Pakai deodoran di pagi hari tak efektif

Jumat, 23 Oktober 2015 | 16:15 WIB Sumber: Kompas.com
Pakai deodoran di pagi hari tak efektif


JAKARTA. Setiap orang memiliki jadwal rutin di pagi hari.

Kebanyakan memiliki ritme yang dimulai dari bangun tidur, mandi, lalu menggunakan deodoran sebelum berpakaian.

Tampak tak ada yang salah dengan kebiasaan ini.

Namun menurut ahli dermatologi, memakai deodoran di pagi hari dinilai kurang bahkan tidak efektif untuk mencegah keringat keluar.

Terlebih pada mereka yang banyak melakukan aktivitas di luar ruang.

“Tanpa sadar, kita selalu mencoba mencari cara yang paling efisien dalam melakukan sesuatu, termasuk menggunakan deodoran yang mengandung antiperspirant. Ternyata, antiperspirant benar-benar bekerja dengan baik dan menghasilkan hasil terbaiknya bila diaplikasikan saat malam sebelum tidur. Namun, hampir tidak ada yang melakukannya,” ungkap Jeffery Dover, MD, ahli dermatologi di Boston, dikutip dari greatist.com..

Secara teknis, deodoran dan antiperspirant adalah dua hal yang berbeda.

Deodoran pada dasarnya ialah penyegar aroma tubuh dengan hasil seperti  “sehabis mandi” dalam beberapa jam ke depan.

Sedangkan, antiperspirant bekerja untuk menekan produksi keringat pada tubuh melalui senyawa aluminium yang menutup saluran keringat sehingga tubuh, terutama ketiak tetap kering.

Sayangnya, memakai antiperspirant di pagi hari ibarat membendung air yang sudah lebih dulu mengalir deras.

Sehingga, bukan tidak mungkin keringat akan tetap keluar tak lama setelah Anda memakainya.

Menurut A. Yasmine Kirkorian, MD, asisten profesor dermatologi di George Washington University’s School of Medicine and Health Science, ada baiknya menggunakan antiperspirant saat malam.

Karena, saat itulah produksi keringat menurun. Dengan kata lain, kita telah membangun bendungan sebelum air banjir datang.

“Beberapa produk sebenarnya sudah menyarankan untuk menggunakan antiperspirant saat malam atau sebelum tidur. Dan untuk hasil yang maksimal, Anda mungkin bisa menggunakannya kembali di pagi hari,” papar Soheil Simzar, MD, seorang dokter kulit di Santa Clara.

(Ayunda Pininta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru