Melepas penat dengan orkestra musik klasik

Sabtu, 02 September 2017 | 15:43 WIB   Reporter: Teodosius Domina
Melepas penat dengan orkestra musik klasik


KONSER MUSIK - MusikĀ adalah makanan jiwa. Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota, mendengar permainan alat musik bisa menjadi oase untuk sekedar melepas lelah. Terlebih bila yang didengar adalah musik Eropa klasik yang memang dikenal menenangkan jiwa.

Untuk itu berkolaborasi dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) membikin program Jakarta City Phillharmonic (JCP). Program rutin tiap bulan ini memainkan simfoni di Gedung Kesenian Jakarta. Menurut Totot Indrarto, komisaris JCP, ada hal berbeda yang ditawarkan dalam Jakarta City Phillharmonic. "JCP memainkan komposisi beraliran neoklasik hingga klasik kontemporer," tuturnya kepada KONTAN (31/8).

Aliran ini dipilih karena musik klasik ala Haydn, Mozart, Beethoven sudah sering diperdengarkan. Dan terbukti, pemilihan tema ini membantu menarik animo masyarakat untuk menonton. Untuk menikmati pertunjukan ini, penonton tak ditarik biaya. Tapi, karena keterbatasan tempat, panitia menerapkan sistem reservasi kursi.

Saban bulannya hanya 425 kursi yang tersedia. Karena jumlah peminatnya melebihi kuota, membuat panitia mesti melakukan seleksi. Bagi yang sudah menonton di bulan ini, dipastikan bakal dicoret dari reservasi pertunjukan bulan berikutnya untuk mengakomodir penonton lain.

Setara kota lain di dunia

Meski tak berbayar, penonton bakal mendapat sajian berkualitas. Pasalnya para pemain orkestra ini merupakan hasil audisi di dua kota besar, Jakarta dan Yogyakarta.

Tempat konser di GKJ yang merupakan peninggalan kolonialisme Belanda juga menambah kesan sakral pertunjukan.

Totot menambahkan sebelum komposisi dimainkan, penonton akan diberi pengantar untuk mempermudah berinterpretasi. Dengan cara ini, semua kalangan baik yang awam musik sekalipun bisa menikmati sajian yang diperdengarkan.

Tapi, lantaran baru menggelar orkestra ini enam kali, diakui penyelenggaraan masih tak sempurna. Meski dukungan akustik gedung sudah mumpuni, tata suara untuk masing-masing alat musik perlu menjadi perhatian. Pasalnya, sebuah orkestra terdiri dari belasan hingga puluhan alat musik. Tiap alat musik perlu dipasangi mikrofon yang harus distel sesuai karakternya.

Guido Caesar Pradistyan, salah satu penonton konser yang digelar pada Selasa (22/8) lalu mengaku sangat menikmati konser Jakarta City Phillharmonic. "Suasananya nyaman meskipun penuh," katanya. Ia mengaku sangat terkesan saat lagu Tanah Airku hasil aransemen ulang Joko Suprayitno dimainkan. Lagu yang bernuansa syahdu ini dipadukan dengan nada minor yang memberi kesan sedih.

Sedikit bocoran, pada konser yang akan digelar September ini, panitia menyiapkan komposisi musik Prancis. Penonton akan dibawa menikmati sisi lain dari negeri yang terkenal romantis itu. Ke depan, Totot berharap dengan sajian ini Jakarta bisa setara dengan kota besar di dunia yang punya agenda pertunjukan musik. "Ini bisa menjadi penanda peradaban kota metropolitan, yang tak hanya mengembangkan fisiknya, tetapi juga warganya," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru