Heri Sunaryadi: Kepincut efek kuno

Rabu, 07 Mei 2014 | 13:14 WIB   Reporter: Wahyu Satriani
Heri Sunaryadi: Kepincut efek kuno

ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 1,13% ke level 6.810,32 pada perdagangan Selasa (13/12).


SAKING cintanya kepada pasar modal, Heri Sunaryadi, Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), punya hobi unik. Pimpinan salah satu Self Regulatory Organization (SRO) di pasar modal itu, gemar berburu efek atau surat berharga dari berbagai negara.

Yang menjadi incaran Heri (48) bukannya efek yang menghasilkan cuan. Pria yang sudah 15 tahun berkiprah di dunia pasar modal itu justru mencari saham atau obligasi yang memiliki nilai sejarah tinggi. Koleksi kebanggaan Heri yang akan berusia 49 tahun pada Juni mendatang adalah obligasi bertajuk Action de Cinq Cents Francs: Canal Interoceanique de Panama. Surat utang itu diterbitkan Pemerintah Perancis untuk membiayai pembangunan terusan Panama.

Saat diterbitkan di tahun 1886, obligasi itu memiliki nilai total 300 juta franc. Heri mendapatkan koleksinya ini saat berkunjung di Prancis, beberapa tahun lalu. Dia rela berburu dan menyusuri pasar loak di sepanjang sungai demi mendapatkan obligasi bersejarah itu. Heri kian gembira karena obligasi itu bisa ia tebus dengan harga 8 euro saja. "Ini luar biasa karena di tahun itu negara lain sudah terpikir untuk menerbitkan surat utang guna membiayai proyek," kata Heri.

Efek pasar modal kuno lain yang ada di koleksi Heri adalah obligasi terbitan pemerintah Jepang. Nilai sejarah efek itu tak kalah memikat. Itulah instrumen pengumpulan dana Negeri Matahari Terbit untuk membiayai kebutuhan tentaranya saat Perang Dunia II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Cipta Wahyana

Terbaru