Kalau membuka akses Netflix atau OTT lain, itu artinya mereka mengeruk pendapatan besarnya hanya dari layanan data. Tetapi, tidak dengan Telkom yang memiliki sederet produk layanan digital.
"Kami menggabungkan konten dengan layanan digital kami. Karena itulah, sudah menjadi kewajiban Telkom untuk memastikan tidak ada konten berbahaya di produk kami," terang Faizal.
Salah satu produk layanan yang Faizal maksud adalah paket hiburan MAXstream, yang di dalamnya menawarkan tayangan film dan serial dari platform streaming, seperti Iflix, Hooq, Catchplay, dan Viu.
Baca Juga: Tanpa Netflix dkk, setoran pajak dari sektor telekomunikasi masih kencang
Faizal juga mengklaim, secara coverage, Telkom lebih baik dari operator lain. Indihome mengklaim memiliki 7 juta pelanggan, angka yang tinggi dibanding pesaingnya, seperti Biznet dan MyRepublic milik Sinar Mas.
Sementara per kuartal III 2019 lalu, Telkomsel memiliki 170,9 juta pelanggan. Dari jumlah tersebut, hampir 65% di antaranya adalah pengguna data.
Soal pemblokiran, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate pun meminta agar Netflix dan Telkom Group segera menyelesaikannya secara business to business.
Baca Juga: KPI: Perlu kolaborasi dari berbagai lembaga untuk menangani Netflix
Di kesempatan berbeda, Head of Corporate Communications for Southeast Asia Netflix Leigh Wong mengatakan, pihaknya masih terus berdiskusi dengan Telkom.
"Saat ini, kami masih terus melakukan komunikasi. Belum ada yang bisa saya sampaikan (hasilnya)", katanya saat ditemui di acara kerjasama Netflix dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis (9/1).
Penulis: Wahyunanda Kusuma Pertiwi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Telkom Ungkap Alasan Netflix Masih Diblokir"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News