Indonesia berpotensi jadi tujuan wisata surfing dunia

Rabu, 12 September 2018 | 22:46 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Indonesia berpotensi jadi tujuan wisata surfing dunia

ILUSTRASI.


WISATA - JAKARTA. Indonesia terdiri atas beberapa kepulauan, yang di dalamnya terdapat banyak pantai. Tak heran, banyak wisatawan yang terpesona untuk melancong ke beberapa destinasi baharinya.

Seperti yang kita ketahui pantai-pantai di Indonesia memiliki ombak menantang, antara lain Mentawai, Sorake Nias, Krui Lampung, Simelue Aceh, Sengkokang Sumbawa Barat, dan Pantai Keramas Bali yang sudah masuk dalam seri kejuaraan dunia surfing.

Melihat potensi tersebut, sejak tahun 2017 Kementerian Pariwisata (Kempar) menggandeng World Surfing League (WSL) dan Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI).

Tujuannya agar kejuaraan internasional surfing di Indonesia semakin semarak. Selain itu, penyelenggaraan kejuaraan dapat memberikan dampak ekonomi yang luar biasa.

Contohnya di Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Di sana, masyarakat sudah sadar dan melakukan beragam usaha seperti penginapan, restoran, guest house, dan lainnya. Hal ini merupakan dampak dari semakin banyaknya peselancar mancanegara yang hadir di Pesisir Barat.

"Tingkat keterisian homestay di Krui, Lampung naik 50% sampai 70%. Dampaknya ke masyarakat juga terasa. Masyarakat dan nelayan-nelayan kini sudah menjual hasil tangkapannya ke restoran setempat. Para surfer itu spending-nya US$ 50 perhari dengan lama tinggalnya minimal satu minggu," ujar Perwakilan WSL Indonesia, Tipi Jabrik dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Rabu (12/9).

Tipi menilai Indonesia sangat tepat bila dijadikan destinasi utama para peselancar mancanegara karena Indonesia memiliki ombak yang konsisten dari Aceh hingga Papua. Bahkan di Sumbawa Barat sendiri ombaknya sudah terkenal sejak tahun 90-an oleh wisatawan mancanegara.

Tipi Jabrik yang dikenal sebagai surfer profesional, mengatakan saat ini peminat surfing ke Indonesia itu sangat besar. Selain dari Australia, yang paling baru adalah wisatawan asal China dengan porsi yang besar.

Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata Ratna Suranti menambahkan, potensi ini memang baru dikembangkan sejak 2017. Kejuaraan dunia surfing yang bekerja sama dengan WSL, 80 persen pesertanya adalah wisatawan mancanegara.

Setiap kejuaraan selalu disiarkan di situs www.worldsurfleague.com atau bisa diunduh dengan aplikasi baik di Android ataupun Ios WSL.

"Olahraga surfing ini memiliki media value yang tinggi, seperti di West Sumbawa Pro AMNT 2018. Pada pelaksanaan hari pertama saja event ini sudah disaksikan sekitar 10 ribu viewers dari seluruh dunia. Sehingga, mereka bisa lebih real melihat ombak di Sengkongkang. Dan diharapkan mereka saat event bisa datang dengan keluarga dan teman-temannya. Dan tidak hanya saat event ini saja mereka datang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru