Beradu kebolehan merakit si mungil

Senin, 27 Juni 2011 | 08:00 WIB
Beradu kebolehan  merakit si mungil
ILUSTRASI. Perahu nelayan mencari ikan di sekitar platform pengeboran minyak (rig) Blok Offshore North West Java (ONWJ) milik Pertamina Hulu Energi di kawasan perairan utara Karawang, Jawa Barat, Minggu (6/9). KONTAN/Barly Haliem

Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Catur Ari

Mengoleksi miniatur mobil boleh jadi sudah biasa dilakukan orang. Tapi, bagaimana dengan merakit miniatur mobil alias diecast? Meski tergolong langka, hobi ini ternyata banyak digandrungi para eksekutif muda. Di tangan para pehobi ini, pernak-pernik mobil yang sangat kecil bisa dibangun menjadi mobil mini yang apik.

Sebetulnya, istilah diecast berarti mobil mini yang terbuat dari rangkaian besi. Seperti lazimnya mobil asli, mobil diecast juga diproduksi oleh pabrikan. Si pabrikan biasanya memproduksi miniatur mobil sesuai dengan spesifikasi yang terdapat pada varian aslinya.

Nah, kolektor yang tak puas dengan spesifikasi miniatur mobil standar dapat memodifikasi mobilnya. Dalam memodifikasi mobil diecast, para pehobi biasanya tak segan merogoh kocek dalam-dalam. Di Indonesia, para pehobi diecast biasa berinteraksi lewat komunitas Toys and Models Collector Indonesia (Tomici) dan IndoDiecast.

Bernilai jual tinggi

Seorang pehobi, Mayreza, mengaku sudah menggemari hobi ini sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Lambat laun, keahlian Mayreza dalam merakit mobil semakin terasah. "Rakitan saya kerap ditawar orang, tapi selalu saya tolak," ujar eksekutif di sebuah perusahaan logistik itu.

Karena, bagi Mayreza, melakoni diecast amat jauh dari tujuan komersial. Ia senang menggeluti hobi ini karena bisa mengekspresikan diri.

Hingga kini, Mayreza telah memiliki lebih dari 100 unit mobil diecast. Dari sederet buatannya, ia mengaku paling terkesan saat membangun mobil balap. Demi menyerupai aslinya, Mayreza sengaja menggunakan cat dan besi khusus. "Di badan mobil balap kan ada banyak stiker sponsor. Saya cetak sendiri stiker ukuran mini dengan bahan plastik khusus," Mayreza berkisah.

Untuk membangun satu mobil diecast, ia biasa menggunakan tiga hingga empat mobil mainan sebagai kanibal. Untuk badan diecast saja, Mayreza bisa merogoh kocek Rp 100.000 hingga Rp 1 juta. Walhasil, dalam setahun, Mayreza bisa menghabiskan puluhan juta rupiah untuk hobinya.

Jajang Sumantri, seorang praktisi media, punya cerita lain. Ia mengaku paling senang merakit diecast merek Tomica (Jepang), Cararama (China), Matchbox (Prancis), dan Hot Wheels (Amerika Serikat).

Bagi pria yang sudah memiliki sekitar 650 diecast itu, hobi ini berpeluang menjadi bisnis yang mengasyikkan. "Banyak yang memesan ke saya minta dibuatkan diecast," kata Jajang.

Harga satu unit miniatur mobil rakitannya tidak main-main, lo. Dengan modal Rp 120.000, Jajang pernah menjual mobil diecast seharga Rp 1,5 juta. Dalam sebulan, Jajang biasa merakit sekitar 10 unit diecast. "Di Indonesia sendiri, rekor harga tertinggi mobil diecast bisa mencapai Rp 60 juta," kisah Jajang.

Menurutnya, harga diecast bisa mencuat jika memiliki detail yang sulit dikerjakan. Ukuran diecast sendiri beragam, mulai dari yang terkecil, skala satu mobil asli berbanding 150 diecast (1:150), hingga terbesar 1:18. Jadi, semakin kecil diecast, semakin mahal harganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]