Anak kerap menangis dan mengamuk, kenali penyebabnya

Rabu, 11 Agustus 2021 | 10:40 WIB   Reporter: Ana Risma
Anak kerap menangis dan mengamuk, kenali penyebabnya


PARENTING - Moms, pernahkah anak Moms tiba-tiba menangis sembari marah-marah, bergulingan di lantai, atau memukul benda-benda yang ada di sekitarnya? Bisa jadi, anak Moms mengalami tantrum.

Apa itu tantrum pada anak dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian tantrum

Menurut seorang psikolog bernama Agus Fitria, S.Psi dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, tantrum atau dalam istilah psikologi disebut sebagai "temper tantrum" adalah perilaku marah pada anak-anak yang biasanya terjadi pada usia pra-sekolah yakni 1-4 tahun.

Baca Juga: Fresh graduate sedang cari kerja? Ada lowongan kerja di BUMN ini, cek persyaratannya

Pada umumnya, tantrum merupakan ekspresi frustasi dari anak akibat keterbatasan dan ketidakmampuan mereka dalam menyampaikan pikiran dan perasaannya. Tantrum pada anak juga bisa terjadi karena ketidakpedulian orang tua terhadap kebutuhan dan keinginan mereka. Sehingga, ketika kebutuhan dan keinginan anak tidak terpenuhi maka mereka akan merasa frustasi dan mudah untuk mengamuk.

Anak yang mengalami tantrum akan rentan menangis tanpa henti, berteriak dengan kencang, berguling-guling, menjatuhkan dirinya ke lantai, menendang dan memukul segala sesuatu di sekitarnya, bahkan yang paling parah anak bisa menyakiti diri mereka sendiri.

Meskipun terlihat mengkhawatirkan, namun tantrum pada anak-anak merupakan hal yang wajar terjadi. Oleh sebab itu, Moms tidak perlu terlalu panik dan diharuskan untuk tetap tenang ketika anak-anak mengalami kondisi ini.

Jenis-jenis tantrum

Melansir tulisan dari dokter spesialis anak di Rumah Sakit Siloam Silampari bernama dr. Evi Silviana, Sp.A, tantrum terbagi atas 3 jenis yaitu:

1. Tantrum manipulatif

Tantrum manipulatif akan muncul ketika keinginan anak-anak tidak dipenuhi dengan baik oleh orang tua maupun orang-orang terdekatnya. Tantrum jenis ini sering kali terjadi akibat adanya penolakan yang anak dapatkan atas segala sesuatu yang menjadi keinginannya.

Anak yang mengalami tantrum manipulatif akan melakukan hal-hal yang cenderung dibuat-buat seperti mendorong orang lain terutama mendorong Moms atau Ayah.

Baca Juga: Kucing pun butuh vaksinasi, ini daftar vaksin buat kucing peliharaan

2. Tantrum frustasi

Selanjutnya ada tantrum frustasi. Tantrum frustasi terjadi karena belum mampunya anak untuk mengekspresikan perasaannya dengan baik.

Adapun tantrum jenis ini dipicu oleh beberapa faktor seperti kelelahan, kelaparan, kegagalan dalam melakukan sesuatu, dan stres akibat adanya tekanan dari lingkungan sekitar.

3. Tantrum putus asa

Tantrum putus asa biasanya terjadi karena adanya rasa takut atau ketidaknyamanan yang cukup besar pada anak namun mereka tidak berani untuk mengungkapkannya. Ketika hal itu terjadi, maka anak akan dengan mudahnya untuk mengeluarkan ledakan emosi yang cukup tinggi.

Tanda anak mengalami tantrum putus asa yaitu anak cenderung diam seperti kehilangan gairah untuk melakukan sesuatu, merasa tidak berdaya, serta putus asa.

Cara mengatasi tantrum pada anak

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, tantrum yang dialami oleh anak-anak merupakan suatu hal yang wajar. Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri jika perasaan kesal mungkin saja Moms rasakan ketika menghadapi anak yang mengalami tantrum.

Nah, alih-alih marah dan melakukan sesuatu yang kasar kepada anak, akan jauh lebih baik apabila Moms menerapkan cara-cara berikut ini untuk mengatasi tantrum pada anak:

  • Berikan anak pelukan agar emosi mereka yang meluap-luap dapat mereda
  • Bersikap tenang dan selalu temani anak supaya mereka tidak merasa diabaikan oleh Moms
  • Alihkan perhatian anak dengan cara mengajak mereka jalan-jalan ke luar rumah atau memberikan makanan dan minuman kesukaan mereka
  • Jangan pernah memberikan hukuman fisik kepada anak seperti memukul atau menjewer, karena hal tersebut hanya akan menjadi contoh yang buruk bagi mereka
  • Ketika emosi anak sudah mereda, ajaklah mereka untuk membicarakan hal-hal yang telah menyebabkan mereka mengalami tantrum. Pastikan untuk berbicara dengan nada yang lembut dan tidak terkesan mengintimidasi supaya anak bisa leluasa bercerita tanpa merasa takut

Moms, jika cara-cara tersebut sudah dilakukan namun anak tetap sering mengalami tantrum bahkan semakin parah setiap harinya, maka jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter ya Moms. Karena, konsultasi dengan ahlinya akan membantu anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat berdasarkan jenis dan penyebab tantrum yang mereka alami.

Selanjutnya: Anggun! Inilah Kumpulan Nama Anak Perempuan dari Bahasa Yunani Beserta Artinya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ana Risma

Terbaru