Makin banyak orang mengonsumsi makanan organik

Sabtu, 15 Oktober 2011 | 13:55 WIB   Reporter: Handoyo
Makin banyak orang mengonsumsi makanan organik

ILUSTRASI. Pendatang baru, harga sepeda gunung Thrill Ricochet T160 Comp bikin dompet kempis


JAKARTA. Makanan organik telah lama menjadi menu favorit masyarakat atas, mulai artis, pengusaha, hingga pejabat negara. Bahkan, seiring dikenal manfaat makanan organik, banyak pula kalangan menengah yang ikut mengonsumsi makanan organik.

Terbukti, saat pameran produk-produk organik di Puri Kembangan, Jakarta Barat pekan lalu, peserta maupun pengunjungnya membeludak. Penyuka makanan organik rela merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan produk makanan sehat.

Di Indonesia, tren makanan organik memang baru berkembang awal tahun 2000-an. Tapi, ada beberapa yang telah lama mengonsumsinya. Salah satunya Marie Elka Pangestu, Menteri Perdagangan. Ia menggemari makanan tanpa zat kimia buatan itu sejak kuliah di The Australian National University, 20 tahun silam.

Marie mendapatkan informasi soal manfaat makanan organik dari teman-teman di kampus dan membaca buku, koran, serta majalah. "Makanan organik sangat membantu kesehatan," ujarnya.

Setelah itu, Marie bertekad mengonsumsi makanan organik. Ia tidak ingin ada timbunan zat-zat kimia berbahaya, seperti pengawet dan pewarna makanan di tubuh. Konsekuensinya, ia rela merogoh kocek lebih dalam lantaran harga sayuran organik di luar negeri saat itu lebih mahal bisa enam kali lipat dari harga sayuran biasa. "Mahal tapi bermanfaat dan bikin tidak mudah sakit," jelas Marie.

Kembali ke Indonesia, Marie tetap melanjutkan kegemarannya mengonsumsi makanan organik. Bahkan, ia mengaku tidak mengeluarkan budget khusus. Bersama suaminya, ia malah membuat kebun untuk menanam buah dan sayuran organik. Marie juga pandai mengolah daging menjadi lebih empuk tanpa zat kimia. "Cukup dibungkus dengan daun pepaya," katanya.

Jarang sakit

Christoper Emille Jayanata, Chief Executive Officer (CEO) PT Pronic Indonesia, perusahaan produsen daging dan telur ayam, juga ketagihan terhadap makanan organik sejak tahun 1999. Awalnya, ia kesulitan lantaran ada perbedaan rasa antara makanan yang mengandung penyedap dan tanpa zat tambahan.

Namun, Emil, begitu dia biasa disapa, tetap melakukan demi kesehatan. Kebetulan, ia memiliki riwayat penyakit jantung turunan. "Sebelum ada makanan organik, pola makan tidak teratur. Tapi, kini sudah berbeda. Badan pun terasa lebih ringan dan jarang minum obat," ujarnya.

Artis Melly Manuhutu mengonsumsi sayuran organik sejak tahun 2001. Awalnya, ia bukan hanya kesulitan mencari sayuran organik, tapi juga susah untuk terus menjalaninya. "Soalnya, banyak undangan hang out, pesta, arisan, hingga sekadar makan-makan," tuturnya.

Namun, keinginan untuk sehat mendorong Melly mengonsumsi sayuran organik. Bahkan, kini ia sudah memiliki kebun dan toko sayuran organik. "Sebelumnya, saya selalu sakit minimal sebulan sekali. Sekarang, sudah tidak lagi," kata Melly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.

Terbaru