Deteksi dini, cegah kolesterol tinggi

Jumat, 18 September 2015 | 10:55 WIB   Reporter: Dina Farisah
Deteksi dini, cegah kolesterol tinggi


JAKARTA. Jangan pernah menganggap remeh gejala pegal-pegal pada tengkuk leher atau pundak. Bisa jadi itu merupakan peringatan dini yang disampaikan tubuh sebagai gejala kolesterol. Ada baiknya mengenali tanda-tanda kolesterol tinggi sejak dini sehingga bisa mengantisipasi agar tak menjadi penyakit berat.

Tentu, untuk memastikan mengidap kolesterol tinggi setelah pemeriksaan laboratorium. Namun, bagi mereka yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas sebaiknya mewaspadai lantaran rentan terkena kolesterol tinggi. Kolesterol juga mengintai mereka yang kurang beraktivitas.

Indikasi terkena kolesterol sebetulnya bisa dikenali. Misal, seringkali merasa pegal di wilayah tengkuk dan pundak.  Gejala kolesterol lain yang bisa terlihat adalah bercak kekuningan di kelopak mata alias xantelasma. "Sering sakit kepala, sakit di tengkuk atau leher belakang, kesemutan, cepat lelah, intinya karena aliran darah tidak lancar yang diakibatkan sumbatan itu," kata dr. Monique Carolina dari RS Awal Bros Tangerang.

Asal tahu saja, kolesterol dalam darah terdiri dari tiga jenis yakni kolesterol total, yakni high density lipoprotein (HDL) alias kolestrol baik dan low density lipoprotein (LDL) atawa kolesterol jahat. Kolesterol diperlukan oleh tubuh untuk membangun dinding sel dan hormon. Selain itu, kolesterol juga merupakan satu komponen penting tubuh menciptakan asam empedu dan vitamin D.

Ahli Gizi RS Persahabatan, Diah Sintani Aprianti menuturkan, batas aman kandungan kolesterol bagi tubuh adalah 200 mg/dl. Kandungan kolesterol total dan LDL manusia harus di bawah batas aman. Sedangkan kandungan HDL dalam tubuh harus di atas garis aman.

Makanya, Diah menyarankan untuk memeriksa kadar kolesterol dalam darah sejak memasuki usia 20 tahun. Khususnya seseorang dengan faktor risiko berat badan berlebih, memiliki keturunan penyakit kardiovaskuler dan diabetes.

"Jika hasil pemeriksaan bagus, maka bisa dilakukan lima tahun sekali dan lebih sering pada penderita yang mengalami hiperkolesterol dan faktor risiko," ujar Diah.

Makanan pemicu kolesterol

Pola makan hidup sehat merupakan strategi jitu dalam melawan kolesterol. Seringkali seseorang tidak memperhatikan menu makanan sehari-hari. Mereka langsung menyantap tanpa peduli apakah makanan tersebut mengandung kolesterol baik atau jahat.

Jenis makanan yang bisa memicu hiperkoleterol adalah asupan makanan lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi serta makanan tinggi kolesterol.  Seseorang harus menghindari makan seperti kulit ayam, lemak pada daging, kuning telur, ikan laut, susu, bebek, burung dara dan sosis. Selain itu, minyak goreng yang digunakan berulang-ulang juga dapat memicu kolesterol.

Menurut Diah, konsumsi daging dapat dibatasi dengan digantikan ikan atau putih telur. Makanan seperti kacang-kacangan, tahu, tempe dan oncom juga baik dikonsumsi karena mengandung lemak tak jenuh baik tunggal maupun ganda yang dapat menurunkan kadar kolesterol.

Sementara, vitamin yang berperan dalam mencegah pembentukan plak (aterosklerosis) akibat penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah adalah asupan vitamin A, C dan E pada makanan sebagai antioksidan.

Vitamin jenis ini banyak ditemukan pada kacang-kacangan (kacang kedelai, mede, almond). Adapun sayuran berwarna merah kuning seperti wortel, tomat dan  bayam merah juga baik untuk dikonsumsi dalam rangka mencegah kolesterol tinggi.

Kemudian, beberapa buah-buahan seperti jeruk, pepaya, apel, mangga, anggur dan alpukat juga berkhasiat menurunkan kolesterol tinggi dalam tubuh.

Selain menjaga pola makan, seseorang juga perlu rutin berolahraga selama 30 menit per hari agar terhindar dari kolesterol tinggi. Pilihan olahraganya bisa lari, berenang, berjalan kaki atau senam aerobik.

Lalu, Diah juga menyarankan supaya penderita kolesterol berhenti merokok karena dapat memicu peningkatan kolesterol dalam darah.

Strategi terakhir untuk mencegah kolesterol tinggi adalah menjaga berat badan. Kelebihan berat badan berisiko memunculkan kolesterol tinggi.  Sebab, berat badan yang berlebih bisa meningkatkan trigliserida darah dan menurunkan kolesterol HDL (kolesterol baik) sehingga memicu kenaikan kolesterol LDL (kolesterol jahat).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri
Terbaru