Game DreadOut raih penjualan hingga Rp 2 miliar

Minggu, 15 Juli 2018 | 16:54 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Game DreadOut raih penjualan hingga Rp 2 miliar

ILUSTRASI. Game DreadOut akan diangkat ke film layar lebar


PERMAINAN / GIM - JAKARTA. Industri kreatif di Indonesia terus berkembang pesat. Salah satu subsektor yaitu industri gim. Para pengembang gim lokal kian mengembangkan pasarnya lewat pameran dan kompetisi.

Lewat kegigihan dan kerja keras, tahun lalu, posisi industri gim Indonesia menempati peringkat ke-16 dunia. Yang mana peringkat ini naik satu peringkat dari tahun sebelumnya.

Sebanyak 171 pengembang lokal terus memasarkan produknya. Salah satunya yaitu Rachmad Imron, founder studio game Digital Happiness yang memperkenalkan seri game DreadOut. Ketertarikan pada gim memang diakui Imron sejak kecil.

Tatkala dari film, gim ataupun buku bergenre horror membentuk kebudayaan dan pengetahuan baginya.

"Karena suka dan sampai punya anak saya belajar semua dari gim. Saya tahu samurai, ninja sampai belajar bahasa inggris dari gim," ujar Imron kepada Kontan.co.id, Minggu (15/7).

Dari situlah, Imron tertarik untuk membuat game. Lagipula diakui Imron, game lokal saat ini masih kurang dibanding game asing. Memulai demo game berjudul DreadOut pada tahun 2013, Imron aktif memasarkannya melalui online.

"Kita beranikan diri buat game anak SMA melawan kuntilanak yang memang belum ada sebelumnya," tuturnya.

Game horror DreadOut pun mendapat preorder pertama kali lewat International Crownfunding. Imron mengaku preorder gim pada tahun 2014 tersebut mendulang pendapatan Rp 350 juta.

"Cita-cita saya dan teman lain pendiri DreadOut adalah membuat sebuah IP Game yang dijadikan bisnis yang baik," tambah Imron.

Bisa mendulang pendapatan besar dan dikenal di dalam ataupun luar negeri memang tidak mudah. Imron mengaku awalnya harus memperkenalkan dahulu kepada market, mencari tahu apa game yang diinginkan masyarakat hingga akhirnya game DreadOut diapresiasi para pemainnya di lokal ataupun internasional.

Pendapatan yang diperolehnya pernah mencapai sekitar Rp 2 miliar. "Penjualan pertama paling banyak dari Amerika Serikat, China, Rusia lalu Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina dan lainnya," jelasnya.

Imron menjelaskan bahwa untuk memperoleh omzet besar tidak mudah. Sama halnya dengan membuat game Dreadout yang memakan waktu dua tahun.

"Dari konsep dan ide dulu, lalu kita buat visualnya, lalu buat prototype, lalu mengerjakan art, kemudian ke sketch, dan transfer ke 3 dimensi (3D), terakhir ke animasi dan diprogram agar dimainkan," beber Imron.

Rencananya, Imron akan membuat game DreadOut seri keempat dengan tema fantasi horror pada tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru