Komik dan action figure Indonesia, Mechashock bakal ekspansi ke pasar Jepang

Selasa, 03 Maret 2020 | 19:40 WIB   Reporter: Andy Dwijayanto
Komik dan action figure Indonesia, Mechashock bakal ekspansi ke pasar Jepang

ILUSTRASI. Mechashok Luncurkan Dunia Cyberpunk di Jakarta Toys & Comics Fair 2020


INDUSTRI KOMIK - JAKARTA. Mechashock, original intellectual property (IP) besutan Yudi Tukiaty dan tim bakal ekspansi ke pasar internasional. Dengan sentuhan anime Jepang dalam komik Mechashock : The Bloody Whiskey pihaknya optimistis bisa menembus pasar internasional, khususnya Jepang.

Tidak hanya komik, Mechashock juga siap memanjakan para pecinta anime dengan action figure Chronos Fox Gear 1 dengan skala 1:6.

Selain action figure, Mechashock juga merilis berbagai barang koleksi lainnya, seperti sepatu lari yang bekerjasama dengan 910 Sportswear yang mengadopsi warna dari Chronos Fox Gear 1 dan beberapa t-shirt dengan desain menarik.

Baca Juga: Meraup untung dari koleksi barang-barang bertema Star Wars

Yudi menggarap proyek ini selama tiga tahun bersama dengan beberapa ilustrator handal yakni Adithya Permadi a.k.a Subjekt Zero, Harry Machine Gun, Patra Aditia, hingga Ribbons Lestrianto.

Selain itu juga berkolaborasi dengan salah satu figure maker lokal, Dolanan Keren untuk menggarap proyek dari action figure Mechashock. Dolanan Keren dikenal sebagai kreator yang berada di balik kesuksesan action figure film Gundala.

Meskipun masih bermain di ranah komik, merchandise, dan action figure, Yudi dan kawan-kawan punya rencana untuk menampilkan Mechashock dalam bentuk game. Bahkan, era Playstation 5 nanti bakal jadi target untuk merealisasikan mimpinya tersebut.

"Saya sudah sempat berbicara dengan beberapa perusahaan game untuk merealisasikan proyek ini. Kami ingin banget Mechashock tampil di berbagai platform game, seperti Playstation 5, Nintendo berikutnya dan Steam PC. Namun, sebelum jauh ke sana, kami masih memikirkan pendanaan dan cost-benefit-nya juga sih," ujar Yudi dalam siaran pers, Selasa (3/3)

Baca Juga: Wow, Barang Koleksi Star Wars Bisa Jadi Investasi Bernilai Tinggi

Mengambil tema Cyberpunk, Mechashock coba menggambarkan betapa rumitnya dunia di ambang kehancuran, di mana manusia dan mesin saling berseteru.

"2020 ini adalah tahunnya Cyberpunk, banyak sekali film dan game besar bertema Cyberpunk, Cyberpunk merupakan salah satu IP yang disenangi dunia sebut saja film The Matrix dan Alita Battle Angle yang sukses di Box Office sampai triliunan rupiah" tambahnya.

Mechashock tidak banyak memasukkan unsur lokal ke dalam dunianya. Yudi justru mengambil banyak pengaruh anime Jepang untuk meramu bumbu di dalam Mechashock seperti manga, toku dan mecha. Ekspansi ke Jepang dan internasional menjadi salah satu target Mechashock saat ini.

"Saya ingin mengajak para kreator lokal untuk membuat karya yang tidak hanya bisa dinikmati orang lokal, tetapi juga dunia internasional. Karena, kita sebenarnya bisa bikin mainan yang mungkin orang Jepang atau orang Amerika sekalipun tidak tahu asalnya. Apalagi sekarang zamannya sudah 4.0, jadi kreator harus berpikir lebih out of the box. Jadi, cobalah bikin sesuatu yang berbeda dulu aja," lanjutnya.

Komik superhero ini ditujukan untuk pembaca berusia 18 tahun ke atas. Mechashock: The Bloody Whiskey memulai ceritanya dengan sebuah pertempuran epik antara Shige Tanaka dengan para mafia yang tengah melakukan transaksi biochemical ilegal di sebuah klub.

Baca Juga: Seperti filmnya, merchandise tokoh superhero Marvel juga jadi buruan

Dengan latar waktu Los Angeles di 2097 yang penuh kekacauan, sang hero yang diutus sebuah PMC (Private Military Contractor) untuk mengusut dan menumpas para penjahat.

Meski tidak banyak tukar narasi, seri perdana ini memperlihatkan bagaimana dunia Mechashock yang penuh kekejaman. Tentu saja, seri selanjutnya juga banyak melibatkan drama dengan twist dan plot menarik.

 Apalagi, Yudi bersama rekan-rekan di Mechashock sudah menyiapkan banyak karakter pendukung, plot dan story line yang sangat menarik.

Berbeda dengan kebanyakan kreator anime pada umumnya, Mechashock menempatkan dunia Cyberpunk ala Akira sebagai tema utama dari storyline yang ditawarkan. Helatan Tokyo Olimpiade dan perilisan game Cyberpunk 2077 menjadi momen yang coba dimanfaatkan Yudi untuk merilis Mechashock.

"Mechashock coba menggambarkan betapa rumitnya dunia di ambang kehancuran, di mana manusia dan mesin saling berseteru. Bukan tanpa alasan menghadirkan dunia Cyberpunk. Karena, target kami tidak hanya lokal, tetap juga coba menjamah pasar internasional," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru