Kali ini jangan cari kecap manis dan gula

Kamis, 02 Oktober 2014 | 19:20 WIB   Reporter: Surtan PH Siahaan
Kali ini jangan cari kecap manis dan gula

ILUSTRASI. 4 Manfaat Tidur dengan Humidifier untuk Kulit.


JAKARTA. Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata Toraja? Mungkin yang langsung terbayang di pikiran Anda: rumah adat tongkonan yang eksotis atau pesta pemakaman rambu solo yang megah sekaligus mistis.

Padahal, suku yang mendiami sebuah dataran tinggi di Selatan Pulau Sulawesi ini juga kaya dengan kuliner yang unik namun menggugah selera.

Sebut saja kapurung, makanan berkuah yang terdiri dari sagu, sayuran, ikan, dan jagung. Rasanya nikmat, apalagi disantap dalam keadaan hangat. Atau, Anda bisa menjajal pantollo pamarasan.

Hidangan yang memiliki kuah mirip dengan rawon ini berisi ikan mas goreng atau belut bakar. Rasa rempahnya betul-betul khas masakan nusantara.

Nah, untuk mencicipi masakan khas Toraja, Anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya enggak perlu jauh-jauh ke Sulawesi Selatan. Sebab di daerah Jakarta Timur, Anda bisa menemukan Rumah Makan Toraja solata yang menawarkan berbagai makanan asli Toraja.

Posisi persis kedai ini ada di Ruko Pulomas Blok 1 Nomor 3 Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur. Kalau Anda datang dari arah Pasar Senen, sebelum memasuki kawasan Terminal Pulogadung, Anda akan menjumpai Ruko Pulomas tepat di sebelah kanan jalan.

Wajah kedai ini cukup sederhana. Tapi, begitu masuk, Anda akan menemukan banyak ornamen Toraja, mulai dari pajangan dinding hingga miniatur Tongkonan. Di dalam kedai, ada enam meja yang cukup untuk menampung 24 pengunjung. Di bagian depan kedai, terdapat ruang khusus yang berfungsi sebagai dapur. Uniknya, kedai tersebut juga menempatkan dapur lain di lantai atas.

Lantaran Rumah Makan Toraja solata merupakan satu-satunya penyedia masakan toraja di Ibukota RI, kedai ini pun selalu ramai pengunjung saban akhir pekan dan hari libur nasional. Di hari-hari itu kedai ini biasanya sudah kehabisan sajian khusus seperti kapurung hanya dalam tempo tiga jam setelah buka mulai jam sepuluh pagi.

Kedai ini tutup pukul delapan malam setiap hari. Yang menarik, di kedai ini Anda bakal benar-benar merasakan masakan asli Toraja. Soalnya, Fiony, sang pemilik Rumah Makan Toraja solata, tidak mengubah standar rasa masakannya agar sesuai dengan lidah orang kebanyakan.

Sekadar gambaran umum saja, masakan Toraja identik dengan rasa gurih dan asin. Selain itu, hampir setiap masakan toraja punya tone pedas. Sudah menjadi kultur, apalagi orang Toraja pantang mencampurkan kecap manis atau gula sebagai penyedap masakan,  kata Fifi, panggilan sehari-hari Fiony.

Bagi yang senang bertualang rasa dengan kuliner nusantara, mari mulai dengan pantollo pamarasan dengan isi ikan mas goreng. Sekilas, penampilan masakan ini mirip rawon asal Jawa Timur. Kuahnya hitam pekat.

Pantollo pamarasan juga punya jenis lain yang kering alias tak berkuah. Selain ikan mas, Anda juga bisa memesan pantollo pamarasan dengan belut bakar.

Di kedai ini, seporsi pantollo pamarasan berisi setengah potong ikan mas. Potongan kulit pamarasan yang lunak seperti rebung berseliweran di antara kuah.

Oh, iya, pamarasan adalah sejenis keluak yang hanya tumbuh di Toraja. Masakan ini juga disajikan dengan daun singkong rebus plus sepiring kecil cabai hijau tumbuk bercampur perasan air lemon.

Terbilang rumit

Meski tampangnya sangar, rasa masakan ini enak. Rasa rempahnya cukup kuat dan beragam, sehingga sulit menebak apa saja yang terkandung di dalam kuah. Kuah pantollo pamarasan juga gurih dan sedikit asin.

Asyiknya, ikan mas masih kering lantaran baru dimasukkan ke dalam kuah setelah digoreng matang. Begitu disantap, tekstur ikan terasa renyah tapi berdaging lembut.

Agar makin mantap, cocol sobekan daging ikan dengan sambal cabai hijau. Dijamin, rasa pedasnya langsung membuat sensasi segar. Kulit pamarasan juga punya rasa yang unik. Ketika dikunyah, teksturnya empuk dan punya rasa tawar seperti rebung.

Agar semakin oke, jangan lupa mengganyang daun singkong yang direbus dengan garam dan rempah. Benar-benar menawarkan sensasi masakan yang sederhana namun memuaskan. Masakan ini juga punya jenis yang kering lantaran dimasak dengan cara ditumis. Rasanya juga tidak kalah enak, deh, hanya lebih pedas.

Pantollo pamarasan daging belut juga punya rasa yang sedap. Banyak pengunjung termasuk Dery yang suka masakan ini.  Tapi, jenis belutnya beda dibanding yang biasa dimakan di Toraja. “Belut di sini kecil-kecil, sementara di Toraja belut sawah asli,” ujar Dery.

Bila datang ke kedai ini, rugi rasanya bila tidak memesan kapurung. Masakan ini mirip dengan bubur ala Manado. Cuma, bahannya kaya akan sayur dan rempah. Rasa kuahnya dominan asam dan gurih dengan sedikit manis yang berasal dari butir jagung yang banyak.

Belum lagi ada sayur bayam dan rebung yang lembut, membuat makanan ini punya kandungan gizi yang banyak. Kuah kapurung juga enak lantaran bercampur daging ikan bandeng yang ditumbuk kasar. Teksturnya menjadi kental dan menawarkan sensasi tersendiri karena kehadiran sagu yang lembut lagi kenyal.

Menurut Fifi, cara membuat kapurung terbilang rumit. Itu pula yang menjadi alasan masakan ini hanya tersedia di akhir pekan. Bahan utamanya, tepung sagu yang kemudian disiram air panas. Habis itu, diaduk hingga rata dan digulung-gulung bulat kecil jadi kapurung.

Selanjutnya, tambahkan sayur bayam, rebung, kacang panjang, dan jagung. Daging ikan cakalang dan sapi juga ditambahkan bersama kacang tanah goreng yang sudah ditumbuk halus. Lalu, ada bumbu dasar, seperti bawang, belimbing sayur, serta cabai.

Untuk mencicipi satu porsi pantollo pamarasan ikan mas atau belut, harganya cukup murah, Rp 25.000. Begitu juga semangkuk kapurung, hanya perlu duit Rp 25.000. Minumannya standar, seperti air mineral dan teh manis.

Rumah Makan Toraja solata berada di Ruko Pulomas Blok 1 No. 3, Jakarta Timur Telp. 021-4723434

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan

Terbaru