KONTAN.CO.ID - Masyarakat banyak yang beranggapan jika anak-anak saat ini membutuhkan parenting ala Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) karena banyaknya unggahan tentang anak-anak yang berperilaku kasar bahkan berkata tidak pantas.
Parenting VOC sering dikaitkan dengan pola asuh yang ketat dan cenderung otoriter yang mirip dengan parenting otoriter.
Kata VOC ini disematkan karena gaya parenting yang serupa dengan gaya kepempinan VOC yang otoriter.
Baca Juga: Laba BOLT Meroket 118,72% pada Semester I-2025
Beberapa orang beranggapan bahwa gaya parenting ini penting diterapkan pada anak agar mereka memiliki tingkah laku dan adab yang baik.
Namun tidak sedikit yang kontra dengan perenting VOC ini karena menyebabkan dampak yang tidak baik saat anak-anak sudah dewasa.
Parenting VOC ini identik dengan parenting yang diterapkan oleh generasi lama, seperti orangtua kita atau bahkan kita sendiri yang mengalami pola asuh otoriter ini.
Mengenal Parenting VOC
Apa sebenarnya parenting otoriter yang mirip dengan parenting VOC?
Menurut media informasi kesehatan WebMD, parenting otoriter adalah pola asuh yang membuat standar ekspetasi tinggi pada anak.
Orangtua otoriter memiliki harapan yang besar pada anak, khususnya pada tingkah laku dan akademik anak.
Orangtua yang menerapkan gaya asuh ini cenderung membuat aturan yang tegas, ketat, dan disiplin.
Sering kali aturan tersebut diberikan tanpa adanya penjelasan yang jelas dan anak wajib mematuhinya tanpa mengeluh.
Bahkan beberapa orangtua akan memberikan hukuman jika anak melanggar aturan yang sudah dibuat atau hanya sekedar menanyakan alasan.
Sebaliknya jika anak mengerjakan aturan dengan baik bahkan berprestasi, orangtua jarang atau bahkan tidak memberikan pujian.
Mereka menganggap pujian bisa membuat anak terlena sehingga menurunkan performa anak.
Baca Juga: Kemenkeu Buka-Bukaan, Tax Ratio Indonesia Ternyata Tak Tertinggal dengan Negara Lain
Pro dan Kontra Parenting VOC
Setiap jenis pola asuh memiliki pro dan kontranya termasuk parenting VOC ini.
Melansir dari situs informasi kesehatan mental di Dubai, Zivanza, setidaknya ada enam manfaat dari parenting VOC, yakni:
1. Lebih berempati, hangat, dan baik
2. Bertanggung jawab, dapat memposisikan diri dengan baik, dan disiplin
3. Lebih tahan terhadap tekanan
4. Lebih dewasa sehingga mudah ntuk bergaul dengan siapa saja
5. Hormat terhadap orangtua dan aturan
6. Tenang karena sudah tahu bahwa orangtua akan memastikan kebutuhannya
Tonton: Dugaan Korupsi Haji 2025 Dilaporkan ke KPK, Menag Klaim Tak Ada Masalah
Sedangkan untuk sisi negatif dari gaya parenting ini adalah:
1. Selalu merasa takut dan cenderung pemalu
2. Menganggap jika kasih sayang dapat diraih jika patuh dan sukses
3. Rentan mengalami depresi dan kecemasan
4. Sering bereaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil yang menurutnya tidak biasa
5. Rendah diri
6. Sukar menentukan pilihan karena tidak mendapatkan kesempatan untuk memilih
7. Risiko merokok, minum alkohol, bahkan obat-obatan terlarang sebagai media pelarian
Kesimpulannya parenting VOC dapat membentuk anak yang patuh dan disiplin.
Anak yang tumbuh dengan pola asuh ini cenderung sopan dan patuh dengan aturan.
Sayangnya hal ini juga berdampak pada anak terutama pada kesehatan mental mereka.
Anak-anak sering memendam perasaan mereka sendiri, cemas berlebihan, bahkan memaksakan diri agar lebih diakui.
Sesekali menerapkan parenting VOC pada anak bisa membantu mendisiplinkan mereka, terutama saat perilaku anak dirasa sudah keterlalun.
Namun jika terlalu sering bahkan jika ditambah dengan hukuman atau bentakan kasar, bisa menganggu kesehatan mental mereka.
Selanjutnya: Kode Redeem Cookie Run: Kingdom Agustus 2025 lengkap Link Penukaran Coupon Code
Menarik Dibaca: Peran Perempuan untuk Keluarga Lawan Demam Berdarah Dengue
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News