak untuk kemudian didistribusikan ke sejumlah pasar di wilayah sekitar. Harga jual kol hasil panennya sekitar Rp 2.000 per kilogram (kg).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru