Cukup lama Yuki Arifin Martawidjaja tak meramaikan panggung musik Indonesia. Rupanya, vokalis Pas Band ini lagi sibuk mengurusi bisnis kopi luwak di bawah bendera PT Indostar Luwak. “Baru jalan akhir 2010,” katanya.
Sesuai nama daerah produksinya, seputar Gunung Papandayan, Yuki memberi merek kopi luwaknya Kopi Luwak Papandayan. Tapi, produksi kopi luwak pria kelahiran Bandung, 31 Mei 1969 ini masih kecil, baru sekitar 100 kilogram per bulan. Maklum, dia baru memelihara sekitar 60 ekor luwak.
Dari kantor pemasarannya di Bandung, Yuki memasarkan kopi luwaknya dalam kemasan 10 gram. Setiap saset ia jual seharga Rp 22.000. “Saya jual ke hotel, restoran, dan kafe yang ada di Jawa Barat dan sekitarnya,” tutur dia bersemangat.
Ketertarikan Yuki berbisnis kopi luwak berawal dari hobinya bersepeda BMX dan motor trail di kawasan Gunung Papandayan. Di situ dia bertemu dengan sejumlah pekebun kopi yang membuat kopi luwak.
Dari semula sekadar tanya-tanya mengenai proses pembuatan kopi luwak, akhirnya lulusan Jurusan Sastra Jepang Universitas Padjadjaran ini pun tertarik untuk terjun ke bisnis tersebut. Untuk memulai usahanya itu, tak tanggung-tanggung, Yuki langsung merogoh kocek hingga Rp 1 miliar sebagai modal awal.
Tapi, menurut Yuki, bisnis kopi luwak yang tengah ia jalankan ini tak sepenuhnya bertujuan mencari keuntungan semata. Lebih dari itu, dia ingin mendorong para pekebun yang memproduksi kopi luwak di daerah Gunung Papandayan bisa lebih maju lagi.
Yukie berharap dapat mengurangi sedikit permasalahan ekonomi sebagian masyarakat di negeri ini. “Saya ini seniman, bukan pebisnis. Keuntungan buat saya cukup bisa minum kopi gratis saja,” tuturnya, merendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News