​Sejarah mi instan, diciptakan pendiri Nissin usai Perang Dunia II

Kamis, 01 Oktober 2020 | 15:14 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Sejarah mi instan, diciptakan pendiri Nissin usai Perang Dunia II


SEJARAH - Sejarah mi instan lahir di Jepang pada 1958, atau 10 tahun setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Mi instan pertama kali diciptakan oleh Momofuku Ando yang juga menjadi pendiri perusahaan mi, Nissin. 

Dirangkum dari World Instant Noodles Association, pengusaha Taiwan-Jepang ini membuat mi instan dengan mengeringkan mi, dikukus, dan dibumbui dalam minyak panas hingga kemudian "ramen ayam", mi instan pertama di dunia berhasil dia ciptakan. 

Ando telah memungkinkan produksi massal mi instan dengan menetapkan seluruh proses produksi mi secara industri. Mulai dari pembuatan mi, pengukusan, bumbu, hingga dehidrasi dalam panas minyak.

Produk yang siap disantap hanya dalam dua menit dengan menambahkan air mendidih itu dijuluki "ramen ajaib", dan langsung menjadi sensasi populer. Momen itu juga didukung dengan kemunculan televisi sebagai media baru akan mengubah pola konsumsi masyarakat secara drastis. 

Baca Juga: BPOM: Mie instan hingga minuman instan wajib cantumkan informasi asupan nilai gizi

Sejarah mi instan

Sejarah mi instan tak bisa dilepaskan dari Momofuku Ando, penemu mi instan

Dikutip dari BBC.com, Perang Dunia II membuat penduduk Jepang yang selamat menjadi kelaparan. Sementara Momofuku Ando, seorang pengusaha yang mengalami kebangkrutan, mulai merintis kembali bisnis yang sempat anjlok lantaran PD II.

Sejarah mi instan pun dimulai saat Ando gigih untuk membangun kembali reputasi dan kekayaannya. Hal itu membuat Ando dihubungi oleh Kementerian Pertanian Jepang, 10 tahun setelah Perang Dunia II berakhir.

Mereka memberitahu Ando bahwa Pemerintah Jepang ingin mendorong warganya untuk mengonsumsi lebih banyak tepung gandum dari Amerika Serikat (AS). Pada saat itu, tepung gandum menjadi komponen utama dalam bantuan AS. 

Ando pun teringat, ketika perang berakhir, dia pernah melihat antrean panjang pekerja yang dengan sabar menunggu untuk diberikan semangkuk sup ramen hangat. 

Ando berpikir, apa yang dibutuhkan adalah versi cepat saji dan modern dari comfort food para pekerja itu. Pada usia 48 tahun, Ando mengubah dirinya menjadi seorang penemu makanan yakni mi instan. 

Baca Juga: Permintaan mi instan meningkat, Indofood (INDF) mengerek kinerja pada semester I-2020

Muncul cup noodles 


Cup Noodles Nissin, taklepas dari sejarah mi instan

Meski mi instan sangat populer, penjualannya pernah menurun. Kemudian, pada 1971, mulai muncullah "Cup Noodles" untuk menggairahkan kembali pasar mi instan yang mulai jenuh. 

Fitur yang membedakan produk ini adalah mie beraroma ditempatkan dalam wadah styrofoam bersama dengan bumbu kering-beku ,seperti udang, babi, telur dan sayuran. Dan, produk tersebut diluncurkan sebagai mi instan yang benar-benar baru. 

Cup Noodles lebih dari sekadar mi instan yang terkandung dalam kemasan styrofoam. Produknya merevolusi seluruh industri makanan olahan. 

Produk inovatif ini menggabungkan tiga fungsi berbeda yakni bahan pengemas saat berada di rak toko, kompor saat air mendidih dituangkan, dan mangkuk saat makan mi. Itu adalah makanan olahan, di mana konsep yang sama sekali baru diwujudkan.

Baca Juga: 5 varian mi Instan lokal dengan rasa pedas: mie goreng Bon Cabe, Indomie ayam geprek

Penyebaran mi instan pertama ke Asia dan kemudian ke Amerika hingga Eropa. Mi instan pun telah diterima secara global. Apalagi, dengan naiknya tingkat pendapatan di negara berkembang pada tahun 1990-an, konsumsi pun meningkat pesat.

Di tengah pertumbuhan pasar yang pesat, Ando khawatir persaingan yang terlalu ketat dapat menyebabkan masalah kualitas dalam skala dunia.

Untuk menghindari terulangnya insiden tersebut, seperti yang terjadi di Jepang pada awal 1960-an, Momofuku mengusulkan pembentukan asosiasi industri global sebagai platform keamanan pangan bagi produsen mi instan terkemuka dunia. 

Oleh karena itu, Asosiasi Produsen Ramen Internasional (IRMA) dibentuk, dan pertemuan perdana yang diadakan di Tokyo pada tahun 1997 dihadiri oleh 10 produsen dan satu asosiasi industri. 

Untuk tujuan peningkatan kualitas, IRMA memprakarsai Standar CODEX untuk mi instan, yang akhirnya diadopsi pada Codex General Assembly pada tahun 2006.

Selanjutnya: Indomie, gurita bisnis Salim Group, dan kekayaan pemiliknya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani

Terbaru