Sejak menjadi Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pertengahan Juni lalu, peran kacamata magnet yang selalu setia tergantung di leher Rudi Rubiandini selama dua tahun terakhir sering tergantikan.
Rudi harus melepas kacamata magnetnya saat bekerja di lapangan saat matahari sedang terik-teriknya. “Saya ganti dengan kacamata yang agak lebar lensanya dan multigressive, yang menjadi gelap kacanya saat terang di luar dan menjadi jernih lagi ketika di ruangan,” jelas pria kelahiran Tasikmalaya, 9 Februari 1962 ini.
Tapi, Rudi tak akan meninggalkan kacamata magnet itu seterusnya. Setelah tugas di lapangan selesai, Rudi akan kembali memakai kacamata magnet kesayangannya. Tentu bukan tanpa sebab dia memilih kacamata yang selalu tergantung di lehernya itu. “Saya sering lupa menaruh kacamata,” katanya.
Nah, dengan selalu tergantung di leher, sudah barang tentu, Rudi tidak perlu repot-repot mencarinya. Cara memakai kacamata jenis ini pun mudah, cukup menarik sisi bingkai yang dilengkapi magnet lalu memasangkannya pada kedua mata. “Saya memilih kacamata ini karena praktis dan apa pun yang dipilih yang penting fungsinya benar,” ujar guru besar teknik tambang dan minyak Institut Teknologi Bandung itu.
Menurut Rudi, kacamata magnet tergantung terus di lehernya selama lebih dari 12 jam dalam sehari. Hanya saat mandi dan tidur ia menanggalkan “teman setianya” itu.
Tak heran, Rudi mengaku, seperti ada yang hilang bila kacamata tersebut tidak menemaninya saat beraktivitas. “Di rumah, di kantor, ketemu menteri, jalan-jalan, selalu bawa kacamata ini,” imbuhnya.
Sayang, Rudi enggan mengungkap harga kacamata magnet nan sederhana itu. Yang pasti, “Kacamata saya frame-nya dari karet plastik, tapi masih nyaman dipakai,” jelas Rudi yang kedua matanya minus 1,75.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News