Pasar ponsel Android melesat bak meteorit

Rabu, 30 Maret 2011 | 09:14 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, 28 Maret - 3 April 2011
Pasar ponsel Android melesat bak meteorit

ILUSTRASI. Warga berjemur dan berolahraga di kawasan Petamburan, Jakarta, Selasa (14/04).


Ponsel yang mengusung sistem operasi Android tampil menjadi fenomena baru. Ponsel ini kini membanjiri pasar domestik. Selain fiturnya, rentang harga yang lebar, mulai dari Rp 1 jutaan hingga Rp 5 jutaan, menjadi daya tarik tersendiri.

Belakangan ini, gerai-gerai di pusat penjualan telepon seluler (ponsel) berlomba memajang gambar robot hijau. Tapi, jangan salah, gerai ponsel itu bukan mengganti menu dagangan menjadi robot mainan anak, lo. Robot hijau itu tak lain adalah logo sistem operasi atau operating system (OS) Android.

Ya, kini, ponsel yang mengusung OS Android memang tengah menjadi primadona. Selain iPhone dan BlackBerry yang sangat laris, ponsel Android juga menjadi dagangan favorit.

Lihat saja senyum para penjual handphone di ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan, atau di Mal Ambasador. Kini, mereka mulai merasakan legitnya berjualan ponsel Android. Anna Restiana, pengelola gerai Sentra Ponsel di ITC Permata Hijau, menyebut, akhir-akhir ini, penjualan ponsel Android melonjak, terutama handphone Android merek Samsung.

Anna mengaku, sejak awal tahun ini, saban bulan, dia bisa menjual 30 unit Samsung Galaxy Ace seharga Rp 3 juta. Bahkan, Samsung Galaxy Mini seharga Rp 1,6 juta, rata-rata laku dua unit per hari atau sekitar 60 unit per bulan. “Laris karena harganya semakin murah,” cerita Anna girang.

Pengakuan serupa meluncur dari mulut Yonaldi, petugas front office Telesindo Shop di mal yang sama. Ia mengakui, penjualan ponsel Android tumbuh jauh lebih tinggi dibanding dengan ponsel jenis lain. “Sehari bisa menjual tiga unit,” ujar Yonaldi. Khusus untuk produk Android Samsung Galaxy Ace, toko spesialis ponsel ini bisa menjual 20 unit per bulan.

Demam Android juga dirasakan oleh penjual ponsel di Mal Ambasador. Rina, pemilik Star Selular, mengungkapkan, kini semakin banyak pembeli yang menanyakan ponsel Android, terutama yang harganya di bawah Rp 2 juta. Star Selular sendiri banyak menjual produk Android murah seperti Samsung Galaxy Mini dan Sonny Ericsson Xperia. “Sehari bisa menjual satu ponsel Android,” pungkasnya.

Peritel ponsel besar, Oke Shop, juga ikut merasakan kerasnya dering penjualan ponsel Android. Direktur PT Trikomsel Oke Tbk Ellianah Wati Setiady mengakui, ada lonjakan penjualan ponsel Android di gerai Oke Shop. Sayang, ia tidak ingat persis angka kenaikan penjualan ponsel robot hijau itu. Hanya saja, “Jumlahnya belum besar karena stok Android tidak banyak,” kata Ellianah.

Tak cuma di Jakarta, demam Android juga melanda Bandung, Jawa Barat. Ary Malik, pemilik toko I-Gadget di Bandung Elektronic Center, mencermati, permintaan ponsel Android terus naik. Menurut hitungannya, permintaan Android bisa naik sekitar 20%–50% per bulan. “Kalau dibanding tahun lalu, kenaikannya bisa dua kali lipat,” ujar Ary lagi.

Menurut Ary, produk ponsel Android yang paling dicari konsumen di tokonya adalah HTC Wildfire. Produk itu paling laris di kelas low end. Sementara, di kelas high end, yang laris adalah HTC Desire HD. “Penjualan Desire HD bagus meski harga nya premium,” imbuh Ary, tanpa mau menyebut angka.

Pengakuan para pedagang itu sejalan dengan data Internasional Data Corporation (IDC) Indonesia. Lembaga riset pasar ini menyatakan pasar ponsel Android tumbuh pesat. Fajar Hidayat, Market Analyst IDC Indonesia, mengungkapkan, selama setahun terakhir, pasar ponsel Android telah tumbuh 100%. Pertumbuhan yang pesat ini bisa mengancam ponsel jenis lain. Meskipun demikian, “Android masih di urutan ketiga di bawah ponsel (OS) Symbian dan BlackBerry,” ujar Fajar.

Melihat lonjakan sedemikian besar, IDC meramal, tak menutup kemungkinan, ponsel Android bisa mengalahkan kejayaan Symbian dan BlackBerry. IDC memperkirakan, pada tahun 2014 nanti, ponsel Android bakal merengkuh 51,2% pasar ponsel global.

Banjir produk baru

Menurut Fajar, ponsel Android yang menggunakan sistem operasi open source menjadi magnet utama bagi konsumen. Sebab, pembeli bisa mengoprek sendiri ponselnya. Selain itu, para vendor rajin mengeluarkan produk-produk terbaru, mengimbangi perkembangan versi OS Android yang sangat pesat.

Eka Anwar, Head of Marketing HHP Business PT Samsung Electronics Indonesia, mengungkapkan, penjualan sembilan produk ponsel Android besutan Samsung memang menunjukkan hasil yang bagus. Itulah sebabnya, Samsung ketagihan mengeluarkan produk baru. Di tahun ini, misalnya, Galaxy bakal punya adik baru yang konon lebih canggih. “Ada beberapa produk ponsel keluarga Galaxy yang akan diluncurkan lagi,” ujarnya.

Sonny Ericsson, dengan andalan seri Xperia, juga segera meluncurkan produk terbarunya. Djunadi Satrio, Head of Marketing Sony Ericsson Indonesia, mengungkapkan, empat produk Xperia, yakni Sony Xperia Arc, Xperia Pro, Xperia Xplay, dan Xperia Neo, bakal menyerbu pasar secara bersamaan pada April nanti.

Untuk harga, Djunaidi menyatakan, Xperia Arc akan dilepas di harga Rp 5,5 juta. Namun untuk promosi, Arc bisa dipesan dari sekarang di Senayan City dengan harga Rp 4,9 juta per unit. “Program preorder dengan inden,” ujar Djunaidi setengah berpromosi.

Cerahnya pasar ponsel Android tentu tak lepas dari sorotan produsen ponsel China. PT Huawei Tech Investment (HTI) juga ikut menjajal produk Android. Salah AHA Touch yang dibundel dengan layanan akses internet AHA milik Bakrie Telecom. “Tahun ini akan ada lagi tiga produk Huawei Android terbaru,” ujar Riadi Sugihtani, Marketing Director Huawei.

Produsen lokal, seperti TiPhone Mobile Indonesia dan IMO, juga turut bersaing di pasar low end. TiPhone telah merilis dua ponsel Android seri A85 dan A88 seharga Rp 1,5 jutaan. Sedangkan IMO hadir dengan ponsel Android IMO 6010 seharga Rp 1,9 juta.

Tahun ini juga, pemain di ponsel Android akan bertambah. Salah satunya Polytron. Pabrikan elektronik milik Grup Djarum ini bakal merilis dua seri ponsel Android. “Dua minggu lagi bisa dibeli di pasar,” ujar Santo Kadarusman, Public Relations & Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi, produsen Polytron.

Santo yakin, dua ponsel Android Polytron ini bakal dibeli konsumen karena harganya tak terlalu mahal. Menurut Santo, ponsel Android Polytron ini bisa dipakai nonton televisi. Tentu saja, kualitas audio kedua ponsel ini akan semerdu produk-produk audio Polytron lainnya.

Nah, jika tertarik ikut memburu si robot hijau Android, sebaiknya, Anda mulai menyeleksi produk yang sesuai kebutuhan Anda. Soal harga tak perlu cemas. Kisaran harga Android sangat lebar. Ada banyak ponsel Android yang dijual di bawah Rp 2 juta per unit. Ada pula yang harganya sekitar Rp 3 juta sampai Rp 4 juta atau lebih.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test

Terbaru