Di luar infrastruktur, Pemkab Wakatobi juga cukup gencar dengan program pemberdayaan masyarakat, melalui pembentukan kelompok sadar pariwisata (pokdarwis).
Jurus lainnya dengan menghidupkan kembali acara-acara budaya yang dikemas sedemikian rupa. Puncaknya penyelenggaraan Wakatobi Wonderful Festival and Expo alias Wakatobi Wave pada November mendatang.
"Tujuannya memperkaya khazanah pariwisata, Wakatobi tidak hanya ada wisata diving tetapi juga ada wisata budaya," kata Nandar, Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Wakatobi.
Tahun ini, Pemkab Wakatobi membidik 30.000 kunjungan wisatawan. Jumlah ini turun dari tahun lalu yang menembus angka 35.000 kunjungan wisatawan.
Alasannya, akses penerbangan ke Wakatobi yang minim. Sejak Desember 2018, hanya maskapai Wings Air yang melayani rute WakatobiKendari. Salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan adalah pesawat ke Wakatobi karena sebagian wisatawan menggunakan pesawat, kata Nandar.
Kabarnya, maskapai Citilink berencana masuk melayani penerbangan pada Juli lalu. Tapi kenyataanya, hingga kini belum terealisasi.
Kehadiran maskapai penerbangan lain sangat dinanti agar dapat mendorong penurunan harga tiket pesawat. Sebagai gambaran, ongkos tiket pesawat Jakarta-Wakatobi saat ini mencapai Rp 2 jutaan.
Ibarat mutiara lautan yang kilaunya mulai sedikit redup, Wakatobi harus kembali memoles diri. Demi memikat wisatawan untuk kembali menyelami taman surga bawah laut. Mari ke Wakatobi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News