Mengenal tipe dan klasifikasi gunung api di Indonesia

Rabu, 08 Desember 2021 | 15:49 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Mengenal tipe dan klasifikasi gunung api di Indonesia


SAINS -Jakarta. Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak Bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan Bumi. Matrial yang dierupsikan ke permukaan Bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. 

Ada beberapa jenis atau klasifikasi gunung api di Indonesia. Jenis gunung api bisa dibedakan berdasarkan bentuknya dan kurun waktu terakhir erupsinya. 

Dirangkum dari laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (P2MB) berikut adalah jenis-jenis gunung api berdasarkan bentuknya:

1. Stratovolcano

Jenis gunung api stratovolcano adalah tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.

Baca Juga: Mulai normal hingga awas, ini tingkat isyarat bahaya gunung berapi di Indonesia

2. Perisai

Gunung api jenis perisasi adalah tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunungapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

3. Cinder Cone

Gunung api jenis cinder cone merupakan gunung api yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

4. Kaldera

Gunung api jenis kaldera terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

Baca Juga: Setelah Semeru erupsi, ancaman gunung meletus datang lagi, aktivitas Merapi naik

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru