Ramai-Ramai Merapat di Pos Ronda Dunia Maya

Sabtu, 19 September 2009 | 00:01 WIB   Reporter: Diade Riva Nugrahani, Danto,

0909m1_29_dan_milisJALANAN macet menyita banyak waktu, hingga tak sempat berjumpa dengan tetangga. Itu adalah masalah klasik di pinggiran Jakarta. Solusinya, para warga membikin milis perumahan. Di dunia maya, mereka bisa berkomunikasi saban hari. Tak salah jika pemeo loe loe gue gue alias gaya hidup individualis disematkan kepada para penduduk kawasan Jakarta dan sekitarnya. Maklum, jarak antara tempat kerja dan tempat tinggal yang jauh, jalanan yang macet, plus seabrek aktivitas bisa memangkas waktu bertegur sapa dengan para tetangga sekitar. Pos ronda, yang biasa jadi ajang gaul di permukiman, juga punah. Pasalnya, perumahan kelas menengah ke atas biasa mengandalkan jasa satuan pengamanan (satpam). Tapi, banyak jalan menuju Roma, banyak pula cara berkenalan dengan tetangga, meski sudah tidak ada pos ronda. Salah satu yang sedang ngetren adalah kongko di dunia maya. Adalah Adji Ekawarman, salah seorang warga yang termasuk peduli dengan hal ini. Di area tempat tinggalnya di BSD City, Tangerang, dia merasa risih lantaran dengan para tetangga tidak saling kenal. Ada tujuh hari dalam seminggu, tapi hampir tak ada waktu untuk bertetangga. “Ada kesempatan bertemu dengan tetangga hari Minggu, tapi itu kebanyakan untuk berkumpul dengan keluarga,” kata Adji. Maka, tepat pada 8 Januari 2003 silam, Adji berinisiatif membuat sarana komunikasi antarwarga BSD City lewat kelompok milis di internet. Namanya BSD City Society. Karena menghuni kawasan perumahan elite, Adji pun didapuk menjadi moderator milis. Namanya lumayan keren: Presiden Milis BSD Society, hingga kini. Mulanya, pria yang pernah bekerja di dunia pertambangan minyak ini hanya mengajak dua tiga orang kenalan yang sama-sama tinggal di BSD. Lama-lama anggota terus bertambah. “Kini anggota kami sudah mencapai 1.800 orang lebih,” kata Adji. Profesi anggotanya beragam, mulai dari pengusaha, dokter, akuntan, hingga pemimpin media massa nasional. Kini, minimal ada lima orang baru ingin gabung di milis BSD, setiap hari. “Tapi tidak semua saya approve. Kami selektif juga jangan sampai mereka memanfaatkan milis ini untuk tujuan tidak baik,” ujar Adji. Keinginan Adji agar bisa mengakrabkan warga BSD City melalui milis mulai terasa. Lewat milis tersebut, sesama warga saling berkomunikasi. Ini terbukti dengan kian banyaknya interaksi antarwarga, cirinya kian banyak yang melempar (posting) ke milis topik-topik ringan seputar lingkungan  BSD. “Awalnya, postingan-postingan seputar kuliner di kawasan BSD, misalnya yang pernah ramai itu mencari makanan pecal paling enak di kawasan BSD dan sekitarnya,” kata Adji. Ajang promosi bisnis Topik-topik surat di milis kemudian berkembang ke pokok yang lebih luas. Misalnya, untuk sarana pengumuman kegiatan di lingkungan rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW), seperti kegiatan perlombaan peringatan Hari Kemerdekaan, 17 Agustus lalu. Belakangan, milis juga menjadi ajang promosi bisnis para anggota. “Saya memang tidak terlalu membatasi promosi di milis ini, sepanjang bukan sampah (spam),” ucap Adji. Misalnya, mempromosikan bisnis restoran keluarga. Setelah kerap berkomunikasi, rasa pertemanan antartetangga pun makin akrab. Kini, di milis ini berkembang istilah TTM. Ini bukan singkatan dari “teman tapi mesra” seperti judul sebuah lagu, lo, “Tapi singkatan dari teman-teman milis,” kata Adji, tergelak. Seiring rasa persaudaraan yang kian akrab, tak jarang komunitas milis BSD Society ini mengadakan kopi darat. Pengumuman dan ajakan bertemu, ya, dilakukan lewat milis. Acaranya berupa bakti sosial, makan-makan, hingga menanam pohon bersama (lihat boks). Selain BSD City, ada perumahan kelas menengah lain yang punya pos ronda di dunia maya. Misalnya saja, Perumahan Bintaro Jaya. Wang Wardhana, Head of CB Market Sales Standard Chartered Bank, yang kini menjadi Sekretaris RW 10 perumahan tersebut, lumayan sibuk mengurusi milis RW 10. “Milis kami hanya bisa diakses oleh warga delapan RT yang ada di RW kami,” kata Wang. Milis mereka sudah berjalan hampir empat tahun. Lewat milis ini, warga yang mayoritas kalangan profesional tersebut saling berkomunikasi. Postingan milis macam-macam, mulai dari fasilitas kompleks, keamanan, informasi pertemuan, informasi acara, informasi yang berupa pengumuman, atau apa pun yang berhubungan dengan kompleks perumahan. Tak sedikit pula usulan untuk mengadakan kegiatan kala libur. Melalui milis ini, warga Perumahan Bintaro Jaya juga kerap kopi darat seperti halnya di Perumahan BSD City. Mulai dari bakti sosial hingga bazar buku murah. Dari sini, komunikasi antarwarga bisa terjalin erat. Satu hal yang agak mustahil jika tidak ada sarana penghubung dunia maya ini. Lantas, ada lagi milis Perumahan Graha Raya, Tangerang. Triyani, konsultan pajak, di sela-sela kesibukannya juga sempat menakhodai milis warga di wilayah Graha Raya. Melalui milis yang dibangun tahun 2006 itu, Triyani kemudian berhasil mengumpulkan sekitar 68-an kepala keluarga yang ada di di dalam kompleks perumahan di daerah Serpong tersebut. “Kebanyakan anggota bergabung di milis ini, karena saling memerlukan informasi seputar lingkungan kompleks,” kata Triyani. Menjadi bekal demo ke pengembang Kebanyakan yang lebih rajin diskusi dalam milis adalah calon penghuni kompleks, mereka yang baru mau cari rumah, atau baru membeli rumah di Graha Raya, namun belum ditempati. Mereka banyak bertanya soal sekolah yang bagus di sekitar perumahan, tata cara pembayaran rumah melalui kredit pemilikan rumah (KPR), soal renovasi rumah, masalah dengan pengembang, sampai kasus-kasus keamanan. Walhasil, meski belum pernah bertemu, masing-masing warga sudah akrab berbagi cerita dan pengalaman melalui milis. Yang lucu, pertemuan antarwarga juga dibahas setelah suatu masalah menghangat di milis. “Misalnya, waktu kita mau demo ke pengembang,” cerita Triyani. Saat itu, seorang warga mengeluhkan rangka bangunan yang ternyata memakai batako dan bukan bata merah sesuai perjanjian jual beli rumah. Melalui milis, warga yang lain menunjukkan bahwa rumah tempatnya tinggal dibangun memakai bata merah seluruhnya. “Akhirnya, foto-foto itu kami jadikan bukti untuk mendemo pengembang,” kata Triyani. Secara keseluruhan, Triyani mengakui milis ini sangat membantu memperlancar komunikasi antarwarga. Agak ke pinggiran sedikit, komunitas milis juga ada. Di Perumahan Taman Serua, Sawangan, Depok, penghuninya punya milis khusus yang awalnya sebagai sarana komunikasi, tapi belakangan berkembang menjadi ajang curhat (curahan hati) para warganya. Pengelola milis di Perumahan Taman Serua ini adalah Agus Salim, yang berprofesi di bidang motion graphics sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Awalnya, sangat susah mengumpulkan warga dalam komunitas milis tersebut. Maklum, di samping belum saling kenal, di antara mereka juga hampir tak pernah bertemu karena kesibukan kerja. Akhirnya, Agus memakai cara klasik: ke setiap warga yang bertemu di kompleks, satu-satu dia tanya nama surat elektronik alias e-mailnya.  “Saya undang masuk milis sampai akhirnya sekarang hampir setengah warga sudah tergabung dalam milis, ada sekitar 80 kepala keluarga,” kata Agus. Kini, milis di perumahan tersebut kerap menjadi ajang macam-macam, mulai dari curhat spesifikasi bangunan yang melenceng dari harapan hingga sarana jual beli rumah, termasuk oper kredit. “Misalnya, saja kemarin ada yang mau oper kontrak rumahnya, ya kita cantumkan di milis,” tutur Agus. Secara keseluruhan, Agus menganggap banyak manfaat adanya milis komunitas perumahan ini. Memang, banyak cara agar warga bisa berkomunikasi, terutama di Jakarta yang cenderung individualistis ini.

Bakti Sosial Hingga Tanam Pohon Bermula dari tegur sapa di dunia maya, timbullah rencana kopi darat. Bentuknya beragam, mulai dari yang ringan untuk sekadar melepas lelah seperti nongkrong di kafe, makan di restoran bersama, hingga yang berbau kemanusiaan macam bakti sosial, bazar buku dan baju murah. Di komunitas milis BSD Society, misalnya, mereka kerap bertemu di lapangan setelah asyik berdiskusi merancang program kerja yang bakal mereka lakukan. Pengumumannya lewat milis tersebut. Sederet agenda terpampang di milis mereka. Acaranya antara lain berupa kegiatan gathering dan aksi lingkungan menanam pohon buah-buahan di lingkungan perumahan BSD City, aksi donor darah, menanam pohon, penggalangan dana bantuan gizi buruk untuk masyarakat miskin di sekitar kompleks, hingga acara makan-makan antaranggota milis di restoran seafood. “Kebetulan anggota kami ada yang menjadi pengusaha restoran seafood, jadi biayanya lebih murah,” ujar Adji Ekawarman, Presiden Milis BSD Society. Di komunitas milis Perumahan Bintaro Jaya, kegiatan kopi darat juga tak jauh beda. Menurut Wang Wardhana, pengelola milis RW 10 Kompleks Perumahan Bintaro Jaya, berawal dari ajakan dan usulan dari warga di milis, mereka kerap melaksanakan kegiatan. Bentuknya terbilang positif. Selain sebagai sarana bertemu antarwarga, juga memberi manfaat pada lingkungan sekitar. Misalnya, senam bersama kala libur,  bakti sosial, perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, atau bazar baju baju dan barang bekas yang hasilnya disumbangkan, hingga acara untuk menjaga lingkungan supaya tetap bersih. Misalnya saja, baru baru ini mereka mencanangkan kegiatan one man-one tree-one fish-one biopori atau lubang lubang resapan air di depan rumah warga. “Dalam kegiatan ini, setiap warga harus menanam satu pohon di masing-masing rumah nya atau lahan-lahan kosong sekitar rumah,” kata Wang. Nah, panitia menyediakan sekitar 2.000 pohon untuk ditanam. Pohon bisa apa saja, mulai pohon berbuah seperti mangga, rambutan, ataupun pohon tahunan. Pohon ditanam di tiap areal yang kosong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test

Terbaru