Menikmati magrib di Maroush

Jumat, 27 Juli 2012 | 08:18 WIB Sumber: Harian KONTAN, 27 Juli 2012
Menikmati magrib di Maroush

ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di?kantor cabang BCA di Jakarta, Selasa (25/5). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/25/05/2021.


Anda penggemar makanan khas Timur Tengah? Jika ya, maka tak ada salahnya melawat ke Restoran Maroush. Resto ini menyajikan aneka menu khas Timur Tengah dan negara-negara Magribi, khususnya Maroko.

Suasana khas Timur Tengah sudah terasa begitu memasuki resto yang terletak di lantai dua Crowne Plaza Hotel, Jakarta. Cahaya lampu yang redup ditambah interior yang didominasi warna merah, langsung menyelimuti pandangan mata saat pengunjung memasuki ruangan restoran ini.

Pintu masuknya berbentuk terowongan yang dihiasi banyak pohon dan seakan mengantarkan pengunjung ke ruang utama restoran. Ornamen Hand of Fatima bertebaran di mana-mana. Konon, lambang ini berguna untuk menangkal segala sesuatu yang jahat.

Sulabh B. Daryanani, Marketing Communication Manager Maroush, menuturkan bahwa restoran tersebut menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk dikunjungi terutama untuk berbuka puasa di bulan Ramadan. "Maroush, dalam bahasa Maroko itu berarti magrib. Jadi rasanya tepat sekali jika berbuka di sini," ujarnya, bernada promosi. Menurut Sulabh, di luar Ramadan, memang biasanya konsumen datang ke Maroush untuk makan malam.

Dia menambahkan, selain menitikberatkan pada konsep dan interior yang apik, Maroush ini juga sangat menaruh perhatian pada cita rasa masakan yang disajikan. Sebut saja beberapa menu di antaranya seperti Lamb Shank Couscous, yakni paha bawah domba yang dimakan dengan nasi couscous. Ada juga Chicken Lemon and Olives dan Chicken Shish Kebabs.

Ada sajian India

Asal tahu saja Chicken Shish Kebab merupakan salah satu menu unggulan di resto ini. Misalnya dari segi tekstur, daging ayam ini begitu mudah dipotong. Rasa dagingnya empuk berkat olahan dan cara bakar yang khusus. Rasa khas ayam ini pun benar-benar lembut menyentuh lidah, apalagi jika menyantapnya dipadukan dengan saffron rice plus ditaburi bumbu.

Menurut Sulabh, selain menyajikan menu asal Maroko, Maroush juga menyediakan menu asal India. “Itu karena banyak klien kami yang meminta, makanya kami launching menu India di sini,” katanya.

Untuk itu, Maroush memiliki dua juru masak sekaligus. Misalnya Chef Mhamed Oussaihe asal Maroko yang bertugas memasak menu khusus khas Maroko. Lalu, Chef Uttam Rautela dari India yang bertugas meracik makanan khas India.

Menu khas India yang tersedia antara lain Butter Chicken, yakni ayam yang dimasak dengan kari dari tomat. “Cocoknya makanan ini dipadukan dengan naan atau roti dari India,” kata Sulabh.

Restoran yang berdiri sejak tahun 2005 dan memiliki kapasitas 150 kursi ini terbagi atas tiga ruangan. Bagian pertama adalah lounge yang memiliki bar dan tempat untuk menikmati shisha. Lalu, ada ruangan smoking room dan non-smoking room.

Selain itu Maroush menyediakan dua ruang khusus untuk acara pribadi atau acara perusahaan. Misalnya red room berkapasitas 20 kursi dan green room yang berkapasitas enam orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru