Pindang serani khas Jepara yang nikmat

Kamis, 13 September 2012 | 08:28 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 10 - 16 September 2012
Pindang serani khas Jepara yang nikmat

ILUSTRASI. Lembaga pemeringkat Moody's


Jepara beken sebagai sentra produk mebel dan kerajinan ukir, terutama yang terbuat dari kayu jati. Tapi, sebenarnya kota yang terletak di ujung utara Jawa Tengah ini juga menyimpan beragam kuliner khas yang nikmat.

Salah satu sajian khas Jepara yang patut Anda coba adalah pindang serani. Hidangan berkuah ini menggunakan bahan baku ikan laut. Di kota kelahiran Kartini ini, Anda tak akan mengalami kesulitan menemukan penganan tersebut karena banyak kedai yang menjualnya.

Nah, salah satu kedai yang menjajakan pindang serani sebagai hidangan utama ialah Rumah Makan Cipto Roso yang terletak di pusat kota. Mudah saja menemukan kedai yang didirikan Sri Zamroni sejak lebih dari tiga puluh tahun silam ini.

Jika datang dari arah Semarang, Anda hanya perlu mengarahkan kendaraan menuju alun-alun Kota Jepara. Persis di perempatan sebelum alun-alun, belokkan kendaraan Anda ke kiri, masuk ke Jalan Dr. Soetomo. Susuri saja jalan itu. Setelah melewati dua perempatan, Anda akan menemukan Cipto Roso di sebelah kiri.

Kedai yang buka dari jam 07.30 hingga 16.00 ini sejatinya sederhana saja. Ruangan kedai pun tak begitu luas, hanya sekitar 4 meter x 6 meter. Tiga meja kayu berjajar rapi di dalam ruangan, sementara dua meja lagi ada di serambi kedai. Daya tampung kedai ini juga tak banyak, hanya sekitar 32 orang.

Meski begitu, keterbatasan kedai ini tak menghalangi pengunjung untuk singgah. Menurut Ani Budi Harini, putri ketiga Sri Zamrono, pemilik kedai, pengunjung yang datang ke Cipto Roso saban hari bisa mencapai 200 orang. “Orang asing yang sedang berbisnis di Jepara juga banyak yang makan di kedai ini,” ungkap Ani yang kini menjadi penerus sang ibu untuk mengelola kedai.

Cipto Roso sebetulnya tak cuma menghidangkan pindang serani. Ada pelbagai makanan yang kedai ini tawarkan. Namun, pindang serani lah sajian favorit pengunjung.
Kalau Anda sudah mendapat tempat duduk, segera saja memesan kuliner khas Bumi Kartini ini. Tak berapa lama, pindang serani akan segera dihidangkan di meja Anda.

Dilihat sepintas saja, seporsi pindang serani itu langsung menggoda. Disajikan hangat dalam sebuah mangkuk lebar, sepotong daging ikan tampak tergenang di dalam kuah yang cukup bening.

Di sekelilingnya terdapat potongan cabai, tomat, belimbing wuluh, dan daun kemangi yang menambah daya tarik. Alih-alih bau amis yang muncul, justru bau wangi pindang serani yang menyeruak menggugah selera.

Pakai ikan segar

Tunggu apa lagi? Segera saja cicipi. Cobalah menyendok kuah nan bening itu.

Begitu masuk ke mulut, rasa pedas pun segera menerjang. Rasa pedas pindang serani racikan Sri Zamroni ini memang berani. Kalau Anda tergesa-gesa makan, salah-salah, tenggorok-an bisa tersedak dan Anda pun bakal terbatuk-batuk.

Setelah rasa pedas sedikit berkurang, rasa gurih yang berpadu dengan rasa asam segera menggantikan. Rasanya benar-benar menyegarkan mulut dan kerongkongan Anda. Oh, iya, rasa pedas yang berasal dari cabai, lada, dan jahe juga terasa hangat sampai di perut.

Tapi, itu belum cukup. Cobalah mencuil dan mencicip daging ikannya. Daging ikan laut itu empuk saat digigit. Rasanya begitu gurih saat sampai di lidah. Perpaduan daging ikan yang gurih dengan kuah yang pedas dan asam itu pun menghasilkan rasa nikmat yang bakal memanjakan lidah Anda.

Menurut Ani, untuk menghasilkan pindang serani yang istimewa, ikan laut yang diolah haruslah ikan segar. Biasanya, ia memakai ikan tengiri atau kakap. Dalam sehari, kedainya bisa menghabiskan 20 kg–25 kg ikan laut.

Supaya ikan tidak hancur dan rasanya tetap terjaga istimewa, Ani biasanya memasak kuah dan daging ikan secara terpisah. Pertama-tama, setelah ikan dipotong dilumuri air perasan jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis. Nah, lalu, potongan ikan ini dimasak bersama bumbu rempah. Setelah matang, ikan pun diangkat.

Untuk memasak kuah, Ani mencampur kaldu ikan bersama air dan rempah lain yang dikeprek. Lalu, ia memasukkan potongan tomat, cabai, dan belimbing wuluh. Untuk memperkuat rasa asam, dia menambahkan potongan kecil buah nanas.

Selain itu, Ani memakai daun kemangi untuk menetralkan amis. “Bumbunya sederhana, tapi ada bumbu rahasia untuk menghasilkan pindang serani yang enak,” ujarnya.

Untuk menebus seporsi pindang serani, Anda cukup membayar Rp 15.000.

Jadi, kalau Anda sedang bertandang ke Jepara atau sekadar kebetulan melintasi kota mebel ini, terlalu sayang kalau melewatkan kesempatan mencicipi sensasi unik menyantap hidangan yang satu ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru