Menjelajah sejarah panjang Herms

Sabtu, 07 April 2018 | 10:20 WIB   Reporter: Ghina Ghaliya Quddus
Menjelajah sejarah panjang Herms


GAYA HIDUP - JAKARTA. ADA yang istimewa dalam pembukaan kembali butik Herms yang ada di Pacific Place, Jakarta, pasca menjalani renovasi. Untuk merayakannya, peritel mode asal Prancis ini menggelar pameran bertajuk Herms Hritage-Rouge Herms.

Ini merupakan rangkaian serial ekshibisi terbaru dari Herms yang akan mereka bawa ke berbagai kota di dunia. Dan Jakarta menjadi lokasi pertama. Dalam pameran yang dikuratori Bruno Gaudichon dan Laurence Fontaine tersebut, pengunjung bisa melihat secara lengkap dan utuh sejarah House Herms yang didirikan Thierry Herms di Paris pada 1837 silam.

Pameran ini memiliki lima zona yang terhubung oleh alur kronologis yang memungkinkan pengunjung menjelajah sejarah Herms. Pengunjung bisa melihat perubahan bentuk dan warna setiap rancangan Herms dari waktu ke waktu.

Zona pertama mengusung tema The Original Crimson. Di ruang ini, pengunjung bisa melihat barang-barang koleksi pribadi dari Emile Herms, generasi ketiga Herms, yang juga President of Herms. Ada botol parfum bikinan abad ke-18, juga ceremonial military saddle atawa pelana kuda untuk upacara militer yang terbuat dari kulit asal Maroko di abad ke-19.

Ruang kedua bertajuk The Invention of a Deep Red. Pengunjung bisa menikmati serangkaian inovasi Herms awal abad ke-20. Herms menciptakan tas kulit berwarna merah untuk pertama kalinya.

Tas ikon Herms

Zona ketiga dengan tema Over the Shoulder, the Arm, or in the Hand. Di zona ini, pengunjung bakal menjumpai sederet koleksi tas yang jadi ikon Herms. Misalnya, Birkin, Evelyn, RD 50 Travel, Kellerman, Briefcase, dan Cabacity. Bukan cuma ikonis, tas-tas ini berasal dari zaman berbeda. Sebut saja, travel bag yang terbuat dari kulit domba dan katun beludru pada 1930 dan tas Birkin dari kulit buaya. Koleksi ini terlihat mewah. Meski berukuran besar, tetap mengesankan keanggunan.

Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati berbagai macam baju dan aksesori mode khas Herms. Mulai gaun koleksi tahun 1995 hingga jam tangan.

Bertema To Grace the Everyday, ruang kelima atau terakhir menampilkan lemari perhiasan dengan nuansa merah putih yang terbuat dari kayu mahoni berlapis calf skin. Almari ini cukup unik. Ketika kedua daun pintu ditutup, maka lemari itu akan terlihat seperti dompet raksasa.

Nicha, pengunjung pameran, bilang, ekshibisi tersebut cukup memberikan kesan. Perempuan 25 tahun ini yang sebelumnya hanya tahu Herms dari gambar, akhirnya bisa menikmati langsung berbagai mahakarya eksklusif tersebut. Dan tentu, dia juga jadi tahu sejarah soal Herms.

"Meskipun saya tidak mungkin memiliki koleksinya, pengalaman ini cukup menarik. Dari sini, saya bisa tahu banyak tentang Herms," ungkap karyawan salah satu perusahaan swasta di Jakarta ini.

Bagi yang penasaran dan ingin tahu seperti Nicha, silakan datang ke butik Herms di Pacific Place. Pameran yang dibuka 23 Maret lalu masih berlangsung sampai 22 April mendatang. Jangan kelewatan. nPameran ini memiliki lima zona yang terhubung oleh alur kronologis sejarah Herms.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru