EDUKASI - Beberapa waktu lalu gunung berapi di Indonesia menunjukkan aktivitasnya. Dua gunung yang terkenal di Pulau Jawa, Gunung Merapi dan Gunung Semeru, menunjukkan aktivitas vulkanik.
Mengutip Kompas.com, Gunung Merapi kembali meletus dua hari yang lalu tepatnya pada rabu (27/1/2021) pukul 13.30 WIB.
Aktivitas erupsi memang sering terjadi pada gunung berapi yang masih aktif. Tidak hanya Gunung Merapi dan Semeru, beberapa gunung berapi di Indonesia juga mengalami hal yang sama.
Aktivitas erupsi gunung berapi tidak jarang menimbulkan berbagai kerugian bahkan korban jiwa. Hal ini bisa terjadi jika informasi tentang gunung meletus terlambat diberikan kepada penduduk di sekitar gunung.
Penyebab gunung berapi meletus
Lalu apa penyebab gunung berapi meletus? Bersumber dari The Sun, ada banyak penyebab gunung berapi bisa erupsi. Penyebab tersebut kemudian mendorong magma yang ada di perut bumi untuk keluar.
Penyebab erupsi gunung berapi yang paling umum adalah pergerakan lempengan tektonik. Lempengan tersebut bergerak dan mendorong satu sama lain.
Baca Juga: UGM ranking 1, berikut daftar universitas terbaik di Indonesia versi Webometrics
Dorongan tersebut membuat magma, sedimen, dan air laut naik. Naiknya tiga aspek ini membuat lava dalam gunung berapi keluar dan membumbung ke langit. Lava yang keluar dari gunung berapi mencapai suhu hingga 1000 derajat Celcius.
Saat terjadi gunung meletus, ada banyak hal yang membahayakan bagi manusia. Saat gunung meletus, akan ada gempa yang menyertai aktivitas ini.
Gempa ini bisa merusak hutan hingga perumahan warga. Lava yang mengalir juga sangat berbahaya. Jika melewati hutan, akan membuat pohon-pohon terbakar. Lava yang mengalir ke sungai juga bisa membuat banjir yang hebat.
Hujan abu yang terjadi saat erupsi gunung berapi juga membahayakan kesehatan. Debu tersebut bisa membuat mata iritasi dan pernafasan terganggu. Menggunakan masker pasca terjadi gunung meletus bisa mengurangi dampak dari hujan abu.
Meletusnya gunung berapi bisa diprediksi
Dikutip dari Scientific American, meletusnya gunung berapi bisa diprediksi melalui pergerakan parameter.
Parameter yang digunakan biasanya: Seismometer (mencatat frekuensi dan kedalaman gempa), tiltmeter (mencatat perubahan bentuk tanah), dan sampel emisi gas.
Dari data tersebut, vulkanologi bisa memprediksi kapan gunung akan meletus. Selain menggunakan parameter, vulkanologi juga menggunakan cara lain saat memprediksi letusan gunung.
Mereka mempelajari sejarah meletusnya gunung kemudian mencatat durasi waktu erupsi gunung tersebut. Vulkanologi juga mempelajari material apa yang dikeluarkan saat gunung berapi meletus.
Selanjutnya: Cara miliarder membelanjakan uang, dari koleksi mobil mewah hingga jet pribadi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News