GOOGLE dan Yahoo! punya pesaing baru. Pasalnya, dua produk baru search engine alias mesin pencari, telah muncul. Mereka adalah WolframAlpha (www.wolframalpha.com) dan Bing (www.bing.com). Meskipun secara resmi baru meluncur pada awal bulan Juni 2009 lalu, mesin pencari rancangan Microsoft Corporation ini sejatinya sudah memulai debut pada 28 Mei 2009. Adapun WolframAlpha tampil sejak 15 Mei 2009.
Berbeda dengan Bing yang murni merupakan mesin pencari seperti Google dan Yahoo!, WolframAlpha adalah mesin pencari khusus informasi seputar pengetahuan. Nama search engine unik tersebut disesuaikan dengan nama sang penemu, yaitu Stephen Wolfram.
Mengkhususkan diri pada informasi seputar ilmu pengetahuan, Wolfram Alpha hanya akan mengeluarkan data-data atau nama-nama yang sudah tercatat dalam sejarah. Jika Wolframe tak menemukan kata yang Anda input, mesin ini akan menerjemahkannya sebagai input lain dan menampilkan informasi yang terkait dengannya. WolframAlpha memang lebih identik dengan kamus ilmu pengetahuan.
Belum bisa kalahkan Google
Walau tampilannya sederhana, kinerja WolframAlpha cenderung lambat. Untuk memproses sebuah pencarian, WolframAlpha butuh waktu lebih dari 50 detik. Berdasarkan pengamatan KONTAN pada komputer yang sama dengan kinerja standar, catatan tersebut jauh tertinggal apabila dibandingkan Google dan Yahoo! yang masing-masing hanya butuh waktu kurang dari empat detik. Bahkan, Bing mencatat waktu tercepat, yaitu kurang dari tiga detik.
Lantaran lebih spesifik, pengguna WolframAlpha juga belum banyak. Mengutip lembaga riset Hitwise, total pangsa pasar pengguna WolframAlpha di Asia Pasifik baru mencapai 0,05%. Prospek Bing lebih cerah. Saat ini Bing mampu menempati posisi ketiga di Asia Pasifik setelah Google dan Yahoo!. Bahkan, Bing sudah menggusur saudara kandungnya, Live.com.
Data statistik di lembaga riset ComScore juga menunjukkan prestasi Bing yang luar biasa di Amerika Serikat (AS). Selama dua tahun, baru kali ini mesin pencari Microsoft meraih market share dalam dua digit. Pada 2-6 Juni 2009, pangsa pasar Bing mencapai 11,1% dari seluruh situs mesin pencari di AS. ComScore juga mencatat, saat ini Bing berada di urutan ketiga setelah Yahoo! dan Google. Yahoo! meraih market share 20%, sementara Google mendekati 70%.
Lalu, bagaimana kira-kira prospek Bing di Indonesia? Anggota Dewan Profesi dan Asosiasi Masyarakat Telematika Indonesia Rudi Rusdiah memperkirakan Bing tak akan mampu merebut pangsa pasar Google. "Ada beberapa hal yang membuat pasar Google tak terkalahkan," ujarnya.
Pertama, masyarakat Indonesia sudah sangat intim dengan Google. Kedua, Google yang meluncur pada tahun 1998, memiliki database lebih lengkap. Sehingga, besar kemungkinan Google bakal tetap menjadi mesin pencari dengan muatan bank data yang paling dicari oleh si internet di seluruh dunia.
Sebenarnya wajar saja kalau database Bing kalah lengkap daripada Google. "Itu karena Bing masih baru," katanya. Tapi, kendati kelak bank data Bing berkembang lebih lengkap, menurut Rusdiah, Bing hanya memiliki kesempatan untuk merebut pangsa pasar Yahoo! Indonesia. "Kalau pun semakin berkembang, dia tetap tidak akan bisa mengalahkan Google. Percuma saja kalau mereka mau melawan Google di Indonesia," imbuh Rudi.
Plus minus mesin pencari
Sebenarnya, ketika mengetahui Bing bikinan adalah Microsoft, banyak orang yang berharap bahwa mesin pencari ini punya banyak keunggulan. Benarkah? Mari kita bandingkan si Bing dengan mesin pencari legendaris Yahoo! Search serta search engine kondang Google.
Dari aspek kemudahan pemakaian dan tampilan muka, Bing berusaha mengungguli mesin-mesin pencari lainnya. Banyak pihak yang menilai tampilan Bing lebih menarik ketimbang para seniornya. Mesin pencari ini tampil lebih dinamis dan segar.
Bagaimana dengan proses pencarian informasi? Dibandingkan dengan Yahoo!Search dan Google, Bing lebih memudahkan pengguna melakukan pencarian. Ketika Anda mengetikkan kata "sate", misalnya, selain menampilkan daftar informasi tentang sate, Bing juga menampilkan daftar kata yang berhubungan dengan sate, seperti satay, satay recipe, dan chicken satay.
Bing juga mampu mengidentifikasi pencarian yang lebih relevan melalui fitur Best Match untuk hasil relevan, Deep Links untuk tautan tambahan, dan Quick Preview yang memberi fasilitas jendela pop-up tentang situs -situs terkait.
Bing juga mengusung beberapa properti pelengkap. Ada Bing Maps yang menggunakan teknologi yang sebelumnya bisa ditemukan dalam Microsoft virtual earth. Ada juga Bing Travel yang merupakan hasil teknologi akuisisi Microsoft terhadap Farecast.
Permasalahan keamanan konten juga menjadi perhatian Microsoft. Mesin pencari baru buatan Microsoft ini sudah melengkapi dirinya dengan fasilitas kontrol pencarian konten dewasa.
Fitur pencarian konten dewasa bisa dilakukan sepanjang pengguna mengaktifkan "non-safe search". Pengguna yang mengetik kata sex atau erotic, misalnya, bisa mendapatkan berbagai halaman dewasa sesuai harapan. Pengaman lainnya, pencarian konten-konten dewasa baru difasilitasi jika menggunakan bahasa Inggris, Amerika, Kanada, atau Australia.
Untuk negara mayoritas muslim seperti Malaysia, Indonesia, Turki, dan negara-negara Arab, pencarian konten dewasa bisa tak menghasilkan apapun. Hal serupa juga terjadi di India, China, Taiwan, Hong Kong, Singapura, Korea dan Thailand.
Rudi bilang, Bing masih sulit diakses dari telepon genggam karena bandwith di Indonesia masih terbatas. Kelemahan lain, tautan BingMaps dan Bing Travel tak muncul dan tampil di satu layar.
Ketika pengguna memasukkan kata kunci bertopik geografi, dua fasilitas itu tak memberi informasi tambahan. Algoritma pencarian Bing juga masih lemah. Edisi Bing Indonesia juga belum memiliki fitur yang lengkap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News