Berburu foto lewat Komunitas Fotography 'nyetrit'

Sabtu, 23 Agustus 2014 | 14:58 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Berburu foto lewat Komunitas Fotography 'nyetrit'

ILUSTRASI. Promo JSM Indomaret Periode 10-12 Maret 2023


JAKARTA. Perkembangan teknologi digital pada masa kini semakin memudahkan aktivitas setiap orang. Salah satunya dalam dunia fotografi.

Bila sebelumnya hanya segelintir orang yang bisa melakoni kegiatan fotography, sekarang hampir setiap orang bisa melakukannya. Tak perlu harus menenteng atau memiliki kamera berukuran jombo, cukup dengan kamera ponsel saja pun, setiap kejadian unik dapat diabadikan dalam sekali jepret.

Sekarang, sudah jamak diketahui, ada banyak orang yang memotret momen-moment penting di ruang-ruang publik. Mereka ini bukanlah fotograher profesional, tapi mereka kerap menamakan diri sebagai Street Photography.

Mereka melakukan kegiatan jalanan, pasar, mal, dan tempat-tempat publik lainnya. Kamera yang digunakan sebagian besar kamera saku dan kamera telpon seluler, mereka siap berburu foto. Komunitas ini sering kerap menamakan kegiatan tersebut dengan isitilah nyetrit.

Fakih Zakaria merupakan salah seorang anggota komunitas Street Photography asal Jakarta. Sehari-hari. pria paruh baya ini bekerja sebagai Pengawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu kementerian di Jakarta. Ia mengaku telah mulai terjun dalam dunia fotograhpy sejak tahun 2007.

"Tapi pembentukan komunitas street photography mulai booming sekitar dua tahun lalu," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (22/8).

Ia bilang, ketertarikannya melakukan nyetrit berawal dari hobi memotret. Menurutnya memotret dengan gaya nyetrit merupakan sebuah pendekatan yang jujur, apa adanya, tanpa diseting atau diatur-atur.

Dalam banyak kesempatan, Fakih melakukan hobinya ini seorang diri saja. Umumnya saat berangkat kerja, dan pulang dari tempat kerja, ia kerap mengabadikan momen-moment penting yang ia tangkap sepanjang perjalanan.

Fakih juga sudah bergabung di komunitas Street Photography di Jakarta dengan menjadi Co-Founder Sidewalkers Asia. Ia bercerita, dalam komunitas ini, mereka kerap mengadakan pertemuan untuk berbagai pengalaman.

Mulai dari cara mengambil foto di jalanan, membedah foto-foto hasil jepretan mereka dan berbagi tips mendapatkan foto yang unik serta menjadwalkan hunting bareng. Acara temu komunitas ini kerap disebut arisan.

Halbet Cahyadi Putra, seorang wiraswata asal Bekasi juga salah satu penggiat dunia street photography. Ia merupakan pendiri komunitas Bingkai Ruang Publik atau disingkat bi-Ru pada bulan Maret 2013 lalu.

Halbet mendirikan komunias bi-Ru bersama teman-temannya yang hobi photogprahpy. "Setiap kali ada arisan, kami ngobrol apa saja, dan diskusi apa saja tentang foto dan bikin jadwal hunting bareng," terangnya.

Ia mengaku senang berburu foto di ruang publik dan menangkap beberapa moment yang banyak dilewati orang pada umumnya. Padahal kalau mata jeli, ada sejumlah momen unik dan menarik dari setiap kejadian berlangsung. Nah saat ini, papar Halbet, ada puluhan atau bahkan ratusan komunitas seperti ini di seluruh Indonesia.

Setiap komunitas mempunyai jaringan dengan komunitas lainnya, sehingga mereka kerap melakukan pertemuan dan sharing pengalaman. Saat ini, komunitas-komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia itu kerap dikumpulkan melalui Jambore Street Photography Indonesia (JSPI).

JSPI adalah perhelatan dari, untuk dan bagi pecinta serta pegiat street photography Indonesia. Di sini mereka membedah dan mengadakan seminar untuk membahas dan menguliti dunia street photography. Anda tertarik?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan

Terbaru