ROKOK. Apa yang mendorong seseorang untuk merokok? Apa peran yang dimainkan emosi? Mengapa beberapa mantan perokok kambuh?
Sebuah penelitian yang didukung NSF di Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS) telah menghasilkan wawasan baru tentang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Studi yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences, melaporkan bahwa kesedihan memainkan peran yang sangat kuat dalam memicu perilaku kecanduan relatif terhadap emosi negatif lainnya.
"Secara umum ada anggapan bahwa segala jenis perasaan negatif akan membuat individu lebih mungkin menggunakan obat adiktif," kata ketua peneliti Charles A. Dorison. "Secara khusus, kami menemukan bahwa kesedihan tampaknya menjadi pemicu yang kuat terutama terhadap penggunaan zat adiktif."
Para peneliti menggunakan analisis data survei nasional dan tes laboratorium untuk menguji hubungan antara merokok dan kesedihan.
Data survei menunjukkan bahwa perasaan sedih yang dilaporkan sendiri oleh peserta survei sangat berkaitan dengan keputusan mereka menjadi perokok dan kambuh merokok lagi bagi perokok yang pernah berhenti. Semakin sedih seseorang, semakin besar kemungkinan mereka menjadi perokok.
Melalui eksperimen tampak hubungan sebab akibat antara kesedihan dan keinginan untuk merokok.
Dalam sebuah percobaan, perokok yang menonton video sedih dan menulis tentang kesedihan pribadi memiliki hasrat merokok yang lebih tinggi daripada orang yang menonton video lain. Video bertopik sedih memicu ketidaksabaran untuk merokok lebih cepat setelah menonton.
Eksperimen lain menunjukkan bahwa setelah menonton video sedih dan menulis tentang perasaan sedih, perokok membuat pilihan yang lebih tidak sabar dan merokok volume yang lebih besar per hisapan.
Jadi, kalau ada teman atau anggota keluarga yang sedang berupaya berhenti merokok, silakan bantu agar mereka tidak bersedih.
- Ini dia Evali, penyakit paru misterius akibat rokok elektrik
- CDC: Hindari penggunaan ganja dalam vape
- Saham emiten rokok, HMSP, GGRM dan WIIM kembali rebound, ini penjelasan analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News