Belanja Handphone, Pilih Tawar-menawar atau Harga Pas?

Minggu, 04 Oktober 2009 | 00:46 WIB   Reporter: Azis Husaini

oke-shop_k_carolus-agus-w-editMENCARI pedagang telepon seluler itu semudah mencari pedagang rokok. Di mana-mana ada. Tinggal pilih saja, apakah mau di gerai resmi atau bukan. Apa untung ruginya, Anda pasti sudah tahu. Presiden Direktur PT Cipta Multi Usaha Perkasa dengan brand Global Teleshop, Djatmiko Wardoyo, bilang bahwa membeli ponsel di gerai atau distributor resmi bisa menjamin kenyamanan pembeli. "Kami hanya menjual ponsel Nokia," ujar Djatmiko yang perusahaannya mengoperasikan 265 gerai Global di 110 kota ini. Selain itu, kebanyakan gerai resmi juga menyediakan pro-gram angsuran ponsel. Mereka biasanya bekerjasama dengan bank penerbit kartu kredit. Keunggulan belanja ponsel di gerai resmi, ujar Djatmiko, adalah jaminan bahwa barangnya orisinal dan jelas ada garansinya. Menurut dia, saat ini sudah ada program penambahan waktu garansi. Tentu saja, konsumen harus merogoh kocek lebih dulu untuk garansi tambahan antara 6 bulan ? 12 bulan ini. "Untuk garansi internal, kalau dalam waktu 3 hari ponsel rusak akan kami ganti dengan yang baru," ujar dia. Acapkali konsumen malas keluar rumah karena macet. Nah, jaringan OKEShop menawarkan belanja online bagi konsumen seperti ini. "Kami yang pertama menggunakan konsep shopping online untuk ponsel," ujar Julian Samudro, Senior Vice President Corporate Service Division Trikomsel. Padahal, OKEShop sudah punya 800 gerai di 145 kota di Indonesia. Menurut Julian, di semua mal besar di setiap kota, bisa dipastikan ada gerai jaringan toko yang menjajakan beragam merek ponsel ini. Lebih mahal Belanja di jaringan peritel ponsel ini juga ada untungnya. Kalau Anda tidak menemukan ponsel impian di satu gerai, mereka akan segera mengusahakannya untuk Anda. Misalnya saja, mengambil dari gerai yang lain atau depo. Bagaimana jika kebetulan persediaan ponsel yang dimaksud sudah habis? Julian bertutur, mereka akan meminta kontak si pelanggan untuk dikabari kalau sudah ada barang baru. Namun, "Jarang sekali kami kehabisan, kecuali produk itu laku keras," ujar dia. Hanya, semua kenyamanan tadi ada harganya. Baik Djatmiko maupun Julian mengaku bahwa harga ponsel yang mereka tetapkan memang lebih mahal. "Untuk kenyamanan dan pelayanan yang maksimal, wajar saja kalau lebih mahal sedikit," kata Djatmiko. Perbedaan harga ini lumayan gede. Untuk ponsel di bawah Rp 1,5 juta, misalnya, ada perbedaan harga sampai Rp 50.000. Adapun ponsel di atas Rp 2,5 juta bisa selisih Rp 200.000. Julian mengaku bahwa ada beberapa item yang harganya lebih mahal Rp 60.000 ketimbang pasaran. Namun, ada pula ponsel yang harganya persis seperti gerai independen lain. "Harga ponsel kan fluktuatif, tergantung dolar," dalih dia. Kalau mau mencari harga miring, biasanya pembeli datang ke gerai independen. Menurut Yohannes, pemilik outlet Mandala di Roxy Square, Jakarta, yang membedakan gerai resmi dan gerai tidak resmi terletak pada harga jual ponsel. Maklum saja, "Konsumen kita kalau beli ponsel masih melihat harga," kata dia. Makanya, di gerai independen ini pembeli bebas melakukan tawar-menawar dengan pedagang ponsel. Pembeli juga bebas membanding-bandingkan harga antargerai. "Di sini pelanggan bisa mencari harga termurah," kata Yohannes. Meski mendapatkan ponsel dengan harga lebih miring, jangan khawatir soal garansi. Sekarang ini, kebanyakan gerai independen sudah menjual ponsel yang dilengkapi garansi dari vendor. Kalau garansi sudah habis dan ponsel Anda rusak, Anda juga dapat mendatangi gerai independen seperti ini. Biasanya, mereka menyediakan jasa perbaikan ponsel. "Kalau mbetulin di sini lebih murah Rp 50.000 sampai Rp 100.000 ketimbang di service center resmi," ungkap Yohannes yang menjual beragam merek ponsel. Di gerai independen pun, Anda juga bisa membeli dengan cara kredit. Pemilik outlet Mars Cellular, Kurnia Saputra Salim, menjelaskan bahwa di tokonya bisa menggunakan kartu kredit. Tapi, Anda akan dikenai fee 3%. Kurnia mengamini bahwa pedagang ponsel independen membuka lebar pintu tawar-menawar. "Selisihnya bisa sampai Rp 200.000," kata dia. Bagaimana jika ponsel idaman tidak tersedia di toko? Gampang! Tinggal kontak pedagang ponsel sebelah. "Stoknya ada di teman sendiri," ujar Kurnia. Sedap!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test

Terbaru