Simak tips wisata dengan kapal pesiar

Jumat, 28 Agustus 2015 | 12:42 WIB   Reporter: Barratut Taqiyyah
Simak tips wisata dengan kapal pesiar


JAKARTA. Wisata kapal pesiar bagi masyarakat Indonesia belum terlalu dikenal ditambah lagi biayanya yang tak terjangkau. Wisata kapal pesiar juga dipandang sebagai wisata kalangan atas dan untuk orang tua. Padahal, perkembangan zaman dan teknologi kini membuat wisata pesiar lebih terjangkau bagi kalangan menengah dan berbagai usia.

“Dulu kapasitas kapal hanya 600-1.000 orang, biaya operasional tinggi, jadi mahal. Sekarang kapal sudah lebih besar, kapasitas bisa sampai 2.700 orang,” ujar Farriek Tawfik, Direktur Princess Cruises untuk Asia Tenggara, Selasa (25/8/2015), di Hotel Pullman, Jakarta.

Johnny Judianto, Cruise Consultant dari Besttourindo menyarankan wisatawan Indonesia untuk mulai mencoba beralih ke wisata kapal pesiar. Farriek, Johnny, dan  Ika Safitri dari Panen Tour kemudian memberikan beberapa tips bagi ‘first-timer’, mereka yang baru pertama kali berwisata menggunakan kapal pesiar. Berikut tipsnya.

1. Kenali Apa Itu Kapal Pesiar

Masih banyak yang berpikir bahwa wisata pesiar hanya menghabiskan waktu di kapal laut hingga bosan. Kapal pesiar masih sering disamakan dengan kapal laut pengangkut penumpang. Menjawab kesalahpahaman ini, Farriek menggunakan perumpamaan sederhana. “Kapal pesiar itu ibarat hotel tempat kalian menginap yang berjalan keliling negara,” ujarnya.

Artinya, setiap fasilitas hotel dapat dinikmati di kapal pesiar. Farriek bahkan menegaskan, fasilitas yang ada di kapal pesiar adalah “semua fasilitas hotel ditambah berbagai fasilitas yang menyenangkan”.

Sapphire Princess, salah satu nama kapal pesiar yang berlayar di Asia, misalnya, bahkan menyediakan fasilitas bioskop, kasino, dan layar tancap (movie star).

2. Budayakan Memesan Jauh Hari

Untuk wisata pesiar, disarankan memesan atau booking minimal tiga bulan sebelum keberangkatan. Johnny bahkan menyarankan enam bulan sebelum keberangkatan. Intinya, semakin jauh waktu memesan, semakin baik harga yang didapat.

Menurut Farriek, budaya masyarakat Indonesia masih suka ‘besok-berangkat’. Hal ini berbahaya karena wisata kapal pesiar perlu dipersiapkan dengan matang. Ditambah lagi jika tidak memesan jauh-jauh hari, godaan mengambil pilihan liburan lain akan banyak berdatangan mendekati hari H.

3. Pilih Wisata Sekitar Asia

Menurut Johnny, orang biasanya tidak nyaman berada jauh-jauh dari rumahnya. Maka untuk ‘first-timer’ ia menyarankan untuk mencoba dulu mengambil trip mengelilingi Asia. Ini akan membuat penumpang merasa lebih tenang dan percaya diri karena dekat dengan ‘rumah’.

4. Ambil Paket 3-5 Malam

Bagi yang jarang atau tak terbiasa hidup di laut, menaiki kapal pesiar bisa terasa kurang nyaman. Pilihlah paket yang wajar. Tiga hingga lima malam merupakan jenjang yang tepat. Farriek bahkan menyarankan 5 malam, karena 3 malam pertama merupakan proses penyesuaian penumpang dengan pesiar, malam keempat dan kelima barulah penumpang dapat menikmati kapal.

5. Makanan Halal dalam Kapal

Masih sedikit kapal pesiar yang memiliki restoran berstatus halal. Meski demikian, Farriek memberikan saran untk makan di restoran vegetarian atau seafood. “Jika ingin menghindari pork, sebaiknya ke tempat vegetarian atau seafood saja,” paparnya.

6. Rencanakan Kegiatan di Kapal

Biaya yang dibayar untuk naik kapal pesiar itu biasanya melingkupi akomodasi dan sebagian besar faslititas. Artinya selain kamar tidur dan makan, pengunjung dapat menggunakan beragam wahana dalam kapal seperti kolam renang, bioskop, dan spa.

Kapal pesiar juga memiliki banyak kegiatan yang dapat diikuti selama perjalanan. Pastikan untuk merencanakan kegiatan apa yang ingin diikuti di dalam kapal, agar saat masuk tak bingung.

Pengunjung dapat memilih aktif mengikuti beragam kegiatan dan sarana, atau sekadar bersantai di balkoni dan menikmati nuansa laut selama berjam-jam, siapa tau jika beruntung akan bertemu hewan laut seperti lumba-lumba atau ikan paus yang naik ke permukaan.

7. Rencanakan Kegiatan di Negara Singgah

Biaya dan tur di negara singgah tidak termasuk dalam tiket. Jadi, pastikan membuat perencanaan di negara singgah, semakin detail semakin baik, seperti ingin berkunjung ke mana saja, menggunakan kendaraan apa, waktunya berapa lama.

Kapal pesiar biasanya tak akan bermalam di satu pelabuhan. Artinya waktu yang dimiliki untuk menjelajah sekitar hanya dari pagi hingga petang. Jangan habiskan waktu untuk tersesat atau bingung.

Menurut Ika, agen-agen tur yang memberikan jasa wisata kapal pesiar biasanya akan menawarkan jasa tur di negara-negara tujuan. Jika sulit membuat perencanaan dan memiliki uang lebih, bisa menggunakan jasa tur dari mereka.

8. Berwisatalah Secara Berkelompok

Jika ini bukan wisata bulan madu, maka berwisatalah secara berkelomok atau bersama keluarga. Jika hanya berdua, potensi jenuh dan bertengkar bisa tinggi. “Nanti bosan lihat muka dia terus, yang ada bertengkar jadinya tidak fun,” ujar Farriek sambil bercanda.

Selain itu jika berwisata berkelompok, biaya yang dikeluarkan untuk jalan-jalan di kota akan lebih murah, karena bisa patungan menyewa kendaraan atau makan dengan porsi keluarga.

9. Jangan Takut dengan Visa

Mengunjungi banyak negara berarti mengurus banyak visa, ini terkadang membuat malas. Meski demikian, Ika dari Panen Tour meyakinkan tak perlu khawatir perihal visa. Jika memang menggunakan rute di Asia, beberapa negara sudah membebaskan warga Indonesia dari visa.

Kemudian untuk negara yang masih butuh visa seperti Jepang, pihak agensi tur akan membantu. Khusus untuk Jepang misalnya, pengurusan visa bisa onboard, diurus sambil berjalan.

Perihal single maupun multiple visa, menurut Ika pihak kapal biasanya sudah memiliki kerja sama dengan negara tujuan. “Jadi walaupun hanya single visa tapi bisa dibantu nanti kalau memang harus bulak-balik,” ujarnya.

Johnny sendiri yakin, setahun atau dua tahun sekali, wisata kapal pesiar itu mungkin dilakukan. Asal benar-benar niat dan memesan dari jauh hari. Ia sendiri mengatakan sejauh ini setiap ‘first-timer’ yang mengikuti wisata pesiar melalui agensinya tak ada yang kecewa.

“Kalau liburan lain, pulangnya biasanya kita tetap capai atau lelah dan butuh liburan lain untuk memulihkan diri dari kelelahan liburan itu. Kalau wisata pesiar, sekali libur, pulang segar,” tambah Farriek. (Jonathan Adrian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru