Program setara D1 ini, lanjut Arus, sejalan dengan tekad Kemenperin yang menargetkan kinerja industri penyamakan kulit pada akhir tahun 2020 akan tumbuh 1% dari realisasi 2019.
“Kami proyeksi industri ini akan terus tumbuh positif dibarengi dengan penanganan pandemi Covid 19 yang semakin baik,” ujarnya.
Kemenperin mencatat, industri penyamakan kulit nasional dapat memproduksi 23,5 juta lembar atau 250.000 kaki persegi kulit jadi per tahun. Potensi ini perlu dioptimalkan seiring dengan langkah untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan bahan bakunya.
“Jadi, sungguh tepat program penguatan industri berbasis komiditas unggulan daerah dilakukan melalui program pendidikan vokasi, yang penyelenggaraannya berkerjasama dengan pemerintah daerah,” papar Arus.
Baca Juga: 20 Jurusan di Unair ini yang buka kuota SBMPTN 2021 terbanyak, simak apa saja
Kepala BPSDMI menambahkan, pendidikan setara D1 ini merupakan wujud nyata pelaksanaan program link and match dengan industri dan bersifat tailor made, yakni sesuai dengan kebutuhan industri yang diselenggarakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap kerja oleh industri.
“Selain itu, tujuan dari program ini adalah untuk mendorong kewirausahaan di daerah tersebut,” imbuhnya.
Bupati Magetan Suprawoto optimistis, penyelenggaraan pendidikan setara D1 di Politeknik ATK Yogyakarta ini diyakini dapat mendukung kemajuan industri kulit di Magetan. “Selain itu dapat membuat persebaran perguruan tinggi di Jawa Timur bagian barat makin merata,” ujarnya.
Selanjutnya: Mau kuliah di negeri jiran? Ada tawaran beasiswa S2 dan S3 dari Pemerintah Malaysia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News