OTOMOTIF - JAKARTA. Anggota DPR yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo melantik pengurus pusat Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PP-PPMKI) periode 2024–2027. Dalam musyawarah nasional PPMKI di Bali awal Desember 2024, terpilih Jos Dharmawan sebagai Ketua Umum PPMKI.
Ajang ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat eksistensi dan kontribusi PPMKI dalam pelestarian mobil kuno di Indonesia. "Mobil kuno dapat terus hidup dan menjadi bagian integral dari budaya serta sejarah otomotif bangsa. Sekaligus memberikan kontribusi yang signifikan bagi industri pariwisata dan ekonomi negara," ujar Bamsoet - sapaan Bambang Soesatyo, dalam keterangannya, akhir pekan lalu.
Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, berdasarkan catatan sejarah, jumlah mobil kuno di Indonesia tidak banyak. Sejak tahun 1895-1930 ada sekitar 500 mobil yang masuk ke Indonesia. Kebanyakan mobil-mobil itu bawaan pemerintah kolonial Belanda melalui saudagar perkebunan, perdagangan, atau orang-orang Belanda yang bermukim Medan, Solo dan Bandung.
Melalui berbagai acara, seperti pameran mobil kuno dan touring bersama, para penggemar mobil kuno dapat berdiskusi tentang teknik restorasi, berbagi tips perawatan, dan melakukan kolaborasi dalam proyek mobil kuno. Hal ini diharapkan menarik perhatian masyarakat luas akan pentingnya melestarikan kendaraan kuno.
Baca Juga: Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 Targetkan Transaksi Rp 3,8 Triliun
"Kendaraan kuno merupakan warisan otomotif yang perlu dilestarikan. Banyak mobil kuno memiliki desain dan teknologi yang mencerminkan peradaban manusia, khususnya pada perkembangan industri otomotif di era tertentu. Misalnya, era 1960-an hingga 1980-an, seperti Volkswagen Kombi dan Ford Mustang, tidak hanya dikenang sebagai kendaraan, tetapi juga sebagai simbol kebebasan dan gaya hidup pada masanya," kata Bamsoet.
Menurutnya, dari segi ekonomi, industri mobil kuno mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Restorasi dan perawatan mobil kuno membutuhkan keahlian khusus yang melibatkan bengkel-bengkel dan sumber daya manusia terampil.
Hal ini membuka peluang kerja bagi mekanik dan ahli restorasi, sekaligus mendukung industri after market seperti penyedia suku cadang dan aksesori mobil. Penyelenggaraan acara otomotif yang melibatkan mobil kuno juga dapat menjadi magnet bagi wisatawan, sehingga meningkatkan pendapatan daerah.
Komunitas penggemar mobil kuno di Indonesia menggambarkan sebuah fenomena yang tidak hanya terbatas pada hobi, tetapi mencakup unsur budaya, sosial, dan ekonomi yang saling terkait. "PPMKI dan anggotanya harus mampu berperan aktif dalam melestarikan sejarah otomotif, memperkuat relasi sosial antar anggota, serta memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan," imbuh Bamsoet.
Selanjutnya: Pengawasan Aset Kripto akan Beralih ke OJK, Triv Menyatakan Kesiapannya
Menarik Dibaca: Kejatuhan Pasar Global Terjadi, Robert Kiyosaki Minta Pegang 3 Aset Investasi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News