Apa itu Rais Aam di NU? Ini Perbedaan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU

Jumat, 24 Desember 2021 | 11:41 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Apa itu Rais Aam di NU? Ini Perbedaan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU


NAHDLATUL ULAMA -Jakarta. Sembilan orang ahlul halli wal aqdi (AHWA) menetapkan KH Miftachul Akhyar menjadi Rais 'Aam PBNU periode 2021-2026. Penetapan KH Miftachul Akhyar sebagai Rais 'Aam adalah dihasilkan secara mufakat oleh tim AHWA yang dipimpin oleh KH Ma'ruf Amin pada sidang Muktamar NU ke-34 di Bandar Lampung, Kamis (24/12) malam.

Selain memilih Rais 'Aam di NU, agenda Mukmatar NU di Lampung juga akan menetapkan Ketua Umum PBNU.

Dikutip dari Kontan.co.id, Jumat (24/12/2021), sebelum terpilih menjadi Rais Aam PBNU 2021-2026, KH Miftachul Akhyar menjabat sebagai Rais Aam PBNU selepas KH Ma'ruf Amin maju dalam Pemilu Presiden 2019 lalu.

Pada Munas Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-10 yang digelar pada 25-27 November 2020, pengasuh Ponpes Miftachus Sunnah Kota Surabaya ini ditetapkan sebagai ketua umum menggantikan KH Ma'ruf Amin.

KH Miftachul Akhyar akan mengemban tugas di MUI hingga 2025. Lantas, apa itu Rais 'Aam di NU dan perbedaan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU?

Baca Juga: ​Apa itu Rais Aam di NU? Inilah penjelasannya

Perbedaan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU

Rais 'Aam adalah istilah untuk menyebut pemimpin tertinggi di dalam jam’iyah NU. Lengkapnya disebut Rais 'Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dirangkum dari laman NU Online, Rais 'Aam memiliki fungsi, wewenang, dan tugas dalam jam’iyah. Fungsi Rais 'Aam adalah sebagai kepala Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa).

Semua keputusannya secara kolektif dalam syuriyah bersifat mengikat dan ditaati. Dengan adanya Rais 'Aam dan posisi Ketua Umum sendiri, PBNU secara tidak langsung memiliki dua "Ketua Umum".

Namun, perbedaan Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU adalah Rais 'Aam lebih kepada syuriyah yang beranggotakan para Kiai besar NU. Sementara itu Ketua Umum lebih kepada tanfidziyah (pelaksana) yang beranggotakan pengurus seperti organisasi lainnya.

Baca Juga: Ma'ruf Amin: Boleh panggil saya Abah Kia Wapres

Saat pertama Nahdlatul Ulama lahir pada 16 Rajab 1344 bertepatan pada 31 Januari 1926, kedudukan Rais Akbar diberikan kepada KH Hasyim Asy’ari.

Tetapi, setelah Kiai Hasyim Asy’ari meninggal dunia, kedudukan tersebut secara istilah tidak digunakan lagi. KH Wahab Chasbullah yang menggantikan Kiai Hasyim Asy’ari lebih memilih istilah Rais Aam.

Sehingga, untuk Rais ‘Aam Syuriyah PBNU pertama adalah disebut Rais Akbar. Sebuah istilah yang tidak pernah digunakan lagi pada masa-masa selanjutnya. Khusus untuk Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari.  

Baca Juga: Nama Hasyim Asy’ari hilang dalam kamus sejarah, Yenny Wahid apresiasi respon Nadiem

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru