Tradisi luhur dalam tari kontemporer Pasar Purnama

Minggu, 18 Maret 2018 | 09:07 WIB   Reporter: Andy Dwijayanto
Tradisi luhur dalam tari kontemporer Pasar Purnama

ILUSTRASI. Pertunjukan tari Pasar Purnama


PEMENTASAN TARI - JAKARTA. Pertunjukan bertajuk Pasar Purnama persembahan Sasikirana Dancelab digelar di Auditorium Galeri Indonesia Kaya pada Sabtu (17/3).

Sasikirana Dancelab merupakan komunitas yang punya inisiatif untuk membangun ekosistem seni tari kontemporer berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia.

Meskipun fokus terhadap seni tari kontemporer, komunitas yang berasal dari Bandung ini tetap menyisipkan unsur-unsur tradisi budaya Indonesia dalam setiap karya seni pertunjukannya.

"Kami harap, semakin banyak seniman-seniman muda Indonesia yang terinspirasi dengan keunikan dan keragaman budaya Indonesia sehingga warisan budaya kita akan tetap lestari,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam siaran pers, Sabtu (17/3).

Pasar Purnama menghadirkan ritual dan tari klasik dalam sebuah rangkain interpretasi mengisahkan perhomatan masyakarat Sunda kepada Dewi Sri yang melambangkan kesuburan. Mereka percaya bahwa keseimbangan alam tak lepas dari peran manusia dan segala aktivitas yang dilakukan.

Berbagai ritual dan tradisi leluhur yang ada, dipercaya saling menghubungkan dan saling mendukung akan masyarakat dan alam. Dalam durasi 50 menit, penikmat seni di auditorium Galeri Indonesia Kaya disuguhkan dengan keindahan gerak tari dari salah satu kelompok seni terpilih program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia yang digagas oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dan Garin Workshop.

Sasikirana DanceLAB adalah sebuah platform terbuka untuk alumni @sasikirana.dc pasca workshop intensif yg mereka jalani di @nuartpark. Platform ini membuka kesempatan bagi para alumni utk melakukan berbagai proses dan eksperimentasi dalam bentuk apa pun yang dapat berkontribusi pada perkembangan infrastruktur seni pertunjukan di Indonesia.

Kali ini, para alumni dari Bandung melakukan riset terhadap tari Sunda klasik utk mereka interpretasi ulang menjadi sebuah karya pertunjukan yang mengangkat hubungan antara ritual, tradisi dan lingkungan.

“Dalam proses kreatifnya, kami melakukan riset tarian Sunda klasik berjudul "Dewi" dari sang maestro tari sunda, yaitu Irawati Durban. Hasil kerjasama empat koreografer menginterpretasikan kembali karya tersebut menjadi sebuah pertunjukan yang menyangkut hubungan antara ritual, tradisi, dan lingkungan," tambah Tyoba Armei, kreografer pertunjukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru