Asing serbu 10 destinasi non Bali

Selasa, 17 Oktober 2017 | 11:00 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Asing serbu 10 destinasi non Bali


INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Sejumlah investor asing mulai memiliki ketertarikan menanamkan modal di sektor pariwisata. Lantaran kunjungan turis yang tahun diproyeksi empat kali lipat dari tahun lalu.

Hiramsyah S Thaib, Ketua Tim Pokja 10 Destinasi Prioritas menyebutkan hingga saat ini investor terbesar menanamkan modal berasal dari Singapura dan China. “Sekarang yang tertinggi menaruh modal dari China dan Singapura karena sasaran Kementerian Pariwisata investor asal sana,” ujar Hiramsyah kepada KONTAN, Senin (16/10).

Kawasan yang disasar dan ditawarkan ke investor asing memanglah destinasi prioritas 10 Bali baru. Sampai saat ini, Hiramsyah bilang sudah ada perkembangan yang positif terkait destinasi tersebut. Seperti kawasan Danau Toba yang dilirik investor Singapura dengan nilai investasi US$ 2,3 untuk lima proyek.

Kemudian kawasan Borobudur diminati investor Singapura, Malaysia dan Timur Tengah dengan nilai investasi US$ 560 juta di 10 proyek. Terakhir kawasan Tanjung Kelayang di Belitung yang diminati investor Singapura dengan nilai investasi US$ 62 juta untuk dua proyek. “Proyek yang akan dilakukan investor ada dua yaitu untuk membangun hotel ataupun modal untuk penunjang pariwisata daerah tersebut untuk pengembangan destinasi,” tuturnya.

Terkait pengembangan destinasi prioritas 10 Bali baru, pemerintah membutuhkan investasi US$ 20 miliar. Dana ini untuk pengembangan destinasi ataupun infrastruktur pariwisata. Hingga saat ini, baru US$ 2,9 miliar yang terkumpul. Hiramsyah menargetkan bisa mengumpulkan US$ 2 miliar lagi sampai akhir tahun 2017.

Menurutnya, semenjak pemerintah membuat 10 Bali baru, para investor langsung melakukan penjajakan. Awal destinasi yang dilirik pertama kali adalah Danau Toba yaitu dari Singapura, lalu Mandalika dari Timur Tengah dan Eropa. Ada  lagi kawasan Borobudur dan Tanjung Kelayang. “Tetapi, dari proses penjajakan tidak langsung tanam modal, proses agak melambat. Apalagi seperti kawasan Borobudur yang pembentukan Badan Otoritanya baru ditandatangani Presiden,” ungkapnya.

Meski agak melambat, Hiramsyah meyakini akan mengebut proyek investor asing ke Danau Toba, Mandalika, Borobudur, dan Tanjung Kelayang. Di luar itu, investor asing asal China juga berminat untuk investasi pengembangan pariwisata di Manado dan Sumatra Barat. “Mudah-mudahan investor Jepang juga masuk tahun 2018. Karena mereka minat ke Morotai,” tukas Hiramsyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon

Terbaru