KONTAN.CO.ID - Meski kerap dianggap remeh, nyatanya para Gen Z gemar memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dengan baik, yaitu untuk keperluan edukasi dan pembelajaran.
Tahun ini, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII merilis laporan bertajuk "Survei Penetrasi Internet dan Perilaku Penggunaan Internet 2025". Salah satu bagiannya menyoroti tentang perilaku netizen Indonesia di skena AI.
APJII berhasil mengelompokkan konten AI yang sering diakses berdasarkan generasi. Hasil survei di kelompok Gen Z menjadi yang paling menarik diamati.
Baca Juga: Survei APJII: Hampir 98% Pemain Judol Tidak Mendapatkan Keuntungan
Konten AI Favorit Gen Z
Generasi Z atau Gen Z merujuk pada mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Kelompok ini sekarang masih ada di usia sekolah hingga awal periode kerja.
Dalam survei terbaru APJII, 49,89% responden Gen Z menggunakan AI untuk edukasi atau pembelajaran. Mayoritas anak muda ini gemar menggunakan chatbot pendidikan dan kursus berbasis AI.
Hasil tersebut terbilang masuk akal, karena kelompok generasi ini sebagian besar memang masih menempuh pendidikan.
Konten AI favorit Gen Z berikutnya adalah hiburan, yang mencakup video atau gambar generatif. Kategori ini digemari oleh 25,89% responden.
Selanjutnya adalah konten seputar produktivitas, yang mencakup penulisan otomatis, copywriting, serta analisis data. Konten ini mungkin menjadi favorit Gen Z yang sudah masuk ke dunia kerja.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah data konten AI favorit Gen Z di tahun 2025:
Baca Juga: Survei APJII 2025: Shopee Jadi Toko Online Terfavorit Orang Indonesia
- AI untuk edukasi atau pembelajaran: 49,89%
- AI untuk hiburan: 25,89%
- AI untuk produktivitas: 12,21%
- Asisten virtual: 11,58%
- Lainnya: 0,42%
Baca Juga: 5 Kemampuan Baru ChatGPT-5: Lebih Cepat, Lebih Cermat
Metodologi Survei APJII
Survei APJII dilaksankan pada tanggal 10 April sampai dengan 16 Juli 2025. Jumlah responden tahun ini mencapai 8.700 orang yang tersebar secara proporsional ke dalam 38 provinsi.
APJII juga menjelaskan bahwa responden merupakan WNI di seluruh Indonesia yang berusia minimal 13 tahun. Jawaban responden yang berusia di bawah 13 tahu diperoleh melalui respons orang tua dari anak yang bersangkutan.
Dalam survei ini, APJII menggunakan dua metode, yaitu wawancara tatap muka oleh enumerator terlatih dan penentuan sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan Margin of Error (MoE) kurang lebih 1,1%.
Tonton: Gapki Khawatirkan Target B50 2026 Berpotensi Terdampak Penurunan Ekspor CPO
Selanjutnya: Korea Utara Sebut Upaya Damai Korea Selatan Hanya Mimpi di Siang Bolong
Menarik Dibaca: Mengenal Gentle Exfoliation dan Manfaat Metode Ini untuk Kulit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News