SI HITAM BERKUMIS DI PECEL LELE LELA

Sabtu, 17 April 2010 | 01:01 WIB   Reporter: Martina Prianti
SI HITAM BERKUMIS DI PECEL LELE LELA

ILUSTRASI.


Hanya ada pagi di Kedai Lele Lela. Tak peduli mentari ada di atas ubun-ubun kepala atau mentari sudah turun di kaki langit, tetap saja pagi di Kedai Lela.


Tak percaya? KONTAN merasakan “pagi hari” di tengah temaram menjelang malam itu. “Selamat pagi, selamat datang di Pecel Lele Lela,” begitu pramusaji di situ menyapa KONTAN yang ingin mencoba kondangnya kenikmatan pecel lele di Lela, pada Senin (5/4) sekitar pukul 18.30 WIB.


Kedai pecel lele di Jalan Raya Kalimalang yang didominasi warna hijau ini memang sudah kondang di mana-mana. Karena di kedai ini, lele gorengnya tak sekadar dipecak sambal. Masakan lele di sini relatif beragam. KONTAN mencatat, setidaknya ada lima macam menu lele di situ.


Menu lele yang biasa adalah pecel lele orisinal, yakni lele goreng dipecak sambal plus lalapan. Menu ini tak ada bedanya dengan menu serupa yang banyak dijajakan di warung tenda pecel lele di pinggir jalan.


Sedangkan menu lele yang tidak biasa adalah lele filet, alias daging lele tanpa kepala dan buntut. Koki di Kedai Lela ini menyajikan masakan ini dalam potongan berbentuk dadu berukuran besar.


Kalau di daftar menu tak disebutkan sebagai lele filet, bisa jadi pengunjung bisa terkecoh itu bukan menu lele. Namun, cobalah celupkan potongan dadu berbalut tepung itu ke dalam saus padang atau saus tiram. Gigi akan bertemu dengan balutan tepung yang sedikit keras, setelah itu menyentuh lembutnya daging lele yang gurih.


Rangga Umara, sang pemilik kedai, menunturkan bahwa lele filet merupakan menu utama dan hasil kreasi Rangga yang pertama. “Menu ini terinspirasi karena banyak orang yang bilang takut sama kepala lele,” ungkap Rangga.


Rupanya kreasi perdana ini langsung menjadi hits di kedai tersebut. Lantaran bentuk yang unik itulah, menu lele filet ini menjadi menu paling laris hingga sekarang.


Selain menu pecel lele dan lele filet, masih ada lagi menu lain hasil racikan Rangga. Racikan itu juga tak jauh-jauh dari hasil olahan daging ikan berkumis yang berkulit hitam nan licin itu. Lihat saja menu lele saus tiram, lele saus padang, dan lele goreng mentega.


Berbeda dengan lele orisinal atau lele filet, menu lele dalam beragam saus ini disajikan secara utuh alias satu ekor lele lengkap dengan kepala plus kumisnya. Namun, lele ini sudah berbaju tepung. Sajian lele ini kemudian disiram berbagai pilihan saus. Anda tinggal memilih sesuai selera.


Mari kita coba lele saus tiram. Rasanya cocok di lidah. Di situ ada perpaduan yang pas antara rasa manis, sedikit rasa asam, dan rasa asin.


Tak puas? Coba dengan saus padang. Warna saus yang merah menyala menjadikan sajian tampak semakin menggairahkan. Rangga menyediakan tiga tingkat kepedasan untuk menu yang satu ini: pedas biasa, sedang, dan pedas menyengat.


Pilihan itu jelas bergantung pada seberapa banyak keringat yang ingin Anda teteskan. Bagi penyuka bawang bombai, Kedai Lele Lela juga menyediakan lele saus mentega yang penuh dengan irisan bawang bombai.


Bicara soal harga, pengusaha muda asal Bandung ini tidak mematok harga selangit. Setiap porsi lele hanya seharga
Rp 12.000.


Namun, buat yang tak suka lele, jangan keburu menjauhi kedai ini. Di sini juga menyediakan menu ayam. Mulai dari ayam bakar madu, ayam saus padang, hingga ayam kremes. Harganya juga bersahabat, cuma Rp 10.000 per porsi.


Berbiak di mana-mana


Tak kalah dengan menu-menu lele, menu ayam di Lela juga layak dicoba. Ayam bakar madu yang ditemani sambal terasi, misalnya, sangat menggugah selera. Rasa madu terasa. Bila menyantap ayam itu dengan sambal terasa, koalisi manis madu dengan rasa pedas benar-benar terasa nyambung. Sayang, Lela hanya menyediakan sayur cah kangkung.


Soal minuman, tersedia cukup banyak menu, mulai dari beragam jus hingga minuman ringan dengan harga standar warung makan. Coba saja menjajal teh stroberi. Begitu ditenggak, terasa manis kecut, tapi rasa segar pun datang.


Bisa jadi karena variasi menu lele yang kreatif ini membuat Lela cepat punya nama. Meski baru berdiri empat tahun dengan modal cuma Rp 3 juta, Lela sudah bercabang-cabang hingga sebanyak 18 kedai.


Rangga memang membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin membuka kedai Lela ini. Dia menerapkan sistem franchise. Kalau tak ada aral melintang, bulan depan, Lela akan menambah cabang lagi, empat di Jakarta dan empat di Bandung.


Dengan cabang sebanyak itu, tak heran kalau dalam sehari Rangga perlu berbelanja ikan lele sebanyak satu ton. Bandingkan dengan ketika awal buka usaha ini, yang sehari cuma butuh lele sebanyak empat kilogram saja. “Sebenarnya, saya hanya menyajikan sesuatu yang sudah disukai orang banyak tapi dengan cara berbeda,” ucap Rangga, merendah.


Rangga juga terus berkreasi untuk kedainya yang buka mulai pukul 11.00 dan tutup pukul 23.00 WIB ini. “Bulan-bulan berikutnya akan ada menu tambahan,” ucap Yudha Manggala, Manajer Pecel Lele Lela Cabang Kalimalang.


Satu hal yang menarik lainnya dari Lela adalah promosinya yang unik. Promo pertama, memberikan makan gratis seumur hidup bagi pengunjung bernama Lela. Kedua, makan gratis bagi yang berulang tahun. Caranya gampang, cukup menunjukkan tanda pengenal.


Anda bernama Lela?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test

Terbaru