Tak mandek di 140 karakter

Senin, 21 Februari 2011 | 11:48 WIB   Reporter: Azis Husaini
Tak mandek di 140 karakter

ILUSTRASI. Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany, August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder


Terlahir dari jejaring sosial Twitter, komunitas fiksimini tumbuh pesat dengan anggota mencapai 60.000. Mereka yang semula cuma keranjingan meracik cerita tak lebih dari 140 karakter ini, kini, membuahkan karya lain, yakni novel, lagu, dan film.

Ia menyelidiki kematian janda yang dimutilasi. Tiga bulan kemudian, atasannya mendengar kalau ia kawin dengan janda itu. Inilah sekelumit cerita Kisah Seorang Reserse yang ditulis Agus Noor di jejaring sosial Twitter lewat akun @fiksimini.

Agus hanyalah satu dari ribuan anggota komunitas fiksimini yang aktif menulis cerita di situs jejaring sosial itu. Dengan kalimat yang terbatas, yakni maksimal cuma 140 karakter, mereka mencoba memadatkan isi cerita agar menarik sekaligus mampu merangsang imajinasi siapa pun yang membacanya.

Terlahir di jejaring sosial Twitter, adalah Agus Noor, Clara Ng, dan Eka Kurniawan yang menggagas berdirinya komunitas fiksimini lewat dunia maya. “Tujuan awalnya sejatinya ingin menumbuh semangat membaca sekaligus menulis,” tandas Aan Mansyur, moderator tamu di komunitas ini. Lebih jauh, tiga penggagas komunitas ini juga berharap, rasa cinta budaya dan bahasa Indonesia juga akan berkembang lewat komunitas fiksimini yang berdiri sejak tanggal 18 Maret 2010 ini.

Menyebut para anggotanya dengan sebutan “fiksiminiers”, akun di Twitter ini menampung segala karya cerita mini dengan tema harian. Misalnya, bila tema harian yang diangkat adalah Mendung, para fiksiminiers juga akan mengirimkan tulisan pendek dengan tema serupa. Mereka bebas berimajinasi tentang mendung.

Agar cerita harian yang dikirimkan anggota eksis dan dibaca oleh pembaca atau anggota, ditunjuk beberapa moderator tamu untuk me-retweet karya-karya fiksiminiers yang bagus. Saban hari, para moderator tamu itu akan melakukan tugasnya merekomendasikan tulisan-tulisan bagus para anggotanya, selain tentu para moderator tetap yang tak lain para pendiri.

Asal tahu saja, suatu penentuan karya bagus atau tidak tak asal pilih atau comot. Sang pendiri fiksimini, tiga serangkai yang juga penulis terkenal, yakni Agus, Clara, dan Eka, membuat rambu-rambu yang biasa disebut 14+1 diktum. Salah satunya, kiriman cerita mini itu harus menceritakan cerita seluas dunia dengan seminim mungkin kata. (Baca boks: Protes Bertubi demi Rekomendasi)

Agus Noor sendiri mendefinisikan fiksimini yang bagus dan layak adalah kata-kata yang terangkai sederhana. “Bila puisi itu mengolah bahasa, fiksimini menyuling cerita dan menyuling dunia,” ungkap Agus Noor dalam salah satu diktum yang dimuat di blog pribadinya.

Kopi darat lahirkan festival film dan lagu

Tak cuma selalu memunculkan kisah-kisah baru di dunia maya, komunitas ini juga telah berkembang menjadi komunitas yang nyata di usianya yang masih belia, yakni belum genap setahun.

Anggotanya yang semula bisa dihitung dengan jari berkembang pesat hingga mencapai sekitar 60.000 orang. Mereka tak hanya orang yang suka menulis cerita superpendek, tapi juga penikmat fiksi pendek yang dikirim di akun Twitter fiksimini.

Sesama anggota fiksimini yang tersebar di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar bahkan berinisiatif menggelar kegiatan sendiri. Diawali kopi darat dengan sesama fiksiminiers di daerahnya masing-masing, mereka kerap mengadakan berbagai acara.

Ambil contoh yang dilakukan Aan dan kawan-kawannya di Makassar. Aan yang sudah 10 tahun menjadi penulis puisi berinisiatif mengumpulkan anggota komunitas fiksimini di daerahnya. “Dari pertemuan pertama, kami sepakat rutin bertemu seminggu sekali atau dua minggu sekali,” ujar lulusan sastra Inggris Universitas Hasanuddin, Makassar itu. Kegiatan ini juga kemudian berlanjut dengan rutin mengadakan kelas menulis, workshop mini, hingga menggelar teater mini.

Anggota komunitas fiksimini asal Surabaya memilih berkunjung ke panti-panti asuhan untuk membagi-bagi buku bacaan sebagaikegiatan rutin saban bulan. “Untuk meningkatkan minat baca mereka, story telling juga kami lakukan rutin saat berkunjung ke sana,” ujar penggiat fiksimini Surabaya Novita Poerwanto.

Selain itu, perempuan yang kini gawe di Credit Suisse itu juga kerap mengundang Clara Ng dalam workshop menulis. “Yang datang 20 sampai 30 orang setiap acara,” ujarnya bangga. Tak cuma penikmat cerita mini, mereka yang ingin belajar menulis dari Clara Ng hadir dalam workshop itu.

Dengan senang hati, Novita juga mengajak teman-temannya bergabung menjadi anggota komunitas fiksimini. Toh, caranya juga gampang, yakni tinggal menjadi follower akun Twitter @fiksimini.

Kegiatan mengajak semakin mudah bagi Novita lantaran kegiatan tulis menulis cerita pendek pada dasarnya kerap dilakukan oleh semua orang. “Ya, seperti mengenang masa remaja saja. Bedanya, kalau dulu kita sering nulis di diary, sekarang nulis di Twitter,” ujar lulusan Sastra Universitas Airlangga, Surabaya ini.

Selain itu, mereka juga bisa belajar menulis dari para penulis top yang tergabung dalam anggota komunitas fiksimini. “Saya banyak belajar menulis dari membaca tulisan-tulisan Mbak Clara dan Mas Agus,” ujar Novita yang juga diamini oleh Aan.

Menariknya, jumpa darat di tingkat regional tadi juga berlanjut ke tingkat nasional. Atas usul anggota komunitas yang kerap kopi darat di berbagai kota, pada tanggal 8 Januari 2011 lalu, mereka mengadakan pertemuan di tingkat nasional.

“Sekitar 50 fiksiminiers hadir dalam acara itu,” imbuh Andy Tantono, moderator tamu yang juga seorang pebisnis plastik daur ulang ini. Pertemuan tingkat nasional itu juga sekaligus menjadi ajang Fiksimini Award 2011.

Beberapa karya fiksiminiers tampil sebagai jawara tulisan terbaik. Sekali lagi, penentunya adalah juri yang tak lain para pendiri komunitas ini. Seluruh biaya acara dan akomodasi ditanggung oleh anggota komunitas yang bersedia hadir.

Dari pertemuan itu pula, tercetus ide-ide kreatif anyar dari sekedar menulis cerita fiksi yang ditulis di Twitter. Salah satunya adalah rutin mengadakan Fiksimini Award.

Untuk menyambut ulang tahun komunitas fiksimini pertama 18 Maret nanti, mereka juga akan mengadakan acara festival film mini berdurasi tiga menit dan lagu mini maksimal dua menit. Sutradara muda Diki Umbara yang juga anggota komunitas fiksimini serta Andji, vokalis band Drive adalah penggagas diadakannya festival ini.

Maklumlah, selain aktif menulis, banyak fiksiminiers yang gemar membikin film pendek. Youtube menjadi ajang mereka untuk mempertontonkan film-film pendek besutan mereka. Sambil nge-tweet di @fiksimini, mereka kerap mempromosikan film-film pendek mereka. Ini pula yang mengilhami dibikinnya festival film.

Apalagi, beberapa film pendek anggota komunitas mendapat respon luar biasa, utamanya dari mahasiswa Indonesia yang kini ada di Singapura. Rencananya, mahasiswa ini akan membuat festival film mini di sana dengan mengikutsertakan film bikinan fiksiminiers. ”Pemenangnya akan diputar di acara ulang tahun fiksimini,” ungkap Novita.

Erdian Aji Prihartono, atau akrab di panggil Andji Drive bilang, anggota fiksimini bisa mengirimkan data audio lagu mereka dalam bentuk CD ke basecamp-nya, yakni di Jalan Danau Poso Blok D1/19 Pejompongan Benhil, Jakarta Pusat 10210. “Judul lagunya harus Aku Merindukan Kamu Yang Dulu. Isi nada dan kalimatnya bebas,” ujar Andji.

Lagu yang kelak terpilih sebagai jagoan akan diputar di acara ulang tahun pertama fiksimini. Lagu ini kelak juga akan bisa di-download oleh anggota layaknya ring back tone alias RBT. “Lumayan, pencipta lagu bisa dapat royalti dari download,” ujar Andji.

Meski komunitas fiksimini kelak punya banyak kegiatan, Aan menegaskan bahwa komunitas ini tetap seperti saat lahir, yakni tetap tak memiliki ketua komunitas. Mereka juga tetap akan fokus pada semangat awal, yakni menumbuhkan semangat membaca dan menulis bagi seluruh anggotanya.

Selain itu, dalam pertemuan nasional itu juga tetap disepakati, semua anggota fiksimini bebas dan boleh-boleh saja menggelar jumpa darat dengan sesama anggota fiksimini.

Di daerah, sesama penggiat fiksimini daerah bahkan akan berupaya jumpa darat seminggu sekali. “Adapun di tingkat nasional, kami akan kumpul setahun sekali,” ujar Andy. Pertemuan rutin ini diharapkan dapat merangsang ide-ide sekaligus untuk bahan evaluasi kegiatan komunitas fiksimini.

Novita berharap, para anggota juga bisa memetik peluang dari pertemuan yang rutin dia gelar di Surabaya. Ia mencontohkan dirinya yang akan segera merilis buku berisi tulisan-tulisannya di akun Twitter @fiksimini bersama empat orang kerabatnya yang ia kenal di komunitas ini. “Masing-masing dari kami menyetor 20 karya fiksimini,” ujar Novita sambil menyebutkan sebuah penerbit besar siap menerbitkan bukunya pada awal Maret 2011 ini.

Kata Novita, ide ini meluncur begitu saja dari obrolan ringan di Twitter enam bulan lalu. Lewat pertemuan di Jakarta dari pagi hingga pagi, lima orang yang juga merupakan sesama anggota fiksimini sepakat menulis. Beruntung, ide ini juga diamini oleh penerbit besar,” ujarnya, senang.

Bukan hanya itu saja. Kini, Novita juga sedang menggarap sebuah novel secara tandem dengan temannya, yang lagi-lagi dia kenal dari komunitas fiksimini. “Jadi, selain nambah teman baru, kita bisa nambah kegiatan lain yang bermanfaat di luar kegiatan rutin,” ujar Novita yang rajin nge-tweet bersama teman-temannya pencinta fiksi mini. Syukur, kalau kemudian kegiatan itu kelak bisa menambah pendapatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test

Terbaru