Lebaran, Tugu Khatulistiwa jadi wisata idola di Pontianak

Sabtu, 16 Juni 2018 | 11:06 WIB   Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie
Lebaran, Tugu Khatulistiwa jadi wisata idola di Pontianak

ILUSTRASI. Tugu Khatulistiwa


LEBARAN - PONTIANAK. Jika bertandang ke Pontianak, Kalimantan Barat, kurang lengkap rasanya tidak berkunjung ke Tugu Khatulistiwa. Tugu ini merupakan ikon utama kota Pontianak. Tak heran, jika kawasan ini kerap diserbu para pelancong dari berbagai wilayah. 

Menurut penuturan Salim, penjaga Tugu Khatulistiwa, lokasi wisata ini ditutup pada hari pertama Lebaran, Jumat (15/6). "Seharusnya hari ini, Sabtu (16/6) masih tutup juga. Tapi, saya kasihan karena saya tahu pasti banyak yang berkunjung saat libur Lebaran seperti sekarang," tuturnya, Sabtu. 

Salim bercerita, para pelancong yang datang dari luar daerah pasti akan menyempatkan diri untuk datang.  "Saya ikut bersimpati karena saya sendiri datang dari Sulawesi. Makanya saya berinisiatif untuk buka pada hari ini,"  katanya. 

Pernyataan Salim bukan tanpa alasan. Berdasarkan buku tamu Tugu Khatulistiwa tertanggal 16 Juni 2018 pukul 10.15 WIB, sudah banyak pelancong yang datang dari luar daerah. Selain Jakarta, sejumlah pelancong juga berasal dari Yogyakarta, Malang, Banjarmasin,  dan Bekasi. 

"Mereka datang sudah dari pagi. Khusus untuk melihat Tugu Khatulistiwa saja," jelasnya.  

Thasin, salah seorang wisatawan dari Jakarta, mengungkapkan hal yang menarik. Menurutnya, Khatulistiwa diambil dari bahasa Arab. "Pada tahu belum, Khatulistiwa itu diambil dari bahasa Arab? Yaitu Khattul yang artinya garis, dan lurus di tengah. Jadi Khatulistiwa itu artinya garis lurus di tengah," jelasnya. 

Sementara, arti khatulistiwa berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah garis khayal keliling bumi, terletak melintang pada nol derajat (yang membagi bumi menjadi dua belahan yang sama, yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan). 

Sejarah Tugu Khatulistiwa 

Informasi yang ada di Tugu Khatulistiwa, disebutkan berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indië: Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak dengan konstruksi sebagai berikut. 

Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah. Kemudian, tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkaran dan anak panah.

Tahun 1938, tugu ini dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter/architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.

Lalu,  tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September1991.

Bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini

Terbaru