Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Bukan hanya demi kebugaran, olahraga juga terbukti berperan penting dalam mencegah penyakit degeneratif. Termasuk osteoporosis yang diam-diam mengintai banyak orang.
Fakta menunjukkan, dua darilima penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis . Pada laki-laki, sekitar 1 dari 5 berisiko terkena osteoporosis . Namun pada perempuan, angkanya jauh lebih tinggi: 1 dari 3 wanita berusia 50 tahun ke atas diperkirakan menderita osteoporosis.
dr. Tirza Z. Tamin, Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) menjelaskan, perempuan memang lebih rentan terkena osteoporosis. Terutama setelah menopause akibat menurunnya kadar estrogen yang penting dalam metabolisme tulang.
"Pencegahan sebaiknya dilakukan sejak dini dengan gaya hidup aktif, seperti berjalan 10.000 langkah setiap hari dan tentu olahraga rutin. Aktivitas sederhana ini dapat membantu menjaga kepadatan tulang, sendi, dan otot, sekaligus mengurangi risiko patah tulang di kemudian hari," kata Tirza, dalam rilis ke Kontan.co.id, Kamis (11/9).
Studi menunjukkan bahwa wanita menopause yang tidak rutin berolahraga memiliki risiko osteoporosis 4,67 kali lebih besar dibandingkan mereka yang teratur berolahraga . Secara biologis, olahraga teratur memberi tekanan alami pada tulang. Sehingga merangsang tubuh untuk menyimpan lebih banyak kalsium, meningkatkan kepadatan tulang, dan mengaktifkan sel pembentuk tulang baru.
Proses ini menyebabkan tulang lebih kuat, sementara otot dan sendi pun tetap terjaga fungsinya. Maka, aktivitas sederhana seperti jalan 10.000 langkah bukan hanya melatih stamina, tetapi juga bekerja langsung memperkuat struktur tulang.
Berdasarkan jurnal kesehatan ilmiah internasional menunjukkan bahwa jumlah langkah harian berbanding lurus dengan manfaat kesehatan.
Dibandingkan kelompok yang paling sedikit berjalan, yaitu rata-rata 3.553 langkah per hari. Mereka yang mencapai rata-rata 10.901 langkah per hari memiliki risiko kematian dini 40% hingga 53% lebih rendah dalam kurun waktu tujuh tahun .
Jalan 10.000 langkah atau melakukan aktivitas fisik secara rutin juga melatih tulang, otot, dan pembuluh darah agar tetap berfungsi optimal.
Baca Juga: 5 Manfaat Olahraga Voli untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Kurangi Risiko Osteoporosis
Selain itu, semakin banyak bergerak berarti semakin sedikit waktu duduk, yang terbukti berkaitan dengan berkurangnya risiko kekakuan sendi, gangguan metabolisme, hingga penurunan harapan hidup. Dengan kata lain, langkah kecil yang konsisten setiap hari dapat memberi dampak besar bagi kesehatan jangka panjang.
Yauwanan Wigneswaran, Presiden Direktur Fonterra Brands Indonesia menyatakan, Anlene mengajak masyarakat Indonesia untuk aktif bergerak dan menjaga kesehatan tulang, sendi, serta otot.
"Melalui kampanye OsteoWalk 10.000 Langkah, yang telah lama kami gaungkan, Anlene ingin terus mendorong masyarakat menjadikan 10.000 langkah sebagai kebiasaan harian yang sederhana, mudah dilakukan, dan bermanfaat besar," ujarnya.
Selain aktif bergerak, pola makan sehat dan asupan nutrisi lengkap juga menjadi faktor kunci. Haryadi Raharjo, Scientific & Nutrition Manager Fonterra Brands Indonesia menambahkan, kepadatan tulang mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun, kemudian bertahan hingga 10 tahun berikutnya. Sehingga pemenuhan nutrisi seperti kalsium dan vitamin D sangat penting di fase ini.
Setelah usia 40 tahun, kepadatan tulang memang menurun secara alami, tetapi dengan nutrisi yang tepat prosesnya bisa diperlambat . Orang dengan kepadatan tulang tinggi terbukti memiliki risiko lebih rendah terkena osteoporosis dan patah tulang.
"Karena itu penting selalu mengupayakan menjaga kesehatan, tulang, sendi dan otot agar tetap aktif bergerak di masa lansia," timpal Haryadi.
Selanjutnya: 3 Manfaat Teh Hijau untuk Diet Menurunkan Berat Badan
Menarik Dibaca: 3 Manfaat Teh Hijau untuk Diet Menurunkan Berat Badan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News