Minyak tak harus banyak & elemen harus tetap terendam

Senin, 18 April 2011 | 12:01 WIB Sumber: Harian KONTAN, 18 April 2011
Minyak tak harus banyak & elemen harus tetap terendam

ILUSTRASI. Yoo Yeon Seok dalam perannya sebagai pemimpin Korea Utara di film Steel Rain 2: Summit


Mmeski deep fryer menjanjikan hasil gorengan yang sempurna, belum semua masyarakat bisa menerima produk ini sebagai alat penggorengan. Sebab, penggunaan minyak yang cukup banyak dianggap sebagai pemborosan. Berbeda dengan wajan ceper yang tak perlu banyak minyak.

Pemilik AIFA Globalindo, Wisnu Primulyono mengakui adanya anggapan itu. Banyak calon pembeli merasa ragu-ragu. Terutama, ini terjadi pada calon pembeli yang akan menggunakannya sebagai perangkat usaha. AIFA Globalindo adalah distributor tunggal deep fryer MSM asal Malaysia yang membuka lapak dagangan di dunia maya bernama Distributor Mesin.

Menurut Wisnu, di luar penggunaan minyak yang banyak itu, sebenarnya penggunaan deep fryer justru bisa mendukung penghematan dari sisi bahan bakar. Pasalnya, bentuk deep fryer yang cekung menyebabkan pemanasan cepat terjadi dan penguapan panas bisa diminimalisasi. Hasilnya, gorengan menjadi cepat matang, baik luar dan dalam. "Lebih cepat proses memasaknya, berarti hemat penggunaan gas dan listrik," ujarnya.

Meski begitu, deep fryer tetap bisa digunakan sebagai penggoreng biasa yang tak perlu menggunakan minyak banyak. Wisnu bilang, khusus deep fryer elektrik, pengguna harus tetap menjaga adanya minyak dalam wadah. Tujuannya, elemen pemanas yang ada di dalamnya tetap dalam kondisi tercelup minyak.

Biasanya, tiap perangkat produk akan menyebutkan berapa batas minimal penggunaan minyak. Tapi, perlu diperhatikan, kapasitas minyak yang dicantumkan pada uraian spesifikasi produk, menurut Wisnu, merupakan batas maksimal. Jadi, jangan terlalu memasukkan minyak lebih dari kapasitas yang disarankan meski wadah masih tersisa banyak. Pasalnya, setelah dimasuki bahan makanan yang akan digoreng, isi deep fryer akan makin penuh.

Tak ada yang rumit dalam penggunaan deep fryer. Langkah awal sebelum mencolokkan sambungan listrik adalah mengisi wajan deep fryer dengan minyak. Setelah aliran listrik mengalir, elemen pemanas yang ada di luar badan deep fryer dan di bagian dalam akan menyalurkan panasnya. "Persis seperti kompor listrik," tandas Wisnu.

Meski mengusung elemen panas pada badannya, deep fryer tak akan terasa panas jika disentuh. Yang terasa adalah rasa hangat.

Tingkat panas bisa diatur dengan menggunakan tombol pengatur suhu (thermostat). Rata-rata deep fryer melengkapi diri dengan fitur ini.

Pada beberapa merek deep fryer, bahkan ada yang sudah dilengkapi dengan tombol pengatur waktu (timer) untuk menentukan berapa lama bahan makanan akan digoreng. Aliran listrik akan berhenti ketika sudah sampai batas waktu penggorengan yang dipilih pengguna.

Selain thermostat dan timer, deep fryer keluaran Eropa bahkan ada juga yang sudah dilengkapi denga sensor uap. Jika uap yang dihasilkan dari hasil pengorengan dianggap sudah terlalu banyak, aliran listrik bisa putus seketika. Saat uap sudah menghilang, cara menghidupkan lagi deep fryer ini hanya dengan menekan tombol reset yang biasanya berada di bagian belakang perangkat.

Uap keluar terlalu banyak terjadi lantaran beberapa hal. Misalnya, suhu yang terlalu panas. "Penggunaan minyak bekas berkali-kali juga bisa menimbulkan uap yang banyak," ungkap Wisnu.

Ketika digunakan untuk menggoreng bahan makanan, Wisnu bilang, deep fryer tak akan menyebarkan rasa dan aroma pada bahan makanan yang digoreng. Hal yang sama juga terjadi ketika dua bahan makanan berbeda digoreng bersamaan. "Dugaan saya, bahan pembuat deep fryer itu memang bisa menyebabkan begitu," kata Wisnu.

Pembersihan dan perawatan deep fryer ini juga tidak rumit. Beberapa merek ada yang mendesain bagian dalamnya bisa dilepas dari badan deep fryer sehingga lebih gampang dicuci.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test

Terbaru