UMN tanamkan jiwa technopreneurship kepada mahasiswanya

Senin, 02 Desember 2019 | 21:22 WIB   Reporter: Yusuf Imam Santoso
 UMN tanamkan jiwa technopreneurship kepada mahasiswanya


PENDIDIKAN - TANGGERANG. Universitas Multimedia Nusantara (UMN) terus bekomitmen menanamkan jiwa technopreneurship kepada mahasiswanya. Hal tersebut dilakukan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri kreatif. 

Rektor UMN Ninok Leksono mengatakan semakin banyak pemain di industri kreatif, semakin sengit pula persaingannya, maka peranan teknologi semakin tinggi. Namun, teknologi saja belum tentu efektif jika tidak disertai dengan jiwa technopreneurship.

Baca Juga: Jokowi minta publik beri kesempatan staf khusus tunjukkan kinerja

Ninok menyampaikan di tengah peluang kerja tradisional yang makin terbatas dan peluang baru di era digital yang makin besar, UMN terus berupaya membentuk karakter lulusan yang memiliki jiwa technopreneurship.

“Melalui pembaruan kurikulum, tata ulang metode pembelajaran seperti penerapan collaborative learning, ditambah dengan menu entrepreneurship dan juga motivasi untuk menjadi insan pembelajar yang adaptif, diharapkan mahasiswa UMN setelah lulus punya bekal untuk menjadi technopreneurship,” kata Ninok saat memberikan sambutan dalam acara Wisuda XVI UMN di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD-Tangerang, Sabtu (30/11).

Seremoni Wisuda XVI UMN berhasil meluluskan sebanyak 854 mahasiswa di mana sebagian besar dari mereka sudah bekerja dan berwirausaha sebelum diwisuda. Pada kesempatan yang sama, pegiat digital dan Founder bubu.com Shinta W. Dhanuwardoyo memaparkan bahwa saat ini peluang technopreneurship besar sekali. Untuk itu, para lulusan jangan takut untuk mencoba.

Baca Juga: Hari ini pendaftaran SNMPTN dibuka, berikut cara registrasi akun LTMPT

“Peluang technopreneurship dalam industri kreatif itu besar sekali. Tidak semua harus menjadi entrepreneur. Cobalah cara baru untuk mencari tempat yang kalian anggap cocok dengan apa yang menjadi identitas diri kalian dan juga passion kalian. Jangan takut untuk gagal, karena kesuksesan itu adalah statistic game. Kalau kita tidak mencoba, kita tidak tahu akan berhasil atau tidak,” kata Shinta.

Shinta berharap para lulusan memiliki mimpi dan berani untuk mengeksekusinya. Menurutnya dalam industri kreatif memiliki mimpi saja tidak cukup. Mahasiswa harus memiliki mimpi dan berani untuk mengeksekusinya. 

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru