Kupat tahu Pak Pangat di Magelang memang lezat

Rabu, 08 Februari 2012 | 11:52 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 6 - 12 Februari 2012
Kupat tahu Pak Pangat  di Magelang memang lezat

ILUSTRASI. AG600 yang dikembangkan di dalam negeri China, pesawat amfibi terbesar di dunia, terlihat selama penerbangan perdananya di Zhuhai, provinsi Guangdong, China 24 Desember 2017. REUTERS/Stringer


Kuliner khas Magelang, Jawa Tengah bukan hanya magelangan. Itu, lo, nasi goreng bercampur mi. Ada juga kupat tahu magelang yang cukup populer di banyak tempat di Indonesia, terutama di kota-kota besar.

Di tempat asalnya, tentu, tak sulit menjumpai kedai yang menjual kupat tahu magelang. Salah satu kedai makanan ini yang paling terkenal adalah Tahu Kupat Pak Pangat.

Nah, kalau kebetulan sedang berada di Magelang atau berencana melintasi kota di kaki Bukit Tidar ini, silakan Anda mampir ke warung milik Supangat tersebut. Tidak susah, kok, menemukan kedai yang terletak di Jalan Senopati tersebut.

Jika Anda datang dari arah Jogja lewat Jalan Raya Magelang-Yogyakarta, begitu sampai di lampu merah Mertoyodan atau seberang pabrik karoseri New Armada, silakan belok kiri. Lalu, jalan terus hingga perempatan Pakelan. Ambil jalan yang lurus, walau mesti belok kanan sedikit, dan Anda memasuki Jalan Senopati. Tahu Kupat Pak Pangat ada di sisi kanan jalan.

Tapi, jangan bingung, kalau Anda menjumpai dua kedai Tahu Kupat Pak Pangat di sepanjang Jalan Senopati. Keduanya milik Pangat, panggilan sehari-hari Supangat. Yang satu berada di dekat SMP Negeri 7. Sedang satu lagi tak jauh dari SMU Negeri 4. Kedai yang di dekat SMP Negeri 7 adalah warung pertama Pangat.

Pria 54 tahun ini berjualan kupat tahu magelang sejak 1985 silam. Sebelum membuka kedai, Pangat menjual kupat tahu magelang dengan gerobak dorong hingga tahun 1996.

Setelah membuka kedai di Jalan Senopati, dekat SMP Negeri 7, Pangat yang tak lulus SD mengaku, dagangannya makin laris saja. “Tahun 1998, saat orang bilang krisis moneter, tapi justru usaha saya mulai ramai,” kenang dia.

Kini, per hari, dari dua kedainya yang buka jam delapan pagi dan tutup pukul empat sore, Pangat berhasil menjual 300 porsi kupat tahu magelang. Harga satu porsinya murah, cuma Rp 7.000. Itu berarti, dari penjualan kupat tahu magelang saja, ia bisa mengantongi duit
Rp 2,1 juta sehari.

Cukup info soal kedai dan pemiliknya, sekarang waktunya untuk mencicipi kupat tahu racikan Pangat. Pertama-tama, rasakan dulu kuah bumbunya, coba seruput dulu dengan sendok. Rasa manis segar bakal langsung menyapa lidah. Jika Anda doyan rasa pedas yang betul-betul menggigit, jangan lupa memesan sedari awal, ya.

Irisan kol goreng

Rahasia kesegaran kuah Tahu Kupat Pak Pangat yang mantap ada pada bumbu dasar dan bahan lain, yakni bawang putih, kacang tanah, air gula merah, asam jawa, dan kecap.

Cara pengolahannya, Pangat mengungkapkan, bawang putih dan kacang tanah yang sudah digoreng langsung diulek di atas piring saji. Setelah itu, air gula merah dan kecap dituangkan ke bumbu ulekan.

Umumnya, yang disebut air gula adalah air putih yang dicampur dengan gula merah saja. Namun, Pangat menuturkan, dirinya juga membubuhkan bumbu rahasia pada air gula termasuk kecap. “Bumbu rahasia inilah yang selama ini menjaga kekhasan rasa kupat tahu saya,” katanya yang menutup rapat-rapat bahan-bahan yang ia pakai sebagai campuran air gula dan kecap.

Setelah merasakan kesegaran kuah Tahu Kupat Pak Pangat, giliran menjalankan ritual wajib sebelum makan kupat tahu: mengaduk bumbu yang ada di bagian bawah ketupat, tahu, dan bahan-bahan lainnya, agar bumbu bercampur dengan semua isi kupat tahu.

Selain potongan ketupat dan tahu putih yang digoreng, Tahu Kupat Pak Pangat berisi bakwan, taoge rebus, dan kol. Bakwan menjadi isi kupat tahu yang cukup istimewa. Selain potongannya yang besar-besar, bakwan yang tak digoreng kering justru membuat terasa sangat empuk ketika dikunyah.

Tak cuma rasanya, yang membedakan kupat tahu magelang bikinan Pangat dengan kupat tahu magelang lain adalah irisan kolnya. Kalau kupat tahu magelang lainnya memakai irisan kol mentah yang biasanya menggunung di atas tumpukan ketupat, tahu, dan bakwan, Tahu Kupat Pak Pangat menggunakan irisan kol matang.

Dia menggoreng dulu kol utuh – bukan direbus, lo – sebelum diiris. “Kol yang digoreng mengeluarkan rasa manis,” ujarnya yang setahun belakangan menyerahkan pengelolaan kedua kedainya kepada anaknya.

Menurut Pangat, ide memakai irisan kol yang sudah digoreng baru ia terapkan sewaktu membuka kedai pertamanya. Sebelumnya, ketika masih berjualan keliling dari satu kampung ke kampung lain dengan gerobaknya, dia masih menggunakan irisan kol mentah. Tetapi, kalau ada pelanggan yang tetap ingin irisan kol mentah, Pangat tetap melayaninya.

Tahu Kupat Pak Pangat
Jalan Senopati Magelang (dekat SMP Negeri 7)
Koordinat GPS:
S7029.448’ - E110012.506’

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru