Nampolnya pempek jumbo anak kompleks

Jumat, 27 Januari 2017 | 10:30 WIB   Reporter: Fransiska Firlana
Nampolnya pempek jumbo anak kompleks


Warung pempek milik Nuryani boleh dibilang lokasinya tak strategis. Kedai itu tidak berada di pinggir jalan besar ataupun di tengah keramaian, tetapi di tengah perumahan.

Tepatnya, di komplek Bangunreksa Indah I, Ciledug, Tangerang Banten. Lokasi boleh di tempat sepi tak di pinggir jalan, tapi nyatanya Warung Pojok, demikian sang pemilik menamainya, tak pernah sepi dari pembeli.

Sebab, melalui mulut ke mulut kelezatan pempek olahan Nuryani ini sudah populer tak hanya di kawasan kompleks. Tak heran, sembilan meja, dengan empat kursi di masing-masing meja selalu penuh terisi pembeli.

Kedai tak pernah sepi dari hilir mudik para pembeli. “Dalam sehari, ratusan pembeli ya ada,” kata Nuryani, pemilik warung.

Nuryani bilang, ikan tengiri yang menjadi bahan dasar pempek dalam dua hari bisa habis sebanyak 150 kilogram (kg). Sementara kebutuhan bahan pendukung, seperti sagu, dalam seminggu bisa mencapai 200 kg.

“Kalau dulu dengan bahan 10 kg ikan saja susahnya minta ampun jualnya,” kata perempuan kelahiran Palembang, Sumatra Selatan itu.

Sekarang, pempek ala Warung Pojok sudah dipesan untuk dikirim keluar negeri. Ada yang dibawa ke Belanda, Qatar, dan Singapura. “Tapi cuko-nya (kuah) enggak dibawa, mereka memakannya pakai saus,” kata Nuryani.

Penasarannya sama pempek ini? Langsung saja meluncur ke Komplek Bangunreksa. Bila sudah sampai perumahan ini, langsung saja tanya orang sekeliling pasti sudah tahu lokasi Warung Pojok yang sudah berdiri sejak tahun 2006 ini.

Sekalipun di kompleks, warung ini memiliki lokasi parkir yang cukup luas. Sebab lokasinya ada di deretan paling pojok. Aman buat parkir.

Oh, iya, warung ini buka mulai pukul 10 pagi sampai jam 8 malam. Pada jam makan siang, rata-rata meja akan dipenuhi pembeli.

Bila sudah sampai warung ini langsung saja tunjuk pempek yang tertata rapi di salam etalase. Jangan kaget, ya, ukuran pempek ini besar-besar. Tidak ada pilihan yang kecil-kecil.

“Dari dulu buka warung, saya bikin pempeknya emang besar-besar. Tinggal potong saja kalau mau disajikan lebih kecil. Kalau bikin kecil-kecil itu capek,” ujar Nuryani.

Satu pempek lenjer panjangnya sekitar 12 centimeter (cm) dengan ketebalan 2 cm, harganya Rp 16.000. Pempek adaan ukurannya sedikit lebih kecil dari bola tenis, harganya Rp 15.000. Lalu ada pempek kulit dengan diameter sekitar 10 cm yang harganya 15.000.

Sedangkan pempek kapal selam yang berisi telor besar yang berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa, diberi banderol Rp 30.000. Dan kapal selam berisi telor kecil harganya Rp 16.000.

Setelah memilih pempek yang dipesan, silakan menunggu selama digoreng. Anda bisa memesan cuko-nya disajikan terpisah atau disatukan dengan pempeknya.

Sekitar 10 menit menunggu, pempek siap Anda santap. Dalam mangkok saji terisi dengan pempek yang sudah digoreng dan dipotong beberapa bagian, plus sudah dicampur cuko, lengkap dengan mi kuning dan potongan ketimun. Taburan bubuk ebi tak ketinggalan tersaji.

Jumat tak lengkap

Langsung saja dicoba. Cuko di warung empek-empek ini segar, teksturnya lebih encer daripada cuko empek-empek pada umumnya. Rasanya tak begitu asam, cenderung manis dengan kepedasan yang sedang.

“Saya sajikan rasa cuko-nya sesuai dengan lidah orang di sini. Tingkat keasaman juga saya kurangi. Tapi kalau mau asam, bisa tambah sendiri cuko-nya. Ada, kok, di setiap meja,” ujar Nuryani.

Pempeknya sendiri rasanya nendang banget. Ikannya sangat berasa. Bumbunya sangat pas. Gurih.

Adaan yang merupakan pempek berbahan ikan tengiri dan santan cukup kenyal dan gurih. “Adaan ini paling banyak adonan ikannya,” kata Nuryani.

Pempek kulitnya sangat terasa ikannya. Remukan kulit ikan tengiri masih terbayang. Cukup krispi. Juara rasanya. Pun dengan kapal selamnya, nendang banget.

Paduan cuko encer dengan pempek memang pas. Bak menyeruput kuah bakso, segarnya. Kalau masih kepedasan, netralisir dengan timun. Rasa pempek ini bakal melekat dalam ingatan.

Nuryani mengatakan, untuk mendapatkan pempek yang lezat dia menggunakan ikan tengiri yang pipih.

Bila bosan dengan pempek, Anda bisa menjajal tekwan. Satu porsi berisi 10 bola daging ikan. Kalau setengah porsi, ada lima bola. Satu bola ikan, ukurannya cukup besar.

Tapi porsi setengah itu sudah tersaji semangkuk dan sudah sangat mengenyangkan. Bagaimana tidak, dalam semangkuk tekwan ada lima bola ikan, ada bihun, jamur kuping, lobak, taburan bawang goreng, taburan seledri, dan daun bawang.

Slurpp.... kuah tekwannya seger sekali. Bihunnya lembut. Jamur kupingnya yang berwarna hitam kreyes-kreyes.

“Kami memakai jamur kering yang berkualitas, direndam setengah jam. Lalu cuci bersih baru direbus. Jadi ketika disajikan tak bau jamur,” ujar Nuryani. Bola ikannya sendiri yang berwarna putih cukup kenyal, gurih.

Sebagai penutup, Anda bisa menyantap minuman sarikaya yang bercitarasa manis.

Bila Anda ingin menjajal pempek dan tekwan ala Warung Pojok sebaiknya datang pas hari Selasa sampai Kamis. Sebab di hari-hari itulah pilihannya lengkap.

“Kalau Jumat pempek enggak komplit. Kadang adaan saya nggak bikin. Soalnya selama akhir pekan saya banyak mengerjakan untuk pesanan,” kata Nuryani.

Oh, iya, warung ini tutup setiap hari Senin, ya

Warung Pojok
Kompleks Bangunreksa Indah I Blok C Nomor 7, Ciledug, Tangerang 
(021) 73447040
Koordinat GPS: 
-6,2171340, 106,7058700’

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru