STYLE - Perintah sederhana seperti mengecilkan suara televisi atau menaruh kaus kaki di keranjang sering berubah jadi ocehan orangtua dengan nada tinggi yang diulang gara-gara anak tidak menuruti yang diminta.
Banyak orangtua yang gemas dengan perilaku tidak kooperatif anak-anak mereka yang sudah mulai besar. Walau sudah diajak bicara dengan nada lembut, mereka seolah mengabaikan, bahkan menentang untuk melakukan. Akhirnya orangtua pun terpancing emosi dan marah.
Baca Juga: Mengapa pendiri Netflix menolak tawaran Jeff Bezos untuk membeli perusahaan?
Perilaku anak-anak berusia sekitar 7-9 tahun ini sebenarnya didasari oleh apa yang terjadi di dalam dirinya, yakni mereka mulai merasa punya kendali atas hidupnya sendiri.
Mereka juga lebih fokus pada dunia luar dan tertarik pada apa yang ada di sana, seperti sekolah, teman, atau aktivitas olahraga.
“Sikap mereka yang sering tidak mendengarkan orangtuanya juga salah satu cara untuk menguji batasan kemerdekaan dirinya,” kata psikolog Mary Rouerke Ph.D.
Perilaku mengabaikan perintah orangtua itu juga menjadi cara anak untuk menghadapi tekanan baru dan tanggung jawab.
Baca Juga: Warren Buffet: Ini Kesalahan No. 1 Orang Tua Saat Mengajarkan Uang kepada Anak
“Anak-anak di usia ini menghabiskan banyak waktunya di sekolah dan mengikuti perintah. Sekolah memberi tuntutan yang besar, sehingga mereka cuma punya sedikit kesempatan untuk bebas, tidak stres, dan melatih pilihan mereka sendiri,” kata psikolog anak Carla Fick.