Mengolah kebun di rumah dengan modal murah

Senin, 22 Oktober 2012 | 09:08 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 22 - 28 Oktober 2012
Mengolah kebun di rumah dengan modal murah

ILUSTRASI. Kandungan nutrisi dan manfaat air garam untuk kesehatan tubuh


Gaya hidup berkebun di perkotaan merebak seiring berkembangnya teknik menanam di lahan sempit. Contoh beberapa teknik yang populer adalah sky farm, hidroponik, hingga akuaponik.

Donor Rahayu, pemilik FAM Organic, menjelaskan, tren berkebun di masyarakat urban sangat dipengaruhi oleh pola hidup organik. Orang memanfaatkan lahan terbatas yang masih tersisa dengan menggunakan aneka peralatan sederhana dan ramah lingkungan.

Donor mencermati, kini, hobi memelihara tanaman hias mulai beralih ke buah-buahan atau sayuran. Apalagi, hasil panennya dapat langsung dikonsumsi.

Yang menarik, kegiatan berkebun tidak memerlukan biaya besar. Anda bisa memanfaatkan berbagai peralatan yang ada di rumah atau lingkungan sekitar. Ini termasuk barang bekas yang biasanya berakhir di tempat sampah, seperti kaleng, kemasan plastik, serta kayu.

Teknik sky farm atau sky garden, misalnya, cocok bagi rumah yang tak memiliki pekarangan tapi punya ruang untuk menggantung tanaman. “Kanopi jendela rumah atau kanopi garasi cocok untuk sky farming,” ujar Donor.

Peralatan yang mesti disiapkan pun terbilang sederhana. Misalnya, pot, sekop, gunting tanaman, selang air, termasuk instalasi air, serta benih berikut alat semai. Peralatan seperti sekop, pot, selang, serta gunting tanaman bisa dibeli di toko tanaman, gerai penjualan perkakas, dan hipermarket.

Agar lebih hemat, kata Donor, pot bisa diganti dengan kaleng, pipa paralon atau kemasan plastik bekas. Anda tinggal membersihkan, melubangi, dan memasang tali atau kawat penggantung pada alat itu. Sementara, nampan beras atau boks bekas kemasan makanan dapat digunakan sebagai alat penyemaian benih.

Artinya, hanya dibutuhkan sedikit inovasi dan modifikasi untuk menyukseskan kegiatan berkebun di rumah. Apalagi, media siap tanam pengganti tanah, kini, mudah didapat. Banyak penjual yang menawarkan media siap tanam berbahan arang sekam hingga batu kerikil. Materi yang berbahan arang sekam ini cocok untuk kegiatan berkebun organik.

FAM Organic menjual arang sekam Rp 25.000 untuk kemasan 25 kilogram. Menurut Donor, arang sekam ini dapat mengisi sekitar 10 pot ukuran standar yang biasa menghiasi pekarangan. “Media siap tanam ini juga tidak perlu diganti-ganti secara berkala,” imbuhnya.

Kebutuhan lain adalah pupuk. Pupuk organik dijual seharga Rp 9.000 untuk kemasan 3 kilogram. Penggunaan pupuk sebenarnya hanya sebagai nutrisi tambahan bagi tanaman. Sebab, pada media tanam siap pakai biasanya sudah terkandung kompos yang merupakan sumber nutrisi.

Paket sesuai tekniknya

Selain sky farming, Anda dapat mencoba dua teknik berkebun yang tengah naik daun, yakni hidroponik dan akuaponik. Dua teknik ini mencoba mengganti fungsi tanah sebagai media tanam.

Hidroponik dan akuaponik merekayasa fungsi tanah yang mampu menyediakan air, oksigen, serta nutrisi yang sangat diperlukan tanaman. “Makanya tren hidroponik dan akuaponik ini semakin menjamur di perkotaan yang lahannya terbatas,” papar Muhamad Yusuf Randi, pemilik Randi Farm.

Selama dua tahun terakhir ini, Randi Farm mengembangkan model peralatan hidroponik dan akuaponik yang membantu orang menyalurkan hobi bertanam. Tentu, Randi menciptakan peralatan ini dengan mempertimbangkan rendahnya pengetahuan orang tentang bercocok tanam dan keterbatasan luas lahan.

Bentuk peralatannya menyerupai bangunan semipermanen dengan atap plastik bening yang tak menghalangi sinar matahari. Rangkanya dari pipa. Sementara, media tanam yang digunakan adalah styrofoam dengan 70 lubang tanam untuk hidroponik dan 60 lubang tanam untuk akuaponik.

Randi Farm menawarkan paket peralatan hidroponik dan akuaponik mini yang hemat tempat dan ramah lingkungan ini seharga Rp 1,5 juta. Dengan memanfaatkan alat tersebut, Anda tak perlu membangun kolam ikan untuk menjalankan teknik akuaponik.

Yang menarik, jika membeli paket akuaponik mini dari Randi Farm, Anda akan memperoleh pelatihan budidaya ikan lele sekaligus bercocok tanam ala akuaponik. “Kalau beli paket akuaponik ada tambahan tempat penampungan ikan. Kalau tidak dipakai, ya berarti jadi hidroponik,” ujar Randi.

Tempat ini mampu menampung 100 hingga 150 ikan lele. Ikan yang dibiakkan tak sebatas ikan lele. Anda dapat menggunakan ikan air tawar, seperti nila, gurami, hingga mujair.

Aliran air berperan penting dalam teknik hidroponik maupun akuaponik. Karena itu, Randi menyediakan pompa air untuk menjamin sirkulasi air tetap lancar. Alhasil, akar tanaman dapat menyerap nutrisi yang terbawa dalam aliran air.

Uniknya, Randi mencoba berinovasi dengan mengakali talang air dalam rangkaian hidroponik dan akuaponiknya. Talang air ditinggikan sekitar lima milimeter untuk menahan air tak mengalir ke penampungan yang terletak di bawah rangka. “Jadi kalau listrik mati, airnya tetap mengairi akar,” katanya.

Yang cocok ditanam menggunakan alat hidroponik dan akuaponik dari Randi Farm ini adalah tanaman berakar pendek, seperti kangkung dan selada. Kangkung, misalnya, dapat ditempatkan tiga hingga empat benih di dalam satu lubang tanam. Sedangkan satu benih selada hanya dapat ditempatkan di satu lubang tanam.

Jangka waktu tanam hingga panen tidak lama. Kangkung sekitar sebulan sudah bisa dipanen. “Tapi, nanti dipotong pada batang saja. Karena akan tumbuh lagi, bisa sampai empat hingga lima kali potong baru diganti benih baru,” ujar Randi.

Jika ingin serius berkebun, dia menyarankan Anda membeli peralatan TDS meter seharga Rp 100.000 hingga Rp 110.000 per unit. Sejatinya, alat ini untuk mengukur kadar kebersihan air minum dari kandungan partikel padat yang tak kasat mata.

Dalam berkebun, alat ini dapat membantu pekebun mengukur kandungan partikel padat dalam air yang merupakan nutrisi bagi tanaman. Ketika diukur nanti akan keluar angka-angka. “Air yang bagus itu memiliki skor antara 750 hingga 1.250,” tandas Randi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru