Serasa Menjadi Pendekar Naik Motor Berbodi Kekar

Minggu, 06 September 2009 | 00:13 WIB   Reporter: Fransiska Firlana

0905m1_28_dokpri_ninja250cc2PARA PENGHUNI kota besar seperti Jakarta tentu sudah terbiasa melihat rombongan besar konvoi sepeda motor yang bentuknya tidak lazim. Besar dan gagah, dengan roda-roda tebal yang seolah-olah ingin menaklukkan seluruh jalanan. Bagi sang pemilik, mengendarai motor besar ini serasa bisa meningkatkan status sosial dan gengsi mereka. Maklum, harga motor besar memang tidak murah. Tengok saja harga Harley Davidson, Ducati, atau motor-motor besar keluaran pabrikan Negeri Matahari Terbit. Jelas tidak ada yang harganya belasan juta rupiah. Padahal, sebetulnya ada juga motor besar – istilah populernya moge – yang harganya tidak sampai ratusan juta rupiah, tapi tetap menampilkan kesan gagah. Contohnya Kawasaki Ninja 250R (N250R), yang banyak pula penggemar fanatiknya. N250R adalah varian terbaru bikinan Kawasaki. Para pecinta Kawasaki yang sudah hampir 20 tahun ini menunggu kehadiran si motor jantan ini. Karena itu, tak heran, begitu PT Kawasaki Motor Indonesia melempar N250R ke pasar, pembeli langsung bernafsu mengerubuti. Dagangan N250R ini laris manis lantaran kasak-kusuk soal kedatangan motor berbodi bongsor ini sudah bergaung sejak 2007. Kabar angin tentang N250R mendorong pecinta Kawasaki Ninja mencari informasi seluk-beluk motor ini. Mereka juga memasang telinga ketika pada Desember 2007 perwakilan Kawasaki Indonesia bertolak ke Thailand, tempat N250R diproduksi. Tentu, mereka pun segera menyiapkan doku untuk bisa membelinya. Tak terkecuali Taufik Hidayat, penggemar motor yang bekerja sebagai karyawan di penerbitan dan percetakan di Bogor. “Ini terobosan dari Kawasaki. Karena spek motor ini beda banget, motor DOHC 2 silinder,” ujar Taufik. Taufik tak berlebihan kalau memuji habis motor favoritnya. Itu lantaran sampai tahun 2008 baru ada satu jenis motor yang mengusung mesin berteknologi DOHC 1 silinder di Indonesia, yakni Suzuki Satria 150 cc. “Saat itu, hanya Satria yang bisa dibilang paling hebat,” tutur Taufik, antusias. Dengan mengusung DOHC 2 silinder, motor empat langkah parallel twin ini mampu menghasilkan tenaga hingga setara 249 cc. Dengan spesifikasi seperti itu, N250R lincah melaju di dalam kota dan nyaman saat dipacu ke luar kota. Bahkan, dengan tenaga maksimum ?30 pk yang dihasilkan pada 11.000 putaran per menit (rpm), penunggang N250R merasa seperti pembalap profesional. Harapan para pecinta Kawasaki Ninja kesampaian ketika pada Januari 2008 Kawasaki Indonesia memutuskan mengimpor N250R ke Indonesia. “Tapi belum ada berita resmi dari Kawasaki,” kenang Taufik. Toh, keputusan Kawasaki itu sudah menjadi berita hangat di internet dan blog pecinta motor sport. Taufik juga yang menjadi salah satu blogger yang paling getol menyebarkan informasi seputar N250R. Tak hanya itu. Bapak dua anak ini merupakan orang pertama yang memesan N250R sejak Kawasaki mengumumkan kepastian motor Ninja masuk Indonesia pada Februari 2008. Selanjutnya, Taufik semakin getol berbagi informasi seputar motor seharga Rp 44,9 juta ini. Karena rasa penasaran yang begitu besar, pecinta N250R bertemu di dunia maya. Pada April 2008, Taufik membuat milis. “Tapi, karena milis kurang praktis, maka saya membuka forum di internet,” kata Taufik. Peminat forum tersebut semakin banyak meskipun pesanan motor N250R masih inden. Setelah cukup lama menunggu, N250R sampai juga di tangan pemesan pada Juni 2008. “Saya tidak membeli kucing dalam karung. Karena informasi di internet tentang performa motor ini memang benar alias tidak mengecewakan,” ujar pemilik N250R hijau ngejreng ini. Sehabis membeli, rupanya para pemilik N250R itu tergerak untuk saling bertukar cerita. Hingga, pecinta N250R yang sudah berkenalan di dunia maya memutuskan untuk kopi darat di Kelapa Dua, Depok. Dalam pertemuan itu, mereka sepakat membentuk komunitas Kawasaki N250R. “Kami langsung merumuskan struktur pengurus,” kata Taufik. Tak cuma di Jakarta, komunitas-komunitas Kawasaki Ninja 250R ini juga bermunculan di Bogor, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, dan Bali. “Sampai saat ini memang belum terpusat. Karena keterbatasan jarak, maka komunitas darat ini masih dibagi per wilayah,” ujar Sigit Hariyanto, Ketua Umum Indonesia Ninja 250R. 0905m1_28_dokpri_ninja250cc1Di Jakarta sendiri, komunitas Ninja 250R dibagi dalam beberapa cabang. Komunitas Kawasaki Ninja 250R Jakarta resmi berdiri pada Juli 2008 dengan jumlah anggota 400 orang. Putut Widodo, salah seorang penggiat komunitas Ninja 250R asal Bogor, memaparkan bahwa anggota komunitas di Bogor tercatat sebanyak 30 orang. “Kebanyakan anggota bekerja di bidang teknologi informasi,” ujar Putut, pemilik Ninja 250R berwarna merah. Setiap wilayah atau basis memiliki kegiatan berbeda. “Kalau basis kami biasa ngumpul di Lodaya, Bogor, setiap Jumat malam,” kata pengusaha ekspor impor batubara itu. Namun, sesekali semua wilayah berkumpul di Senayan City, Jakarta, saat ada acara tertentu. Sigit menambahkan, hampir seminggu sekali para penggemar N250R berkumpul untuk berbagi informasi seputar motor mereka. Selain menceritakan pengalaman berkendaraan, mereka juga sering berbagi informasi soal tempat membeli suku cadang si Ninja Besi ini. Dengan berbagi informasi, anggota komunitas bisa membuat pertimbangan sebelum belanja suku cadang atau aksesori. Tak cuma harga, tapi juga referensi tempat belanja yang tepat. “Wadah kopi darat jadi sangat penting, meski sebenarnya kami bisa berbagi lewat forum internet,” kata Sigit, pemilik N250R warna hitam. Seperti kebanyakan komunitas motor, komunitas N250R juga sering jalan-jalan (touring) untuk menjajal kemampuan motor secara maksimal. Bukan hanya di jalanan atau sirkuit, motor juga mereka jajal di pegunungan yang penuh tanjakan. “Motor ini tangguh, bisa diajak ke medan apa saja,” ujar Sigit. Paling jauh, komunitas Ninja 250R Jakarta pernah menjajal motor mereka touring hingga Pulau Bali. Kesempatan itu sekaligus mereka manfaatkan untuk menjalin pertemanan dengan komunitas serupa di basis Pulau Dewata. Memperluas bisnis Selain itu, komunitas yang bermarkas di Cipulir, Tangerang, ini juga sering menggelar kegiatan safety riding. “Motor ini motor cepat, jadi pengguna butuh informasi tentang mengendarai dengan aman,” kata Sigit. Kegiatan ini biasanya mereka gelar dua bulan sekali di Sirkuit Sentul, Bogor. Tak cuma kegiatan yang berbau motor, penggemar Ninja ini juga menggelar bakti sosial, seperti menolong korban bencana Situ Gintung, Ciputat, beberapa waktu lalu. “Kami semakin merasakan pertemanan dan kekeluargaan,” tandas Sigit. Komunitas ini pun tidak mengikat anggota, sehingga anggotanya juga bebas bergabung di komunitas motor lain. “Kalau mau bergabung cukup bayar Rp 50.000, untuk keperluan kartu anggota atau pembuatan stiker. Kami juga tidak mengenakan iuran wajib, hanya sukarela. Itu pun kalau ada event,” imbuh Putut. Selain penyaluran hobi, komunitas Kawasaki N250R bisa menjadi ajang memperluas jaringan bisnis. Putut bilang, beberapa temannya di komunitas N250R yang memiliki bengkel kini kedatangan pelanggan baru. “Ada tawaran diskon khusus untuk sesama anggota komunitas,” tambah Putut. Bahkan, sebagian anggota komunitas mendapatkan peluang bisnis baru, yakni berjualan onderdil Kawasaki. “Ada yang pergi ke Thailand mencari onderdil atau aksesori dan dijual di sini,” imbuh Taufik. Memang, untuk mendapatkan suku cadang dari dealer, pemilik N250R mesti menunggu. Tapi, sekarang pecinta N250R bisa mendapatkan onderdil dengan mudah. “Lihat saja, di forum kami banyak penawaran,” cetus Taufik. Termasuk juga promosi kafe baru.

Memodifikasi Juga Seru TIDAK SEMUA anggota komunitas Kawasaki Ninja 250R bisa mengikuti seluruh kegiatan lantaran keterbatasan waktu. Karena itu, mereka memilih menghabiskan waktu yang tak banyak itu dengan memodifikasi motor tunggangannya. Putut Widodo, anggota komunitas Kawasaki N250R asal Bogor, misalnya, sering tersita urusan pekerjaan dan bisnis di luar kota. Alhasil, ia hanya sempat mengendarai Ninja 250R miliknya sekali dalam seminggu. “Seringnya ke gunung, sekalian manasin mesin,” ujar Putut. Di sela kesibukannya, Putut mengaku masih sempat mendandani N250R merahnya dengan onderdil atau aksesori agar tampil menawan. “Saya sudah mengeluarkan duit sebanyak Rp 7 juta untuk memoles motor tersebut,” kata Putut. Selain Putut, anggota lain seperti Taufik Hidayat juga tidak punya banyak waktu mengikuti kegiatan bersama komunitas. Kalau libur kerja, misalnya, Taufik mengaku lebih banyak bersama keluarga. “Saya lebih aktif berbagi informasi di internet melalui Forum N250R, karena saya yang mengurus forum tersebut,” kata Taufik yang biasa berangkat ke kantor dengan Ninja 250R kesayangannya. Tapi, untuk urusan merawat motor, Taufik tak mau asal-asalan, meskipun secara performa mesin maupun bodi N250R sudah membuat banyak orang terkesima. Supaya penampilan lebih mantap, modifikasi pun masih dibutuhkan. “Karena saya ingin tampil beda saja, biar lebih puas,” ujar Taufik. Namun, Taufik mengaku tidak begitu getol mendandani N250R kesayangannya. “Hanya memberi penutup antipanas serta mengganti seri ban dengan yang lebih besar. Biayanya hanya sekitar Rp 2 juta,” imbuh Taufik. Sementara, Sigit Hariyanto sudah merogoh kocek hingga Rp 70 juta demi membuat kinclong Kawasaki N250R tunggangannya. “Sebenarnya, tanpa modifikasi pun tampilan dan performa motor ini sudah cukup menarik dan memuaskan. Tapi saya ingin lebih,” kata Sigit. Tentu, modifikasi tetap disesuaikan dengan kebutuhan. Karena Sigit lebih suka menjajal motornya di sirkuit, maka ia mengganti sistem pengereman N250R hitamnya dengan standar MotoGP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test
Survei KG Media
Terbaru