Tim PUBG Indonesia Berlaga di E-Sports Internasional Berlin

Selasa, 30 Juli 2019 | 07:12 WIB Sumber: DW.com
Tim PUBG Indonesia Berlaga di E-Sports Internasional Berlin


JERMAN - DW. Player Unknown’s Battle Ground (PUBG) Mobile Club Open (PMCO) atau Turnamen Terbuka PUBG Mobile digelar Estrel Arena, Berlin pada 26 hingga 28 Juli 2019. Robby Mahardika Saputra (23), Muhammad Abi Rysen (19), Made Bagus (16) dan Made Bagas (16) adalah perwakilan Indonesia dan tergabung dalam Tim Bigetron. Lima hingga delapan jam setiap harinya mereka habiskan berlatih sebelum bertanding di Berlin, Jerman. "Saya suka game ini karena bergenre first person shooter (red. tembak menembak dengan sudut pandang orang pertama). Pertempuran empat lawan empat sangat seru sampai akhir, gimana kita cari cara bisa bertahan hidup. Juga (bagaimana) perang dan strateginya.” ujar Abi, salah satu pemain.

Keempat pemain muda ini bahkan sempat menghabiskan waktu satu bulan di Cina untuk belajar strategi permainan. Tak ayal keempatnya pun turut bertanding sampai ke Eropa melawan 15 tim lainnya. "Dari turnamen di Eropa, dalam beberapa hari terakhir kita punya miskomunikasi. Tapi dari situ kita belajar dan tambah strategi baru,” ujar Bagus.

Meski sempat turun ke rangking 10 klasemen sementara hari kedua, Tim Bigetron berhasil mengejar ketertinggalannya dan menduduki peringkat kelima di akhir final. Cina berhasil menyabet juara pertama hingga ketiga lewat Top Esports, X-Quest, Elite Esports, sedangkan Thailand lewat RRQ Arena berada di posisi keempat. Juara pertama memboyong 180.000 dolar AS atau setara 2,5 miliar rupiah.

Salah satu pendukung Bigetron datang jauh dari München untuk sekadar memberikan dukungannya. "Kebetulan PMCO di Berlin dan saya suka main PUBG Mobile, karena disini orang bisa belajar taktik juga komunikasi. Saya juga masih di Jerman jadi saya sempatkan datang!” ujarnya Rendi Sutanto (30) antusias.

Mengenal PUBG Mobile

Setiap harinya sekitar 30 juta pengguna aktif mengakses PUBG pada perangkat mobile. Korporasi Korea PUBG dan Tencent meliris PUBG untuk perangkat iOS dan Android pada Februari 2018. Awal pembuatan PUBG terinspirasi dari film Jepang tahun 2000-an, Battle Royale.

Permainan dimulai saat tim meluncur dari pesawat menuju satu wilayah pertarungan. PUBG memiliki empat jenis wilayah pertarungan atau peta yang berbeda yakni Saihok, Erangel, Miramal dan Vikendi. Tiap peta punya keunikan lanskap dan tingkat kesulitannya masing-masing. Peta ini begitu penting bagi para pemain dalam penyerangan maupun pertahanan.

Seiring berjalannya waktu, peta pun akan mengecil dan mempertemukan para tim di tengah arena. Siapa yang memiliki taktik terbaik menuju lokasi strategis dan menembak jatuh lawan lebih cepat akan menjadi pemenang dan mendapat "Chicken Dinner".

Trend E-Sports yang melonjak

Pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang kian komprehensif turut mempercepat akses internet. Inilah yang mendorong perkembangan E-Sports terutama di wilayah Asia berkembang dengan pesat.

"Ini merupakan suatu indikator digital ekonomi suatu negara itu berkembang. Setiap orang berusaha dan berprestasi lewat segmen ekonomi dan bisnis terbaru tak hanya lewat cabang E-Commerce, Financial Technology dan Start-up, tapi juga E-Sports," jelas Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, saat turut menyaksikan final PMCO.

E-Sports membantu mengasah kecepatan berpikir dalam menyusun strategi serta kemampuan berkomunikasi dalam kerja sama tim. Namun penggunaan yang tak berimbang bisa juga menimbulkan efek negatif seperti gangguan mata rabun jauh, perilaku adiktif hingga gangguan kesehatan mental. Meski Cina berhasil menduduki peringkat kesatu hingga ketiga dalam perhelatan E-Sports PUBG 2019, negara ini juga sedang gencar menerapkan Anti Addiction System pada game online lewat pembatasan jam bermain berdasarkan kategori umur.

Fatwa Haram

Beberapa waktu lalu, permainan PUBG sempat menjadi topik panas di Indonesia karena adanya wacana mengenai fatwa haram untuk game online ini. Perkembangan terakhir dari masalah ini adalah bahwa Majelis Ulama Indonesia melakukan kajian dalam yang akan dijadikan dasar pertimbangan mereka mengeluarkan fatwa.

Dikutip dari Detik News, Wakil Sekjen MUI, Muhammad Zaitun Rasmin, pada Maret 2019 mengatakan, "Jadi tentu saja hal seperti itu akan diteliti. Kita punya namanya Komisi Pengkajian. Akan dikaji lalu kemudian akan dibawa ke Komisi Fatwa," ujarnya pada Jumat (22/3/2019).

Sementara itu, masih dikutip dari Detik News, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan PUBG tidak boleh dimainkan anak di bawah umur. "Berdasarkan PM Kominfo No 11 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik, PUBG masuk kategori games 18+, artinya hanya boleh dimainkan oleh orang berusia 18 tahun ke atas," kata Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo RI Ferdinandus Setu. Oleh karena itu, dia meminta orang tua ikut berperan dengan mengawasi anak di bawah umur agar tidak memainkan game ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
Terbaru