Obat rindu memotret

Senin, 04 September 2017 | 14:38 WIB   Reporter: Arsy Ani Sucianingsih
Obat rindu memotret


FAKHRI HILMI - tangan Fakhri Hilmi sudah gatal memegang kamera. Maklumlah, Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 2A ini nyaris tak sempat lagi bergelut dalam hobinya, fotografi, selama lima tahun terakhir.

Fakhri aktif berburu momen pada kisaran tahun 2000. Pria yang lahir tahun 1970 ini pun rajin mengunggah hasil jepretannya ke sebuah situs jual-beli foto online, kala itu. “Saya senang posting karena karya saya bisa diapresiasi dan dilihat orang,” jelas Fakhri.

Nah, saat pekerjaan menyita sebagian besar waktunya seperti belakangan, Fakhri berselancar di dunia maya demi melepas kerinduannya pada fotografi. Selain melihat karya orang lain, ia juga gemar cuci mata melihat kamera baru yang ditawarkan di etalase e-commerce. “Saya juga langganan majalah foto untuk melepas rindu,” tutur pria berdarah Minang ini.

Fakhri sempat punya pengalaman tak sedap dari hobi memajang hasil karyanya. Ada fotonya yang dipergunakan tanpa izin. “Waktu itu di Facebook, saya tegur tapi malah saya yang dimarahi karena menurut si pengambil itu haknya dan foto di Facebook milik publik,” tutur Fakhri geli.

Bagi Fakhri, pengakuan atas hasil karyanya lebih penting daripada imbalan komersial. “Yang penting apresiasi,” ujar pria yang gemar memotret lanskap dan berbagai bangunan, termasuk rumah adat. Setelah beban pekerjaannya menyusut, Fakhri berencana untuk serius lagi menyelami dunia fotografi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bagus Marsudi

Terbaru