Syar'i dan trendi dengan jilbab

Selasa, 07 September 2010 | 13:29 WIB
Syar'i dan trendi dengan jilbab
ILUSTRASI. MENEROBOS GENANGAN AIR. Kendaraan menerobos air yang menggenangi ruas jalan MH. Thamrin, Jakarta, Kamis (22/11/2018). Jangan matikan AC saat mengendarai mobil di kala hujan. KONTAN/Fransiskus Simbolon/22/11/2018

Reporter: Ario Fajar | Editor: Test Test

Jilbab memang sudah lama jadi tren di masyarakat. Menjelang Lebaran, seperti sekarang ini, peminatnya pun bertambah banyak. Maklum, mengenakan jilbab tak hanya menampilkan wajah nan islami, tapi juga menambah manis paras dan keanggunan pemakainya. Apalagi belakangan terus bermunculan aneka model jilbab yang semakin gaya.

Lihat saja betapa eloknya Inneke Koesherawati dengan jilbabnya yang beraksesories bros bling-bling. Hingga kini, model jilbab Inneke madi tren di seantero negeri. Ada pula Marshanda yang tampil menawan dalam balutan jilbab balqis yang sederhana tetapi punya perpaduan warna yang sangat dinamis.
Uniknya, beragam tren atau gaya berjilbab pun diberi nama seusai artis yang mengibarkan gaya tersebut. Namun, rumah-rumah mode juga tak ketinggalan menciptakan nama-nama jilbab tersendiri.

Sebut saja rumah mode Zoya. Menurut fashion stylist Zoya, Mayrari Arti, tren jilbab tahun ini sedikit berbeda dari tahun lalu. Jika tahun lalu para perempuan menggemari jilbab yang penuh payet, sekarang kaum muslimat gandrung dengan jilbab langsung pakai (bergo) yang panjang dan lebar. Jilbab model ini dikenal dengan sebutan jilbab Fairda Fidelina.

Jilbab Farida Fidelina terlihat lebih sopan karena lebih panjang hingga menutupi dada. Meski begitu Farida Fidelina tetap terlihat dinamis dan santai. Salah satu ciri nya adalah banyak bordir sehingga memberi kesan chic.

Zoya juga punya koleksi jilbab lain, yakni jilbab Farida Felicia yang elegan dan berkelas. "Keduanya masih menjadi primadona hingga saat ini," ujar Mayrari.

Kini berbahan katun paris

Jilbab punya sejarah panjang di muka bumi ini. Menurut berbagai bahan riset, jilbab bukan produk pakaian dari Arab, melainkan tradisi daerah Mesopotamia dan Bizantium. Di Mesopotamia, pemakai jilbab menunjukkan kelas sosial yang tinggi. Hanya wanita bangsawan yang bisa memakai jilbab. Sementara di Bizantium yang kental dengan budaya Kristen, jilbab menjadi lambang kesucian seorang perempuan.

Di era modern ini, jilbab menjadi salah satu bagian dari tren busana muslim. Di Indonesia khususnya, model jilbab berkembang pesat. Jika dulu jilbab hanya berbentuk segi empat dengan warna hitam atau putih, kini bentuk jilbab beragam dan tampil lebih modis dan berwarna warni.

Ananda, Duta Kerudung Indonesia 2010, menuturkan, pemilihan bahan jilbab yang tepat mendukung penampilan pemakai jilbab. "Bahan harus disesuaikan dengan keadaan karena jilbab merupakan fashion item sekarang," ujarnya.

Bahan jilbab kini telah bertransformasi. Jika dulu kebanyakan bahannya adalah kaos untuk acara nonformal, kini bahan jilbab dari katun paris lebih digandrungi karena cocok digunakan untuk acara-acara istimewa atau formal.

Ada pula jilbab dari sutra. Jilbab dari bahan yang halus ini pas banget untuk tampilan yang elegan, dan untuk mobilitas yang tinggi. "Dijamin, kenyamanan dalam berjilbab tidak terganggu," imbuh Ananda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

Close [X]